Jaga Keamanan dan Ketentraman, Kapolda DIY Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi

Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se DIY tahun 2023 di Ruang Rose 3 Abadi Hotel Mal ...

September 20, 2023 - 09:30
Jaga Keamanan dan Ketentraman, Kapolda DIY Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAKapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se DIY tahun 2023 di Ruang Rose 3 Abadi Hotel Malioboro Jogja, Selasa (19/9/2023). Kegiatan ini diselenggarakan oleh FKUB DIY atas kerjasama dengan Polda DIY serta Kesbangpol DIY dengan dihadiri 60 tamu undangan.

Hadir dalam kegiatan yang dibuka Kapolda DIY antara lain Kombes Pol Tartono, Dirbinmas Polda DIY, Marcelinus Sukarno Tri Pandan Raharjo, Kepala Bidang Ketahanan Sosial, Budaya dan Ekonomi

Kesbangpol DIY mewakili Kepala Bakesbangpol DIY,  Nur Ahmad Ghojali, Analis Kebijakan Ahli Muda pada Subbagian Organisasi, Tata Laksana, dan Kerukunan Umat Beragama Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag DIY, Sidik Pramono, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama DIY), AKBP Wahyu Dwi Nugroho, Kasubdit 3 Ditintelkam Polda DIY, mewakili Dirintelkam Polda DIY dan pengurus FKUB Kabupaten/Kota se DIY.

Kapolda DIY dalam sambutanya mengatakan jika  berdirinya NKRI tidak menghilangkan keberagaman yang ada. Namun semua dirajut dalam kebersamaan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Sebagai kesepakatan dasar bernegara, FKUB dibentuk sejalan dengan tugas Polri dalam perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat tanpa terkecuali. Dalam konteks berbangsa dan bernegara mewujudkan kerukunan antar umat beragama merupakan wujud terhadap pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang meliputi Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan," ujar Kapolda.

Hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh pendiri bangsa agar Indonesia menjadi negara yang berketuhanan dan warganya dapat memeluk agama secara leluasa, tidak ada egoisme agama dengan tetap menjunjung tinggi sikap toleransi dan saling menolong. 

"Maka saya berpesan marilah kita menjunjung tinggi nilai toleransi dalam rangka menciptakan kehidupan yang aman dan tentram," sambung Kapolda.

Rakorda-FKUB-2.jpg

Lebih lanjut Kapolda DIY menyebut bahwa sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa adalah pondasi dari semua sila-sila lainnya. Sila Ketuhanan ini mengajak bangsa Indonesia untuk mengembangkan etika sosial dalam kehidupan publik, politik, dengan memupuk rasa kemanusiaan dan persatuan, mengembangkan hikmah permusyawaratan dan keadilan sosial.

"Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai Ketuhanan yang berkebudayaan yakni nilai-nilai etis. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter melahirkan bangsa dengan etos kerja yang positif, memiliki ketahanan serta kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi yang diberikan dalam rangka mewujudkan kehidupan yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur," urai Kapolda DIY.

"Kta memiliki tanggung jawab di Jogja sebagai sumber kekuatan, mari kita bekerjasama antar lintas agama dan mempromosikan sebagai kedamaian Yogjakarta untuk membangun lebih baik tanpa memandang suku dan agama. Polri siap mendukung instansi dan tokoh masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan kerukunan di wilayah DIY," lanjutnya.

Sementara Marcelinus Sukarno Tri Pandan Raharjo  mengatakan, pembangunan Yogyakarta dirancang oleh Sultan Hamengku Buwana I dengan landasan filosofi yang sangat tinggi.

Sultan Hamengku Buwana I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan dengan membangun Keraton Yogyakarta sebagai titik pusatnya. Sultan juga mendirikan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) di sisi utara keraton, dan Panggung Krapyak di sisi selatannya. Dari ketiga titik tersebut apabila ditarik suatu garis lurus akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.

"Secara simbolis, poros imajiner ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablun min Allah), manusia dengan manusia (Hablun min Annas) maupun manusia dengan alam. Termasuk lima anasir pembentuknya yakni api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta dan air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta) dan akasa (ether)," kata Marcelinus.

Maka agar semua bisa selaras seperti yang diharapkan,semua harus mengambil peran. Termasuk menghadapi tahun politik 2024 peran FKUB diharapkan dapat mewujudkan kerukunan di wilayah DIY. Pemerintah dan pemuka agama dapat berjibaku meminimalisir konflik umat beragama dengan menciptakan situasi yang damai dan toleran.

Sementara Sidik Pramono menjelaskan pinsipnya Rakorda ada 3 tujuan. Pertama, meningkatkan komunikasi antar FKUB Kabupaten/Kota dengan mengevaluasi program FKUB dalam menangani permasalahan sosial budaya agar permasalahan bisa diselesaikan secara bersama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Kedua, Mendukung dan memperkuat jaringan kerja yang memungkinkan terjadinya penguatan responsibilitas stakeholder dalam mewujudkan Ketahanan Sosial dan Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta serta penguatan strategi untuk menciptakan harmoni kerukunan agama.

Dan ketiga, Meningkatkan kolaborasi dalam membangun harmoni antar umat beragama.

"Harapan besar Rakorda dapat menghasilkan gagasan yang baik dalam merawat kerukunan di wilayah masing-masing guna membangun kedepan lebih baik," katanya.

Kegiatan Rapat Koordinasi Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se DIY ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kepada Gubernur DIY terkait permasalahan umat beragama di wilayah DIY.

Sesuai Keputusan Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 dimana FKUB berperan sebagai pemelihara dan menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow