Ujug-Ujung Ada Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Banyuwangi, Ada Apa Ya?
Ribuan santri dan masyarakat membanjiri lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu malam (2/7/2023). Puluhan Kiai pengasuh Pon ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ribuan santri dan masyarakat membanjiri lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu malam (2/7/2023). Puluhan Kiai pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) pun terlihat ikut nimbrung.
Mereka berkumpul berbaur menjadi satu, menyaksikan Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, yang digeber meriah dilokasi setempat.
Karena dianggap ujug-ujug muncul, sontak Festival Al Banjari dengan peserta se Karesidenan Besuki tersebut langsung menyita perhatian publik Bumi Blambangan. Reaksi ini sepertinya memang sangat lumrah. Mengingat momentum pelaksanaan mendekati tahun politik. Khususnya Pemilihan Umum Presiden tahun 2024 (Pilpres 2024).
Apakah Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Banyuwangi, ada kaitan dengan Pencapresan?. Ataukah ada misi lain, kini menjadi tanda tanya besar dikalangan masyarakat kabupaten paling ujung timur pulau Jawa.
Kegalauan warga tersebut akhirnya terjawab oleh penjabaran Handoko. Ya, Handoko ini adalah putra daerah Banyuwangi, yang dipercaya menjadi Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP). Pemuda kelahiran Dusun Sugihwaras, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore ini hadir di Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, mewakili atau atas arahan Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P.
“Dinamika politik menjelang Pilpres memang cukup menghangat. Namun kegiaan ini (Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko), tidak ada niatan membawa keranah politik,” kata Handoko, Senin (3/7/2023).
Pria yang juga didapuk sebagai Sekretaris Jenderal DPP PROJO Pusat tersebut menegaskan bahwa tujuan awal pelaksanaan Festival Al Banjari untuk memperkenalkan Masjid Moeldoko, di Jombang, Jawa Timur. Masjid tersebut merupakan wujud sisi religius sang mantan Panglima TNI.
“Pak Moeldoko ya memang seperti itu. Terlahir sebagai anak desa di Kediri, hari-harinya dihabiskan di surau, di langgar, tentu itu menjadi memori dan menginspirasi beliau untuk membangun masjid,” beber Handoko.
“Dan tentu saja, bagi Pak Moeldoko, dunia pesantren sudah bukan dunia yang asing bagi beliau,” imbuhnya.
Namun tentang turut hadirnya puluhan Kiai pengasuh Ponpes, Handoko tidak menampik adanya komunikasi politik. Tapi jangan salah. Komunikasi politik yang dimaksud lebih membahas pada kebersamaan mewujudkan pesta demokrasi yang sehat, damai dan menyenangkan.
“Disini yang berkumpul ada 50 Kiai, ini merupakan sebuah wujud kebersamaan. Bisa dibayangkan, tidak mungkin juga ada 50 Kiai jika ada muatan politik elektoral tertentu pasti tidak akan terjadi,” cetusnya.
Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, masih Handoko, bukan hanya digelar di Banyuwangi saja. Melainkan telah digeber dibeberapa tempat. Diawali di Masjid Moeldoko di Jombang. Kemudian di Malang dan Banyuwangi, menjadi pelaksanaan kali ketiga.
“Di Banyuwangi dilaksanakan oleh Pesantren Subulussalam Tegalsari, nanti habis itu ke Bojonegoro dan seterusnya,” ungkap Handoko.
Ditegaskan, Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Lapangan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, sengaja digelar untuk mengagungkan Rasulullah Muhammad SAW. Serta menjadi wadah silaturahmi dan mempererat Ukhuwah Islamiyah.
Diharapkan mampu menjadi wadah pelestarian seni hadrah. Sekaligus mampu menanamkan rasa cinta sejak dini anak bangsa terhadap salah satu khazanah budaya Islam Nusantara tersebut.
Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Lapangan Tegalsari melibatkan santri pesantren dan Yayasan Ponpes Subulussalam, Desa Tegalsari, sebagai panitia lokal. Tercatat 34 grup hadrah Al Banjari se Karesidenan Besuki menjadi peserta. Dan sebagai penyemangat, hadiah total Rp40 juta diberikan kepada para pemenang. (*)
Apa Reaksi Anda?