UNJ Kukuhkan 3 Guru Besar FIS dan 1 Guru Besar FMIPA
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) selenggarakan sidang terbuka pengukuhan guru besar tetap pada Kamis 23 November 2023 di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika.
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) selenggarakan sidang terbuka pengukuhan guru besar tetap pada Kamis 23 November 2023 di Aula Latief Hendraningrat, Gedung Dewi Sartika. Acara ini dihadiri langsung oleh Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ, Ketua dan sekretaris senat, para wakil rektor unj, para ketua lembaga, para dekan dan direktur pascasarjana, para kepala biro, badan kepala satuan dan pimpinan unit kerja, para pejabat lainnya di lingkungan UNJ dan para keluarga kolega, guru dan mitra guru besar yang dikukuhkan.
Adapun ke empat yang dikukuhkan hari ini berasal dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) sebanyak 3 guru besar diantaranya Prof. Dr. Muzani Jalaluuddin, DipL Geo., M.Si yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu geografi kebencanaan, Prof. Dr. Achmad Husen, M.Pd yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, dan Prof. Dr. Evy Clara, M.Si dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Keluarga, dan 1 guru besar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni Prof. Dr. Iwan Sugihartono, M.Si yang dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Fisika Material Semikonduktor.
Pada kesempatan ini Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ menerangkan kegiatan ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang ke-6 dari 22 guru besar yang dikukuhkan pada gelaran ke-2 tahun 2023.
Prof. Komarudin juga menambahkan bahwa pencapaian ini sudah sepatutnya kita syukuri bersama, bahwa menjadi Guru Besar adalah sebuah keharusan dan bahkan mestinya keniscayaan bagi para dosen. Oleh karena itu, Saya mendorong para pimpinan Fakultas agar memotivasi, mendorong, dan memfasilitasi para dosen di fakultasnya untuk menjadi guru besar. Selanjutnya, paparan orasi ilmiah dari para guru besar.
Pada orasi pertama disampaikan oleh Prof. Muzani dengan judul orasi “Esensi Mitigasi Bencana dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”. Judul ini merupakan sintesis dari hasil penelitian dan publikasi yang telah dilakukan.
Menurut Prof. Muzani, esensi mitigasi bencana dalam konsep pembangunan berkelanjutan dapat dikatakan sebagai faktor memitigasi lingkungan (environment factor), yang mutlak dilestarikan terutama dalam keseimbangan siklus dan kualitas setiap elemennya.
Berikutnya Prof. Muzani menyampaikan bahwa penanggulangan bencana bersifat multisektoral, multistakeholder, dan multibahaya, sehingga kunci suksesnya adalah koordinasi dan komando. Namun, koordinasi terkadang memiliki masalah yang kompleks dan tidak mudah untuk diselesaikan oleh satu sektor saja, sehingga kemitraan dan kolaborasi mutlak diperlukan untuk memastikan penanganan atau respon yang tepat dalam penanggulangan bencana. Dalam hal ini konsep yang perlu dilakukan adalah konsep Pentahelix di mana unsur pemerintah, akademisi, badan dan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa berkolaborasi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama dalam penanggulangan bencana.
Selanjutnya orasi kedua disampaikan oleh Prof. Husen dengan mengangkat judul “PKLH Sebagai Manifestasi Tanggung Jawab Manusia Selaku Khalifatullah Fil Ardhi dan Hamba Allah”. Prof. Husen menjelaskan bahwa pembicaraan dan diskursus tentang manusia selamanya tidak pernah dapat dilepaskan dari kedudukan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya, Allah SWT dan posisinya dalam relasi, interaksi, dan interdependensinya dengan sesama makhluk. Allah Swt. menempatkan manusia dalam posisi khalifatullah fil Ardhi sekaligus sebagai hamba Allah yang satu dengan lainnya menyatu secara terpadu (integrated).
Lanjutnya, sebagai khalifatullah fil Ardhi dan juga sebagai hamba, maka manusia harus mampu menjaga, merawat, dan memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidupnya sehingga dapat memanfaatkannya secara berkesinambungan, bukan hanya untuk masa kini tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Oleh karena itu, internalisasi nilai-nilai kebajikan yang mewujud pada sikap dan perilaku merupakan keniscayaan; Keniscayaan tersebut, salah satunya dapat dimanifestasikan dalam Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH).
Lalu pada orasi ketiga disampaikan oleh Prof. Evy dengan mengetengahkan judul “Peran Manajemen Sumber daya Keluarga terhadap Ketahanan Pendidikan Anak dalam Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045”. Prof. Evy menjelaskan bahwa manajemen sumber daya keluarga dapat menentukan ketahanan pendidikan anak. Dalam manajemen sumber daya keluarga, ketahanan pendidikan anak, salah satunya dapat ditentukan oleh unsur ekonomis, non ekonomis, dan lingkungan.
Lanjutnya, ketahanan pendidikan anak yang kuat atau tangguh berdampak terhadap keberlanjutan pendidikan dan prestasi akademik yang memadai. Ketahanan pendidikan anak yang kuat juga dapat menjadi pintu masuk bagi pengembangan karakter anak, mewujudkan sikap dan perilaku yang diperbolehkan, serta menghindari perbuatan yang menyimpang.
Terakhir orasi disampaikan oleh Prof. Iwan Sugihartono dengan judul “Lampu Dioda (LED) Berbasis ZnO: Potensi Sumber Cahaya Masa Depan Ramah Lingkungan”. Menurut Prof. Iwan, lampu LED merupakan salah satu perangkat elektronik berbasis teknologi dioda yang tersusun dari unsur maupun senyawa semikonduktor. Dalam kehidupan sehari-hari lampu LED banyak sekali dijumpai di berbagai perangkat elektronika, seperti: lampu indikator remote control, lampu hias, teknologi monitor, lampu kendaraan, dan lampu penerangan lainnya.
Selanjutnya, menurut Prof. Iwan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lampu LED terus dikembangkan, salah satunya Lampu LED berbasis ZnO. Lampu LED berbasis sambungan n-ZnO/p-ZnO merupakan lampu LED yang hemat energi dan ramah lingkungan.
“Itulah kontribusi penting dari orasi ilmiah keempat guru Besar dari FIS dan FMIPA yang dikukuhkan hari ini, Semoga segala capaian yang telah kita raih saat ini semakin meneguhkan diri dan ke-istiqamahan untuk menghasilkan karya lebih banyak lagi dan memberikan kebermanfaatan bagi UNJ, masyarakat, bangsa, dan negara. Aamiin.” Tutup Prof. Komarudin dalam sambutannya.
Sementara itu, Prof. Hafid Abbas selaku Ketua Senat UNJ menyampaikan selamat atas nama senat kepada keempat guru besar yang baru saja dikukuhkan. Kita sungguh bangga karena mereka berempat merupakan cahaya bagi UNJ, yang mengantarkan kebesaran universitas ini dan bangsa ini, dan semoga menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, ungkap Prof. Hafid.
Apa Reaksi Anda?