Jaga Stabilitas Ekonomi, Bupati Banyuwangi Blusukan ke Sejumlah Pangkalan LPG 3 Kilogram
Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan mengatasi kelangkaan gas melon di kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan mengatasi kelangkaan gas melon di kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, melakukan blusukan ke sejumlah pangkalan elpiji (LPG) 3 Kilogram. Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan distribusi gas melon yang cukup bagi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi berkomitmen untuk mencari solusi terbaik guna mengatasi permasalahan kelangkaan gas melon di Bumi Blambangan, dan akan bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) serta Pertamina setempat untuk mencari formula yang tepat agar pasokan gas melon dapat terpenuhi dengan baik.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat mendengarkan aspirasi dari pemilik pangkalan Cupi Ardhita yang berada di Kelurahan Kepatihan. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Pada Kesempatan kali ini, orang nomor satu di Banyuwangi itu juga ditemani oleh Sales Brand Manager Pertamina Banyuwangi, Denny Nugrahanto melakukan sidak di dua pangkalan yaitu, di Pangkalan Abdul Sidiq Kelurahan Kertosari dan Pangkalan Cupi Ardhita Kelurahan Kepatihan.
Saat sidak, mereka berdialog dengan para pedagang (pemilik pangkalan) sekaligus masyarakat untuk mendengarkan masukan, keluhan dan kendala-kendala yang mereka hadapi selama kelangkaan gas melon yang mulai jarang dipasaran. Diskusi tersebut menjadi kesempatan berharga bagi para pedagang untuk menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada pemerintah daerah.
“Sidak ini merupakan langkah awal Pemkab dan Pertamina untuk memperbaiki sistem distribusi gas melon bersubsidi, supaya bisa tepat sasaran kepada pengguna masyarakat yang kurang mampu,” kata Ipuk saat melakukan sidak elpiji 3 Kg di salah satu pangkalan yang berada di kelurahan Kepatihan, Banyuwangi, Rabu, (26/7/2023).
Ipuk menyampaikan, bahwa saat pihaknya berbincang-bincang dengan salah satu dari masyarakat, ada yang mengatakan penjualan gas melon hingga berada di harga Rp30.000. Kendati demikian, menurutnya hal itu bisa terjadi saat warga tidak membeli di pangkalan resmi dari Pertamina.
“Pemerintah melalui Diskop UMP sedang melakukan pendataan masyarakat yang berhak menerima gas subsidi, sekaligus menyamakan harga dari Pertamina sesuai dengan peruntukannya atau Harga Eceran Tertinggi,” terangnya.
Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga telah membuat surat edaran terkait Aparatur Sipil Negara (ASN) dilarang menggunakan gas elpiji berukuran 3 kilogram yang peruntukannya untuk masyarakat ekonomi kurang beruntung.
“Nanti kalau ada yang lapor, ASN memakai gas melon akan kita berikan peringatan bahkan sanksi,” tegasnya.
Sementara itu, Sales Brand Manager Pertamina Banyuwangi, Denny Nugrahanto menjelaskan, penyaluran gas LPG 3 Kg di Banyuwangi masih sama dengan tahun kemarin. Bahkan, Juni 2022 dan 2023 jumlahnya juga masih sama. Menurutnya, kelangkaan ini disebabkan karena permintaan yang signifikan.
“secara nasional, kita ada kenaikan permintaan sebesar 2 persen gas 3 kilogram,” cetusnya.
Denny menambahkan, sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan gas melon di tengah masyarakat, pihaknya akan melakukan penambahan suplai ke setiap pangkalan resmi Pertamina.
“Saya sarankan masyarakat untuk membeli di pangkalan resmi, supaya tidak ada isu kenaikan harga dan kami menjual gas elpiji 3 kilogram sesuai dengan HET,” imbuhnya. (*)
Apa Reaksi Anda?