Polbangtan Malang Galang Dukungan untuk Wirausaha Muda Pertanian di Pacitan
Kementerian Pertanian (Kementan) terus mewujudkan regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial di sektor pertanian. Bersama International Fund for Agricultural D ...
TIMESINDONESIA, PACITAN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mewujudkan regenerasi petani serta melahirkan wirausaha milenial di sektor pertanian. Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS). Sehingga mampu mendukung ketahanan pangan wilayah.
Di berbagai kesempatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan di sektor pertanian.
“Untuk mencapai produktivitas pertanian yang tinggi, hal utama yang paling utama yaitu tersedianya SDM pertanian yang unggul, andal, profesional dan mandiri serta berjiwa entrepreneur tinggi,” kata Dedi Nursyamsi.
Melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Timur kembali menggelar kegiatan District Multi Stakeholder Forum (DMSF) di Kantor BAPPEDA Kabupaten Pacitan, Selasa (14/11/2023).
DMSF dilaksanakan dengan mencoba lebih kongkret lagi terkait peran stakeholders dalam mendukung penciptaan wirausahaan muda di bidang pertanian melalui program ini. Dengan melibatkan secara aktif semua pemangku kepentingan, termasuk unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kecamatan, Desa, LSM, Perbankan, dan Organisasi Tani, program ini memiliki potensi untuk mencapai dampak yang signifikan dalam mendukung pertumbuhan wirausaha muda di sektor pertanian.
Menurut Hamyana mewakili Direktur Polbangtan Malang, DMSF di Kabupaten Pacitan salah satu terobosan dalam menjembatani komunikasi dan koordinasi di antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, masyarakat lokal, dan sektor swasta. Sehingga tercipta ruang untuk berbagai pihak berkolaborasi, bertukar ide, dan merencanakan kegiatan yang lebih efektif dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di tingkat desa.
Hamyana berharap kegiatan DMSF ini membawa atau berdampak pada keterkaitan atau sinergitas antara masing-masing sektor.
“Persoalan ketersediaan pangan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian saja atau petani saja tetapi semua pihak punya peran dan fungsi masing-masing untuk kemudian memastikan urusan pangan ini menjadi tanggung jawab kita semua," lanjut Hamyana.
Hal ini disambut baik oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso. Menurutnya, pemahaman akan pentingnya regenerasi petani untuk menjaga kelangsungan sektor pertanian merupakan suatu pandangan yang strategis.
Dengan melibatkan pemuda dalam program YESS, diharapkan dapat tercipta generasi petani yang lebih produktif dan inovatif sebagai langkah yang kritis untuk memastikan kelangsungan usaha pertanian di masa mendatang.
Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri optimis program YESS dapat memberikan perubahan positif dengan melibatkan generasi muda.
"Dengan melibatkan pemuda melalui Program YESS, termasuk dukungan dari fasilitator pemuda, mobilizer, dan SS DIT, diharapkan dapat menciptakan perubahan positif dalam pola pikir dan keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian," ujar Acep.(*)
Apa Reaksi Anda?