Publish Buku "Intelektual Kampung", Redy Eko Eksplore Potensi Sinergi Kampung dan Kampus
Redy Eko Prasetyo, seorang civitas akademika Universitas Brawijaya (UB), merilis buku berjudul "Intelektual Kampung" setelah melakukan riset mendalam selama 13 tahun. Buk ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Redy Eko Prasetyo, seorang civitas akademika Universitas Brawijaya (UB), merilis buku berjudul "Intelektual Kampung" setelah melakukan riset mendalam selama 13 tahun. Buku ini mencerminkan keinginan Redy untuk mengeksplorasi potensi sinergi antara kampung dan kampus serta menciptakan manifestasi intelektual yang positif bagi keduanya.
Menurut Redy, kampung memiliki peran penting sebagai muasal peradaban suatu bangsa. Dari kampunglah lahir berbagai pengetahuan lokal dan kebudayaan yang menjadi identitas sebuah masyarakat. Namun, dengan masifnya globalisasi, kampung seringkali terabaikan dan dianggap sebagai masyarakat kelas dua.
"Kampung sering ditempatkan sebagai yang tertinggal karena arus budaya global dengan standar 'beracun', yang menyebabkan krisis identitas bangsa karena budaya kampung dipandang sebelah mata," ujar Redy.
Buku "Intelektual Kampung" membahas kolaborasi antara kampung dan kampus, dengan fokus utama pada perkembangan intelektual dan ilmu pengetahuan. Redy merinci konsep "sinergi kampung lingkar kampus" sebagai landasan untuk memahami potensi dan manfaat dari hubungan erat antara kedua entitas tersebut.
Riset lapangan yang dilakukan Redy melibatkan interaksi intensif dengan masyarakat kampung Cempluk di Malang, yang telah aktif dalam festival kampung selama 13 tahun. Proses penulisan buku memakan waktu lama karena upaya mendalam dalam pengumpulan data, analisis, dan pembahasan konsep.
"Keinginan saya untuk memberikan kontribusi yang substansial pada tema ini mendorong saya untuk menyempurnakan setiap aspek buku, menjadi panduan bagi para pembakti kampung, akademisi, mahasiswa, atau komunitas yang ingin membaktikan pada kampung-kampung di Indonesia," jelas Redy.
Buku ini ditujukan bagi mereka yang tertarik dalam pengembangan kampung dan peran kampus dalam pembangunan intelektual, termasuk akademisi, mahasiswa, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum yang ingin memahami sinergi antara kampung dan kampus untuk meningkatkan intelektualitas dan kesejahteraan.
Redy menyoroti peran penting perguruan tinggi dalam pemajuan kebudayaan kampung dan menekankan perlunya sinergi antara penggerak kebudayaan, perguruan tinggi, dan aktor lokal di daerah. Dengan demikian, upaya pemajuan kebudayaan dari kampung dapat menjadi milik bersama dan berlangsung secara masif.
"Perguruan tinggi harus hadir di tengah kampung sebagai pemantik dan penggerak pemajuan kebudayaan yang selaras dengan potensi masing-masing kampung," tegas Redy.
"Intelektual Kampung" merupakan buku perdana yang ditulis oleh Redy, dan melalui karya ini, ia ingin menyampaikan pesan bahwa kolaborasi antara kampung dan kampus tidak hanya tentang pertukaran pengetahuan, tetapi juga menciptakan ekosistem intelektual yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Redy berharap bukunya dapat menginspirasi pembaca untuk memahami potensi besar dalam hubungan ini dan mendorong upaya kolaboratif yang lebih aktif.(d)
Apa Reaksi Anda?