Ikon Baru Kota Samarinda, Pasar Beluluq Lingau Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda baik secara year-on-year (y-on-y) atau perbandingan antara Triwulan III-2021 dan Triwulan III-2020 maupun secara quarter-toquarter ...
TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Laju pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda baik secara year-on-year (y-on-y) atau perbandingan antara Triwulan III-2021 dan Triwulan III-2020 maupun secara quarter-toquarter (q-to-q) atau perbandingan antara Triwulan III-2021 dan Triwulan II-2021 sama-sama.
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan, dalam penghitungan PDRB triwulanan Kota Samarinda, sektor transportasi dan pergudangan; penyediaan akomodasi dan makan minum; informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real estate; jasa perusahaan; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial; jasa pendidikan; jasa kesehatan dan kegiatan sosial; serta jasa lainnya menunjukkan adanya pertumbuhan positif.
“Di bidang ekonomi, Samarinda mengalami pertumbuhan yang baik, terutama perkembangan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah memberikan kemudahan perizinan kepada UMKM, serta perbaikan pasar tradisional,” ujarnya, Senin (12/6/23).
Pasar Rakyat Beluluq Lingau yang terletak di Jalan PM. Noor, lanjut Andi, telah dilakukan perbaikan dan pembangunan tempat untuk pelaku usaha. Pasar tradisional itu diresmikan langsung oleh Wali Kota Samarinda.
Pasar Rakyat Beluluq Lingau ini menjajakan kebutuhan pokok masyarakat Samarinda, sebagai alternatif pasar lainya, seperti Pasar Segiri dan pasar pagi Samarinda.
Peresmian pasar tradisional Beluluq Lingau (Foto Iqbal/TIMES Indonesia)
“Pasar yang lebih kesohor oleh masyarakat Samarinda populer dengan sebutan Pasar Dayak terletak di Jalan PM Noor itu bakal jadi ikon baru di Kota Tepian,” tambahnya.
Menurutnya, Pasar Rakyat Beluluq Lingau sebagai langkah Pemkot Samarinda memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal jual beli dan mengakomodir para pelaku usaha untuk memiliki tempat yang layak dalam berusaha.
“Kehadiran pasar ini tentu dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang mencari kebutuhan pangan khusus, sehingga tidak perlu kesusahan lagi mencari di tempat lain,” sambungnya.
Pasar Rakyat Beluluq Lingau memiliki desain yang unik, ada unsur budaya serta akan ditambah ornamen khas suku Dayak sehingga bisa jadi ikon baru.
"Disini ada nuansa pembauran ornamen Dayak dan yang paling penting sudah mulai berfungsi, diharapkan menjadi pembangkit perekonomian masyarakat di Kota Samarinda," paparnya.
Andi Harun mengatakan, anggaran pembangunan Pasar Beluluq Lingau bersumber dari APBD Samarinda sebesar Rp 6,3 miliar. Total ada 100 lapak, tetapi saat ini baru 71 pedagang yang menempati lapak di pasar tersebut.
“Pemkot Samarinda akan memberikan tambahan Rp 2 miliar untuk membangun lapak dan bangunan pendukung,” tandasnya.
Andi menerangkan, setelah Pasar Beluluq ditempati pedagang dan sudah aktif berjualan, Pemkot akan terus meningkatkan fasilitas secara bertahap, mulai dengan membangunkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan melengkapi pasar dengan kanopi sehingga pasar terasa bersih, rapi dan indah.
“Ya kita menambah utilitas yang lain seperti IPAL, Kanopi, dan mungkin tahun depan akan ada pengembangan lagi,” ucapnya.
Dikatakan pula bahwa pemerintah tengah melakukan negosiasi dengan pemilik lahan yang bersebelahan dengan Pasar Beluluq agar mau melepas tanahnya, dimana nanti digunakan menambah luas pasar, sehingga bisa menampung pedagang lebih banyak.
“Saya sudah minta Pak Kadis Perdagangan (Marnabas) untuk diskusi dengan pemilik lahan, mudah-mudahan mau melepas tanahnya,” ujarnya.
Wali kota juga menegaskan, pembangunan dan pengembangan pasar rakyat yang ada di Samarinda disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat-syarat teknisnya antara lain memiliki area parkir, ruang dagang dan area bongkar muat barang.
“Pasar Beluluq ini akan kita jadikan pasar SNI, dengan keunikan desain bangunannya. Pasar ini memang didesain sedikit lebih unik dari pasar tradisional yang lain. Sebab di sini ada nuansa khas ornamen Dayak dan yang paling penting adalah pasar ini sudah berfungsi,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Marnabas menyampaikan saat ini Disdag telah menyediakan sekitar 100 lapak di pasar tersebut.
"Sekarang baru diisi pedagang yang dari pinggir jalan sekitar 70 lapak, berarti ada kelebihan 30 dan kedepan untuk pedagang di Pasar Subuh Jalan Yos Sudarso sekitar 59 pedagang pindah kesini, itu artinya masih kurang sekitar sekitar 29 lapak," sebut Marnabas.
Hendrik Tandoh, Ketua Dewan Adat Dayak menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi atas kehadiran Pasar Rakyat Beluluq Lingau.
"Masyarakat yang bergabung di Pasar Rakyat Beluluq Lingau sangat bersuka cita, harapan mereka pasar ini bisa menjadi pusat perekonomian di Kota Samarinda dan mampu mendongkrak perekonomian keluarga mereka," ujar Hendrik.
Sementara, salah satu pedagang daging, Desi, mengaku merasa nyaman dengan adanya lapak yang disediakan oleh Pemkot Samarinda ini.
"Saya dulu jualan di pinggir jalan sekitar satu tahun lebih, tetapi setelah di sini dengan berbagai fasilitas yang ada tentu saya merasa nyaman apalagi fasilitas yang disediakan untuk berjualan ini lengkap," kata Desi, warga Kota Samarinda ini. (*)
Apa Reaksi Anda?