Sah, Alimatus Sahrah Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Psikologi UMBY

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta atau UMBY, Prof Dr Alimatus Sahrah M.Si MM, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi.

Februari 27, 2024 - 11:30
Sah, Alimatus Sahrah Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Psikologi UMBY

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta atau UMBY, Prof Dr Alimatus Sahrah M.Si MM, dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi. Pengukuhan itu dilakukan usai menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Wanita Karir dan Kesejahteraan Subyektif: Menuju Indonesia Emas 2025 dalam Profektif Psikologi Industri dan Organisasi.

Pengukuhan dilakukan oleh Rektor UMBY Dr Ir Agus Slamet STP MP MCE di Auditorium Fakultas Ekonomi Kampus 1 UMBY Jalan Wates Km.10 Yogyakarta, Senin (26/2/2024). Dengan adanya pengukuhan tersebut, Alimatus kini sah menyandang gelar profesor.

Dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar UMBY, Alimatus Sahrah menegaskan, perbandingan antara pria dan wanita dalam hal kesempatan untuk menentukan dan mengambil kebijakan bahwa wanita masih dibawah lelaki.

“Meski wanita sangat berperan di dunia kerja pada umumnya, namun jumlah mereka belum sebanding dengan jumlah lelaki,” tandas Women of The Year DIY 2020 (Tokoh Perempuan DIY) Anugerah TIMES Indonesia (ATI) Tahun 2020.

Alimatus menjelaskan, dalam mencapai visi-misi Indonesia Emas, wanita memiliki potensi besar pembangunan nasional. Seperti yang diinformasikan oleh Mckinsey Glojal Institute (2025) menyebutkan bahwa wanita memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Dilihat dari data statistik, penduduk Indonesia yang menunjukan populasinya lebih dari 270 juta jiwa itu memiliki perbandingan laki-laki dan perempuan ada keseimbangan populasi yaitu Indonesia terdiri dari 135 juta pria dan 135 juta wanita.

“Namun terlepas dari perbandingan populasi yang seimbamg itu, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam partisipasi tenaga kerja. Laki-laki partisipasinya mencapai sekitar 83,3 persen dari jumlah populasi pria. Sedangkan tingkat partisipasi perempuan lebih rendah yaitu sekitar 53,6 persen dari jumlah populasi wanita,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, maka sebagai salah satu solusinya dan juga untuk lebih memberdayakan wanita, diperlukan konsep kesejahteraan subyektif dalam konteks karir wanita.

Guru-Besar-UMBY.jpg

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi subjektivitas Will Being dapat dicermati antara lain faktor ekonomi atau tingkat penghasilan pekerjaan. Hubungan sosial yang berkualitas dengan orang lain dan lingkungan tempat kerja. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan maupun faktor religiusitas dalam konteks masyarakat Indonesia. Sehingga faktor budaya dan nilai nilai religius sangat mempunyai peran penting.

“Maka strategi dan intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan subyek wanita karir diperlukan. Meliputi agar wanita dapat melakukan pengelolaan waktu, memelihara jaringan sosial, mendapatkan ruang kesempatan berolahraga dan hiburan serta pengembangan profesionalisme,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu juga, Alimatus Sahrah yang juga mantan Rektor UMBY tiga periode 2010 – 2022 ini menyebutkan empat tantangan yang dihadapi wanita karier menuju Indonesia Emas 2045. Diantaranya tantangan individu, keluarga, organisasi dan tantangan kehidupan bermasyarakat.

“Tantangan dari dalam diri individu adalah perasaan kurang percaya diri, ketakutan akan kegagalan, dan fear of success,” ucapnya.

Kedua tantangan dari dalam keluarga. Wanita karier sering menghadapi tantangan dalam membagi waktu dan perhatian antara tanggung jawab karir dan tanggung jawab keluarga. Ketiga tantangan dari dalam organisasi. “Dalam lingkungan organisasi, adanya keyakinan negatif terhadap kinerja perempuan dapat merusak aspirasi untuk kemajuan karier,” jelasnya.

Keempat, tantangan dari dalam kehidupan bermasyarakat. Wanita karier sering dihadapkan pada stereotip gender yang membatasi persepsi dan peluang mereka di tempat kerja dan dalam masyarakat.

“Sehingga perlu kebijakan kerja fleksibel, hingga membuat kebijakan terhadap hak-hak wanita dan mengambil tindakan jika terjadi pelanggaran,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UMBY, Dr Ir Agus Slamet STP MP, MCE, menyampaikan ucapan selamat dan bangga dengan tambahan 1 guru besar di UMBY. Dengan adanya pengukuhan ini maka UMBY kini memilik 3 guru besar.

“Saat ini, jumlah calon guru besar UMBY ada sebanyak 7 orang. Dosen yang bergelar Doktor sebanyak 30 orang. Sedangkan dosen yang sedang nenempuh studi gelar Dr (S3) ada sebanyak 7 orang,” papar Agus Slamet, Rektor UMBY. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow