KSM-T 36 Unisma Malang Sebagai Sarana Publikasi Terhadap Kesenian Bantengan

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian di berbagai daerah dan salah satunya yaitu daerah Malang Raya dengan kenseniannya yang terkenal yaitu bantengan.

Agustus 31, 2023 - 16:30
KSM-T 36 Unisma Malang Sebagai Sarana Publikasi Terhadap Kesenian Bantengan

TIMESINDONESIA, MALANG – Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian di berbagai daerah dan salah satunya yaitu daerah Malang Raya dengan kenseniannya yang terkenal yaitu bantengan.

Kesenian ini  diikuti oleh berbagai kalangan umur. Kesenian yang lahir dari nenek moyang dan merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang dikagumi karena keunikan dan keindahannya.dari banyaknya kesenian yang berada di Malang.

Salah satunya yaitu kesenian bantengan yang terkenal di Kabupaten Malang, Desa Jabung yaitu komunitas Bantengan Putra Wijaya Komunitas ini menciptakan berbagai macam kretifitas dan inovasi di bidang seni dan produk kesenian.

Berdasarkan observasi mahasiswa KSM-T kelompok 36 Universitas Islam Malang kepada komunitas bantengan Putra Wijaya yang diketuai oleh Muhammad Nur Holis yang berada di Dusun Krajan, Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Setelah melakukan wawancara bersama ketua komunitas bantengan Putra Wijaya, beliau mengatakan kesenian bantengan sempat vakum pada tahun 2002 hingga tahun 2022, pada periode itu para pemuda Desa Jabung merasa tidak pernah diselenggarakan kesenian bantengan.

Setelah itu, mereka mulai bertukar pikiran bagaimana untuk mengembangkan kembali kesenian bantengan sebagai cara melestarikan kembali budaya nenek moyang.anggota Putra Wijaya memulai mengembangkan kembali dengan mengadakan kegiatan temu kangen.

Lalu digelar musyawarah untuk menghidupkan kembali budaya kesenian bantengan. Sebab naik turunnya oleh peradaban suatu bangsa yang dapat dilihat dari kebudayaan atau kesenian yang dimiliki di daerah Jabung. Oleh sebab itu, kesenian bantengan sebagai salah satu bagian dari kebudayaan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Komunitas Putra Wijaya memiliki ciri khas kesenian bantengan dan sudah sering melakukan pentas baik di daerah Jabung hingga luar daerah seperti di daerah 

Pasuruan,Pandaan,dan daerah lainnya. Sebelum bermain bantengan, Putra Wijaya melakukan persiapan selama dua pekan, yaitu dengan melakukan perekrutan peserta yang harus memiliki syarat sudah mengikuti banjari (kegiatan keagamaan) dan memiliki izin dari orang tua. Sebelum melakukan pementasan, Putra Wijaya memiliki ritual khusus yaitu sesepuh paguyuban akan melakukan ritual di lokasi pertunjukan dengan memanggil arwah leluhur menggunakan bunga sesajen sebagai bentuk permohonan izin digelarnya pertunjukan. Hal ini dilakukan karena yang hidup di dunia ini bukan hanya dari kalangan manusia saja.

Adanya persiapan yang perlu dilakukan sebelum bermain bantengan yaitu perlunya penjagaan yang efektif dari panitia Putra Wijaya dengan menjaga di area pertunujukan bagian depan dan belakang, dikarenakan peserta bantengan yang sedang kesurupan mengakibatkan tidak terkontrol karena ada roh yang masuk ke dalam raga dan dikhawatirkan lepas kendali sehingga dapat melukai dari penonton yang hadir. Dalam sekali pertunjukkan bantengan bisa menghabiskan waktu yang cukup lama. Jika diadakan pada siang hari, kesenian bantengan akan diselenggarakan pada ba’da dzuhur sekitar jam 1 siang, mulai diawali dengan melakukan pemuliaan (kirab) bantengan hingga jam 3, dan setelah itu istirahat, kemudian lanjut pada tahap kembangan dan mulai ke lapangan untuk bermain. Sedangkan  pada malam hari, maka akan diadakan setelah ba’da isya’ sekitar pukul 19.00 sampai selesai.

Kesenian Bantengan tentu identik dengan keindahan serta keunikannya. Seni merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia untuk dapat berekpresi sebagai perwujudan dari peradaban manusia sebagai hasil pengarahan kemampuan akal, jiwa, perasaan, emosi, dan keinginan serta panca indranya yang ditampilkan dalam sebuah hasil karya yang dapat dinikmati, baik oleh seniman (si pembuat karya), maupun oleh orang lain yang bertujuan untuk memperluas dan memperindah serta menciptakan keharmonisan jiwa, raga, pikiran dan alam ini. Harapan dari ketua kesenian Bantengan Putra Wijaya Jabung Muhammad Nur Holis, yaitu kesenian bantengan harus dijaga dan dilestarikan jangan sampai direbut oleh orang lain dengan meneruskan kepada generasi – generasi berikutnya.

Peran mahasiswa KSM-T 36 dalam observasi yang dilakukan terhadap kesenian Bantengan Putra Wijaya adalah membantu kegiatan publikasi melalui media sosial seperti Instagram, Yotube, dan Tiktok melalui official account Putra Wijaya. Untuk Instagram dapat dilihat di @putra_wijayaculture, Youtube : Bantengan Putra Wijaya, dan Tiktok : @putrawijaya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Mahasiswa KSM-T Kelompok 36 Univeristas Islam Malang (UNISMA)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow