Alumni Farmasi Ubaya jadi Peneliti Farmasi Klinis di Australia
Berbekal pengalaman membuat skripsi dengan topik farmasi klinis, Dr. Imaina Widagdo akhirnya berkarier sebagai peneliti di Australia.
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Berbekal pengalaman membuat skripsi dengan topik farmasi klinis, Dr. Imaina Widagdo akhirnya berkarier sebagai peneliti di Australia. Perempuan yang menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) angkatan 2000 itu kini menjadi Research Fellow, Quality Use of Medicines and Pharmacy Research Centre, University of South Australia.
Pembelajaran farmasi klinis selama di Ubaya ternyata memicu minatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister. Setelah lulus, ia pun mengambil Master in Clinical Pharmacy di University of South Australia (UniSA) dan berlanjut ke program doktoral.
“Saya sangat bangga dengan peran Ubaya sebagai pioneer farmasi klinis di Indonesia. Pusat Infomasi Obat dan Layanan Kesehatan (PIOLK) bagian dari Fakultas Farmasi Ubaya sangat berperan penting memberikan insipirasi kepada saya,” ungkap Imaina.
Imaina mengaku, di Ubaya ia diajarkan pentingnya peran apoteker dalam memberikan pelayanan informasi mengenai pemakaian obat yang tepat dan aman kepada masyarakat. “Ubaya tidak hanya mengajarkan prinsip-prinsip dasar kefarmasian tetapi juga memberikan contoh aplikasi dunia nyata yang menyoroti pentingnya peran apoteker,” imbuhnya.
Saat ini, ia meneliti analisa penggunaan obat dan upaya meningkatkan mutu penggunaan obat secara aman dan efektif. Dasar ilmu ini juga sudah didapatkannya ketika berkuliah S-1. “Dosen-dosen Ubaya sangat membantu dan ramah. Saya merasa sangat dihargai dan didukung dalam perjalanan akademis. Profesionalisme para dosen membuat atmosfer belajar menjadi sangat menyenangkan dan inspiratif,” pungkas lulusan SMA Karangturi Semarang itu. (*)
Apa Reaksi Anda?