Polbangtan Malang-Komisi IV DPR Gelar Bimtek di Bali Dorong Petani Beralih ke Pupuk Organik
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kem ...
TIMESINDONESIA, BALI – Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian merupakan bagian dari faktor utama dalam mewujudkan pembangunan di sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian (Kementan) sangat mendukung hal tersebut diatas. Kementan melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI menggelar Kegiatan Bimbingan Teknik (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan harapan dapat mewujudkan pembangunan di sektor pertanian tersebut.
Kegiatan Bimtek ini dilaksanakan Sabtu, 8 April 2023 di Taman Surgawi Resort dan Spa Karangasem, Bali.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Polbangtan Malang yang diwakili oleh Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaannya (BAAK) Polbangtan Malang, Anggota Komisi IV DPR-RI, Bupati Karangasem, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, serta dihadiri oleh 100 orang peserta terdiri dari Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat.
Tema kegiatan Bimtek yang dilaksanakan pada kali ini adalah “Solusi Kelangkaan Pupuk dengan Pupuk Organik dan Agensia Hayati Menuju Kedaulatan Pangan”.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak petani beralih ke pupuk organik atau hayati dan tidak bergantung pada penggunaan pupuk kimia.
"Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang," ucap Syahrul.
Mentan berharap pupuk organik menjadi salah satu solusi menjaga produktivitas tetap meningkat di tengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa "Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya," tutur Dedi.
Kepala BAAK Polbangtan Malang, Ugik Romadi, menerangkan bahwa menurut daya Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 petani dan penyuluh Indonesia setiap hari mengalami penurunan baik secara kuantitas dan kualitas, dari kuantitas penyuluh setiap tahun banyak yang purna tugas namun tidak diimbangi dengan jumlah rekruitmen penyuluh.
"Sekarang ini penyuluh di Indonesia kurang lebih hanya 31.000 orang. Dari sisi petani semakin hari mengalami penurunan dari 270 jt penduduk Indonesia jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian itu kurang lebih banya 40 jt orang dan yang spesifik bekerja di bidang pertanian hanya 34 jt orang atau sekitar 8% dari total jumlah penduduk. Dari 34 jt orang petani tani, petani mudanya atau petani melenialnya yg usianya antara 19 – 39 tahun hanya sekitar 2,7 jt orang atau sekitar 12% saja." ungkap Ugik.
Lebih lanjut Ugik mengatakan bahwa Komisi IV setiap tahun berupaya untuk melaksanakan kegiatan Bimtek untuk membantu mengurai permasalahan tersebut.
Anggota Komisi IV DPR-RI, I Made Urip, menyampaikan bahwa komisi IV adalah mitra Kementan, Bimtek ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh.
"Tantangan kita sekarang banyak sekali di sektor pertanian, baik itu di budidaya, pengolahan maupun pemasaran. Kedepan Bali harus bisa mengandalkan multi sektor, salah satunya sektor pertanian dalam arti luas. Kemudian untuk jumlah penyuluh yang terus menurun, komisi IV selalu mendorong penambahan jumlah penyuluh" ujar I Made Urip.
I Gede Dana, Bupati Karangasem menyampaikan kondisi Kabupaten Karangasam memiliki luas lahan kering yang sangat luas, jumlah petani muda juga mengalami penurunan di karenakan kemauan dalam bertani menurun. Selain itu hama gayas juga sangat besar seranganya di Kabupaten Karangasem. Kabupaten Karang asem memiliki potensi sapi yang cukup banyak, sehingga teknologi pengolahan pupuk menjadi hal yang penting untuk dilakukan. dengan adanya Bintek ini, Bupati berharap penyuluh mampu memperluas ilmunya sehingga mampu di aplikasikan dengan baik kepada petani.
Pada kegiatan Bimtek disampaikan materi tentang “Solusi Kelangkaan Pupuk dengan Pupuk Organik dan Agensia Hayati Menuju Kedaulatan Pangan” oleh pemateri Niken Rani.
Niken menyampaikan bahwa lemahnya penggunaan pupuk organik di sekitar petani karena masih tingginya ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia. Pupuk organik merupakan produk akhir dari suatu proses dekomposisi suatu bahan organik yang mengandung rantai karbon tinggi (selulosa, hemiselulosa dan lignin) serta dapat digunakan untuk memasak hara tanah, serta memperbaiki lingkungan tumbuh-tumbuhan. Pupuk organik mengandung hara untuk tanaman yang sangat lengkap seperti Nitrogen, Fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, boron, besi, tembga, seng dan mangan. Pemenuhan hara tanaman dengan bahan prganik dapat dilakukan dengan tiga tingkatan yaitu (pupuk organik, pembenah tanah dan agensia hayati).
Selajutnya, I Ketut Punia selaku pemateri kedua memaparkan materi tentang “Pembenah Tanah dan Agensia Hayati Mengurangi Pemakaiaan Pupuk Kimia”. I Ketut Punia menyampaikan bahwa banyak sekali tumbuhan yang menjadi sumber mikroba yang baik untuk pertumbuhan, seperti daun kelor memiliki mikroba yang mampu mengikat nitrogen, daun pisang sebagai penambat mikroba yang mampu mengikat posfat, kelapa mampu mengikat kalium.
Dengan memanfaatkan bahan organik yang sangat banyak di sekitar kita, maka sejatinya kita tidak membutuhkan pupuk kimia. Bahan organik lain yang dapat digunakan untuk pembenah tanah adalah biocarbon. Biocarbon ini adalah kayu yang dibuat menjadi arang, arang ini akan memiliki sifat pengikat bagi mikro-organisme.(*)
Apa Reaksi Anda?