MASKERADE: Epos Tari Kolosal Topeng Malangan, Kreasi Tim Rumah Budaya dan Peradaban Unisma Malang

Tim Rudaya Anjasmara Unisma Malang ambil andil dalam pelaksanaan program Rumah Budaya dan Peradaban tahun 2023, 

Februari 21, 2024 - 16:30
MASKERADE: Epos Tari Kolosal Topeng Malangan, Kreasi Tim Rumah Budaya dan Peradaban Unisma Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim Rudaya Anjasmara Unisma Malang ambil andil dalam pelaksanaan program Rumah Budaya dan Peradaban tahun 2023.

Diketuai oleh Muhamad Irsyadul Ibad beranggotakan Adisha Nur Izzatil Muslimah, Dwi Murni Manja, dan Khaviar Hidayatul Munawaroh. Seluruhnya merupakan mahasiswa/i dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tim Rudaya ini dibimbing oleh salah seorang dosen dari program studi tersebut, yakni Dr. Ifit Novita Sari, S.Sos., M.Pd.

Program Rumah Budaya dan Peradaban merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang. Program ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi mahasiswa Universitas Islam Malang dalam mengembangkan kreatifitas dalam bidang kebudayaan, utamanya masyarakat di lingkup sekitar kampus Universitas Islam Malang. Produk akhir dari program ini adalah terciptanya laboratorium budaya bagi seluruh mahasiswa dalam lingkup Unisma Malang.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

tarian-malangan.jpg

Maskerade: Epos Tari Kolosal Topeng Malangan telah berhasil diselenggarakan oleh tim Rudaya Anjasmara pada tanggal 4 Januari 2024, atau bertepatan dengan 3 hari setelah malam perayaan tahun baru 2024. Tim ini berkolaborasi dengan salah satu mitra dari komunitas masyarakat Republik Gubuk Jabung.

Acara ini diikuti oleh mahasiswa di lingkup kampus Unisma Malang yang memiliki keinginan untuk belajar budaya Topeng Malangan. Yang menjadi bagian dari keistimewaannya, acara ini juga diikuti oleh mahasiswa dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2023. Total ada 60 peserta yang mengikuti acara ini, dan semua mengikuti kegiatan dengan seksama dan menyenangkan.

Acara dimulai dengan pembukaan dan sambutan-sambutan yang diberikan oleh dosen pembimbing, pembina komunitas Republik Gubuk, serta ketua tim pelaksana. Seluruh penari sebelumnya telah berlatih secara keseluruhan selama kurang lebih 15 hari, dengan tim pelatih yang didatangkan langsung dari komunitas Republik Gubuk. Hasilnya, seluruh penari mampu menampilkan tarian dengan gerakan yang sangat baik, apalagi bagi mahasiswa pertukaran yang notabene merupakan mahasiswa dari luar daerah. Acara ini mampu menggaet atensi dari para penonton sehingga dapat menyaksikan tarian dengan penuh seksama.

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat utamanya bagi generasi muda untuk menjadi pelopor dalam menggerakkan serta mencintai kebudayaan tanah air, khususnya kebudayaan daerah asal. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow