Tradisi Puter Kayun Boyolangu Cara Warga Banyuwangi Menghormati Jasa Leluhur 

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengenang jasa para leluhur yang telah berjasa. Salah satunya tradisi Puter Kayun, yang dilakukan oleh warga Kelurahan Boyolangu, Kabu ...

Mei 2, 2023 - 03:50
Tradisi Puter Kayun Boyolangu Cara Warga Banyuwangi Menghormati Jasa Leluhur 

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Berbagai macam cara dilakukan untuk mengenang jasa para leluhur yang telah berjasa. Salah satunya tradisi Puter Kayun, yang dilakukan oleh warga Kelurahan Boyolangu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Setiap tanggal 10 syawal atau tepatnya di hari ke-10 Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Boyolangu menggelar napak tilas dengan menggunakan delman keliling kota hingga ke Pantai Watu Dodol dengan jarak kurang lebih 15 Km.

Pakde-Sugirah.jpgWakil Bupati Banyuwangi, Pakde Sugirah saat mengikuti tradisi Puter Kayun yang dilakukan masyarakat Boyolangu, Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Pembukaan tradisi Puter Kayun kali ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Sugirah. Sebagai tanda pelepasan napak tilas dengan menaiki delman itu, orang nomor dua di Bumi Blambangan melakukan pecah kendi dengan didampingi Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Choliqul Ridho, Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan), Tokoh adat serta perwakilan pemuda Boyolangu. 

Dalam sambutan, Pakde Sugirah sapaan akrab Wakil Bupati Banyuwangi mengatakan, Puter Kayun merupakan tradisi warga Boyolangu untuk memghormati dan mengenang jasa Ki Martojoyo atau biasa dikenal Buyut Jakso.

"Kegiatan ini adalah ciri sejatinya bangsa Indonesia yang berkepribadian leluhur," katanya, Senin, (1/5/2023).

Dia menambahkan, selain sebagai wujud mengenang jasa leluhur, Puter Kayun ini juga bisa sebagai salah satu sarana melestarikan budaya dan tradisi di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa. Dan juga mempererat talisilaturahmi antar warga, khususnya masyarakat Boyolangu. 

"Mudah-mudahan acara ini bisa berjalan dengan lancar dan para leluhur yang telah berjasa senantiasa diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Panitia Puter Kayun, Slamet Dharmadi menyampaikan, bahwa tradisi Puter Kayun sudah dilakukan sekitar ratusan tahun silam. Sedangkan tujuannya yakni sebagai wujud syukur kepada Tuhan. 

Disisi lain, Puter Kayun juga menjadi pengingat perjuangan dari leluhur setempat, yakni Buyut Jakso Buyut Jakso yang telah memberikan banyak peninggalan dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat hingga kini.

"Tujuan dari perhelatan tradisi ini merupakan wujud syukur kami. Ini sudah dilakukan sejak dulu oleh leluhur kami yang meneruskan tradisi ini," tuturnya. 

Slamet menyapaikan, bahwa tradisi ini sudah melekat menjadi identitas warga Boyolangu. Pasalnya, Puter Kayun selalu dilaksanakan setiap tahunnya. 

"Meskipun tahun kemarin Covid, tradisi ini tetap dilakukan meskipun tidak meriyah. Syukur pada tahun ini, Puter Kayun bisa dilaksanakan bersama seluruh warga Boyolangu dengan penuh kemeriahan," imbuhnya. 

Sebagai informasi, sebelum ke puncak acara Puter Kayun, ada beberapa tradisi lain yang dilakukan oleh masyarakat dengan ziarah makam, tasyakuran, hingga pawai budaya.

Pada puncak acara, masyarakat beriringan menunggangi delman menuju kawasan Watu Dodol. Setelah itu, warga kembali melakukan tasyakuran slametan. Kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow