KSM Tematik Unisma Malang Bantu Pemerintah Mendegradasi Penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus
Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia
TIMESINDONESIA, MALANG – Data International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia, dan menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 kematian setiap 5 detik. IDF pada 2021 juga menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-5 dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta, prevalensi diabetes sebesar 10,6 persen.
Selain itu, pada Hari Hipertensi Sedunia tanggal 6 Juni 2023, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyatakan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi dan meminta masyarakat untuk rutin melakukan cek tekanan darah. Kedua hal tersebut menjadi perhatian bagi para tim Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik Unisma Malang kelompok 21 yang ditempatkan di Desa Ngadirejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang tertarik untuk membuat program kerja kesehatan, khususnya tentang pencegahan penyakit diabetes dan hipertensi.
Program kerja ini diawali dengan berkunjungan kepada Bidan dan semua ketua RT Desa Ngadirejo pada hari Rabu (9/8/2023) untuk menjabarkan progam kerja lanjutan. Kemudian melakukan sosialisasi kesehatan pada tanggal 10 Agustus 2023.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Balai Desa dan di Balai Dukuh tepatnya pada hari jumat, mulai pukul 08.00 hingga 10.00 untuk di Balai Desa dan mulai pukul 12.30 hingga 15.00 di Balai Duko. Sasaran peserta adalah semua masyarakat terutama lansia ber-umur 45thn ke atas.
Kedua sosialisasi tersebut mencakup Dusun Bendolawang dan Dusun Karanganyar pada Desa Ngadirejo. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan oleh mahasiswa KSM Tematik kelompok 21 sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman terhadap masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan seperti pola hidup sehat, pola makan sehat, menghindari makanan tinggi gula, dan tinggi lemak, setelah itu untuk mengajak masyarakat untuk mengikuti progam pemeriksaan gratis tekanan darah dan tes diabetes melitus. Pemeriksaan ini akan berkolaborasi dengan agenda rutinan kesehatan desa yang disebut polindes pada akhir Agustus 2023.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Pada sosialisasi tersebut terdapat dua pokok materi yang diangkat antara lain hipertensi dan diabetes melitus. Kedua pembahasan itu memuat beberapa materi yang biasa dibicarakan pada ranah kedokteran dan kesehatan. Materi-materi tersebut meliputi definisi penyakit secara terminologi, epidemiologi (angka kasus kejadian dalam skala dunia dan nasional hingga prediksi angka kasus kejadian di masa depan), patofisiologi (proses terjadinya penyakit), gejala dan tanda penyakit, klasifikasi, anatomi (struktur organ yang terkait), komplikasi, hingga pencegahan.
Tujuan isi pembahasan tersebut diangkat tidak hanya untuk memberikan pengetahuan baru, tetapi juga diharapkan para peserta sosialisasi dapat lebih aware dengan kondisi kesehatannya. Selain itu, sosialisasi ini bertujuan untuk mendorong masyarakat sekitar agar dapat menjaga pola hidup sehingga mencegah terjadinya penyakit tersebut hingga mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut pada masyarakat yang telah terdiagnosis penyakit ini. Sosialisasi yang dilakukan secara diskusi dua arah tersebut diisi langsung oleh mahasiswa kedokteran yang sudah memiliki wawasan pada materi yang diangkat sehingga sosialisasi berjalan terarah dan sistematik.
Sanyoto (53 tahun), ketua RT 02, peserta sosialisasi menjelaskan bahwa sosialisasi seperti ini diperlukan untuk masyarakat sekitar hingga memberikan komentar bahwa sosialisasi tersebut dapat membuat masyarakat memiliki pemikiran yang lebih terbuka terkait penyakit-penyakit yang sedang mengintai.
“Sosialisasi yang diadakan sungguh menarik dan juga ini merupakan suatu inovasi positif di desa karena jarang diadakan sosialisasi terkait kesehatan di desa,” jelasnya.
Ia juga menambahkan manfaar dari kegiatan ini lebih bisa memahami apa itu penyakit hipertensi dan bagaimana cara mencegah penyakit tersebut.
Senada dengan Sunyoto, Sulastri yang juga menjadi peserta sosialisasi tersebut menjelaskan manfaat dari sosialisasi tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan minat akan pemeriksaan kesehatan yang ditawarkan oleh layanan kesehatan primer di desa.
“Saya mas awalnya cuma pernah dengar hipertensi dan kencing manis dari warga sekitar dan kerabat saya saja, jadi ya gitu kurang ngeh juga saya, setelah tadi diterangkan sama masnya kok saya jadi sadar dengan komplikasi yang serem tadi, jadi ya memang harus periksa memang,” ungkapnya.
Dosen Pembimbing Lapangan KSM-T Kelompok 21, Dewi Diah Fakhriyyah, SE., MSA., mengapresiasi program kerja yang diajukan oleh KSM-T Kelompok 21 karena seperti diketahui bahwa kedua penyakit tersebut sering dijumpai di masyarakat Indonesia serta dapat mengancam secara morbiditas dan mortalitas.
Hal ini tentu saja memerlukan penyesuaian dengan aktivitas masyarakat sekitar terkait penjadwalan sosialisasi. Dengan adanya sosialisasi dari mahasiswa KSM-T Kelompok 21 ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengikuti pengecekan kesehatan gratis terkait penyakit hipertensi dan diabetes melitus.
Rizal selaku koordinator program kerja ini berharap bahwa mahasiswa KSM-T Unisma Malang tidak hanya melakukan program kerja secara normatif tetapi juga untuk dapat mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang menjadi target pemeriksaan kesehatan gratis agar masyarakat tersebut dapat mengetahui status kesehatan mereka. Target akhir kegiatan ini adalah pemeriksaan rutin tekanan darah dan diabetes melitus gratis, serta penanganan lebih lanjut jika ada penderita penyakit tersebut. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Syarif Ali, Mahasiswa KSM-T Kelompok 21 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?