Siapkan Hewan Kurban Sejak Dini sebelum Idul Adha, Yuk Waspadai PMK Jilid 2 pada Sapi
Siapa bilang hewan ternak seperti sapi yang sudah divaksin tidak bisa tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ternyata penyakit sapi masih bisa tertular. Bagaimana itu bisa terjadi?
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa bilang hewan ternak seperti sapi yang sudah divaksin tidak bisa tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ternyata penyakit sapi masih bisa tertular.
Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana cara mencegah dan mengobati sapi yang terinfeksi PMK? Berikut tips dari drh. Jeffrys Salsabila, dokter hewan di Bintang Ternak Farm Banyumas
***
Salah satu penyakit viral yang cukup genting dan banyak menyebabkan kerugian peternak di tahun 2022 adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). PMK disebabkan oleh Foot Mouth Disease virus (FMDV) yang termasuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus.
"Beberapa gejala klinis yang tampak di sapi yang terinfeksi PMK adalah Pireksia, anoreksia, menggigil, gertakan gigi, hipersalivasi, dan kelumpuhan," jelas drh Jeffrys.
Dijelaskan, virus PMK masuk ke dalam tubuh hewan melalui mulut atau hidung. Sementara virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah nasofaring, dan virus PMK kemudian masuk ke dalam darah dan memperbanyak diri pada kelenjar limfoglandula dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki (teracak kaki) mengakibatkan lesi-lesi.
"Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain yang peka, terutama terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan sekresi, dan bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta hewan karier," jelas drh Jeffrys.
Penularan dan Penyebaran PMK
Penularan PMK dapat terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK. Seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging, jeroan, tulang, darah, semen, embrio, dan feses dari hewan sakit.
Sedang penyebaran PMK antar peternakan ataupun antar wilayah/negara umumnya terjadi melalui transportasi ternak yang terinfeksi, produk asal ternak tertular dan hewan karier. Hewan karier atau hewan pembawa virus infektif dalam tubuh (dalam sel-sel epitel di daerah esofagus, faring) untuk waktu lebih dari 28 hari setelah terinfeksi sangat penting dalam penyebaran PMK.
"Tercatat pada tahun 2023 ribuan dosis vaksin sudah digelontorkan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyebaran PMK," tandasnya.
Menurut dokter Jeffrys, sapi yang telah mendapatkan vaksin masih bisa terkena virus PMK. Tetapi tidak separah sapi-sapi yang belum mendapatkan vaksin.
“Menjelang Idul Adha 2023, lalu lintas ternak semakin meningkat. Di lapangan, banyak ternak rentan yang belum mendapatkan vaksin dilalulintaskan. Sapi yang sudah divaksinpun dapat terkena Kembali, meskipun gejalanya lebih ringan," katanya.
Tingkat infeksi yang tinggi serta penurunan produksi yang diakibatkan oleh penyakit PMK, menyebabkan penanganan pada kasus PMK menjadi penting untuk penyembuhan sapi yang terinfeksi.
Pencegahan dan Pengobatan PMK
Berikut cara mencegah dan mengobati sapi yang terinfeksi PMK oleh drh Jeffrys Salsabila.
Pencegahan
Pada saat melalulintaskan hewan ternak, pastikan ternak sudah mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi ditandai dengan adanya eartag dan sudah mendapatkan SKKH (surat keterangan Kesehatan hewan) yang dikeluarkan oleh dinas peternakan terdekat.
"Setelah vaksin, hewan sebaiknya dilakukan karantina selama 2 minggu di kandang yang terpisah. Manajemen kedatangan dilakukan dengan penyemprotan desinfektan di kendaraan pengangkut hewan ternak, di tubuh hewan itu sendiri, serta petugas yang membawa hewan masuk.
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan disemprotkan cuka ke area mulut dan kuku dengan konsentrasi 10% dengan dosis secukupnya sebanyak dua kali sehari. Pada sapi yang mengalami luka terbuka dapat disemprotkan dichlofenthion 1% untuk mencegah myasis.
Dapat diberikan suplementasi herbal berupa kunyit untuk menambah palatabilitas ternak dengan rumus ramuan yaitu 1kg dicampur dengan 5 liter air dengan dosis pemberian sebanyak 500ml per ekor sapi per hari. Pemberian Vitamin b kompleks pada ternak sapi akan diikuti dengan meningkatnya sistem pertahanan tubuh dan sebagai sumber energi.
"Pada tingkatan yang parah perlu diberikan obat obatan seperti antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, analgesik dan antipiretik untuk Pereda nyeri dan menurunkan panas, serta antiradang untuk menekan peradangan akibat PMK," jelas drh. Jeffrys, dokter hewan di Bintang Ternak Farm Banyumas. (*)
Apa Reaksi Anda?