Tekan Angka Stunting, Mahasiswa UIN SMH Banten Gelar Penyuluhan
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten melakukan penyuluhan, penanganan, serta pencegahan bahaya stunting ... ... ... ...
TIMESINDONESIA, BANTEN – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten melakukan penyuluhan, penanganan, serta pencegahan bahaya stunting di Desa Tanjungan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.
Ketua Kelompok KKN 28 UIN SMH, Slamet Rasyadi mengatakan, Kegiatan tersebut merupakan program kerja unggulan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berkolaborasi dengan Program Keluarga Harapan (PKH) Dinsos Pandeglang dan Puskesmas Kec. Cikeusik.
"Antusiasme yang hadir dalam kegiatan tersebut patut diacungi jempol terutama ibu-ibu dari berbagai kampung di Desa Tanjungan. Semoga kegiatan ini bisa berdampak baik bagi warga masyarakat akan pentingnya kesehatan dalam hal ini Pencegahan Stunting," ujarnya, Minggu (15/10/2023).
Sementara itu salah seorang Bidan Heni mengungkapkan, penyebab terjadinya stunting meliputi beberapa faktor diantaranya akibat kurang gizi serta asupan makanan yang tidak teratur.
"Setiap anak yang pendek belum tentu stunting namun yang stunting pasti pendek. Bukan sekedar pendek saja memang sekitar 36 persen faktor genetik pendek, namun 64 persen faktor luar wayahna diupayakan," Kata Heni.
Senada dengan Bidan Heni, Kepala Bidang Promkes Puskesmas Cikeusik Desi Susanti mengatakan, pencegahan stunting harus dilakukan sejak masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.
"Menjaga kesehatan itu penting apalagi stunting, pencegahan stunting dimulai lebih tepat sejak dari hulu, salah satunya sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan," ujar Desi.
Desi mengimbau kepada warga Desa Tanjungan agar selalu menerapkan pola hidup sehat serta rutin meriksa kandungan ibu hamil.
"Alhamdulillah kegiatannya sangat bermanfaat sekali bagi kami, semoga kegiatan tersebut tidak hanya sekali diadakan akan tetapi terus berkelanjutan," ujarnya.
Untuk diketahui, Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Banten mencatat ada sebanyak 5.644 orang warga Kabupaten Pandeglang pada tahun 2023 mengalami stunting. Bahkan, sebanyak 159.415 orang diantaranya berisiko mengalami stunting. Dengan demikian, angka stunting di Kabupaten Pandeglang masih cukup tinggi.
Turut hadir pada kegiatan tersebut aparat Desa Tanjungan, DPL Kelompok 28 Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I. Korcam PKH Cikeusik Idam S.pd, Korkab PKH Pandeglang Sulaiman Apandi, S.sy, Pendamping PKH Dian Nurjaman, serta para pegawai puskesmas dan kader posyandu. (*)
Apa Reaksi Anda?