Talkshow Odapus: Networking dan Kreativitas Era Digitalisasi Bantu Kampanyekan Kesehatan
Bulan Mei ini tepatnya pada tanggal 10 Mei lalu menjadi sebuah kesadaran bagi masyarakat dunia karena adanya peringatan Hari Lupus Internasional. ...
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bulan Mei ini tepatnya pada tanggal 10 Mei lalu menjadi sebuah kesadaran bagi masyarakat dunia karena adanya peringatan Hari Lupus Internasional. Dukungan peringatan tersebut tak henti-hentinya selalu tersalur bagi teman-teman Odapus atau Orang dengan Lupus. Hingga saat ini, masih banyak sebagian besar masyarakat belum memahami dan mengerti bahkan familiar terhadap lupus.
Setidaknya ada 6 tantangan yang harus dihadapi oleh Odapus meliputi perubahan fisik, perubahan psikis, keterbatasan fasilitas medis, masalah pendidikan, problem ekonomi hingga problem sosial. Mengingat persoalan ini cukup rumit, maka pada Senin (29/5/2023) ini diselenggarakan kegiatan acara Talkshow Kampanye Kesehatan bertema "Communication for Health Campaign" di Auditorium Lantai 5 RS JIH Yogyakarta.
Guna membahas hal itu, Sahabat Cempluk yang merupakan Komunitas Lupus terbesar di kota Yogyakarta menggandeng Cornellia & Co (PR & Marketing Agency). Adapun, talkshow menghadirkan tiga narasumber hebat di bidangnya seperti Director & Founder Cornellia & Co PR & Marketing Agency, Dr Ayu Cornellia BA M Si, Creative Director Bromica Advertising, Affi Khresna dan Founder Sahabat Cempluk & Trainer Public Speaking, Ian Sofyan.
Ditemui pada sela-sela acara, Dr Ayu membeberkan bahwa talkshow acara ini merupakan bentuk kepedulian terhadap Odapus terutama dari RS JIH yang bersedia berkolaborasi bersama Cornellia & Co untuk membantu teman-teman penyintas lupus.
"Talkshow ini tentunya bagian dari concern kami melalui campaign kepada masyarakat terkait dengan apa sebenarnya lupus itu lalu apa yang harus dilakukan, dicegah dan sebagainya," kata Dr Ayu.
Di kesempatan ini, sebutnya, fokusnya pada sesuai tema yang dibawakan yakni "Communication for Health Campaign" yang mana di sini juga berkesempatan hadir para humas-humas dari rumah sakit dari berbagai daerah di Indonesia agar bisa memahami dan memberikan komunikasi yang baik utamanya bagi penyintas lupus di Indonesia.
"Jadi semuanya bisa sama-sama paham bahwa gejala awal dari lupus itu lelah dan masih banyak lagi. Itu semua bagaimana cara kita mengkomunikasikan kepada masyarakat dan terus menjalin networking," ujarnya.
Berkaitan dengan pemanfaatan era digitalisasi, pihaknya memang telah bekerjasama dengan RS JIH Yogyakarta dalam mengkampanyekan kesehatan berupa pelayanan networking maupun kreativitas. Bentuk kesadaran di era digitalisasi saat ini menjadikannya sebagai tolak ukur untuk membantu memberikan informasi kepada khalayak luas tentang persoalan lupus itu.
"Tips dari kami ini kan networking di era digital dan yang saya lakukan juga bekerjasama dengan RS JIH secara berkelanjutan atau rutin," terangnya.
Demikian pula Ayu menambahkan, digitalisasi yang saat ini bisa dinikmati dan dipergunakan sedikit banyak juga membantu segala arus komunikasi yang dilakukannya bersama-sama. Melalui digitalisasi dalam bentuk teknologi maupun media, bisa menjangkau dimensi yang lebih luas sehingga dapat mengambil keuntungan dari kemampuan dalam mengolah ranah media sosial.
"Dengan menggabungkan Hari Lupus Internasional lalu dengan digitalisasi yang berkembang saat ini bisa membantu teman-teman Odapus untuk mengolah lagi mengenai kampanye kesehatan melalui digital platform," kata Dr Ayu. (*)
Apa Reaksi Anda?