Program Tepat BPTN Syariah Sukses Berdayakan 35 Ribu Perempuan Banyuwangi

Sedikitnya 35 ribu perempuan di Banyuwangi, Jawa Timur, kini bernafas lega. Sebagai pelaku usaha ultra mikro, mereka semakin berdaya berkat mengikuti program Tepat Pembia ...

Agustus 11, 2023 - 09:40
Program Tepat BPTN Syariah Sukses Berdayakan 35 Ribu Perempuan Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sedikitnya 35 ribu perempuan di Banyuwangi, Jawa Timur, kini bernafas lega. Sebagai pelaku usaha ultra mikro, mereka semakin berdaya berkat mengikuti program Tepat Pembiayaan Syariah BPTN Syariah.

Bukan hanya mendapat akses pembiayaan tanpa agunan. Namun nasabah yang didominasi emak-emak juga didampingi, dilayani dan diberi pelatihan sesuai kebutuhan oleh pihak bank.

Jadi, kemudahan ini tidak saja memberdayakan ekonomi melalui masing-masing usaha. Tapi juga menjauhkan nasabah dari jeratan rentenir serta bank harian dengan bunga mencekik.

BTPN-Syariah-2.jpgBTPN Syariah saat meninjau Sentra Pendarungan Mawar, di Desa Karangrejo, Kecamata (FOTO: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Ya, kisah manis kaum hawa itu terungkap dalam kunjungan BTPN Syariah ke sejumlah sentra atau kelompok nasabah di Bumi Blambangan, Kamis (10/8/2023).

Kunjungan pertama dilakukan di sentra Pendarungan Mawar, di Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari. Disitu, nasabah yang terdiri dari kalangan ibu rumah tangga sedang berkumpul rutinan 2 mingguan. Mereka berdiskusi, saling menguatkan dan sharing tentang masing-masing usaha yang dijalankan.

Dalam tatap muka, Community Officer atau petugas BTPN Syariah ikut bergabung. Dia menjadi mentor sekaligus memberi pelatihan. Saat itu pelatihan yang diberikan mengenai pengelolaan keuangan.

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin menyampaikan, program Tepat Pembiayaan Syariah, berfokus pada pembangunan karakter dan kebiasaan-kebiasaan baik nasabah. Dan jargon yang diusung dan ditularkan adalah ‘Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling bantu atau BDKS.

Guna membangun komitmen untuk terus berkembang, pihaknya juga mengoptimalkan kualitas pertemuan nasabah yang digelar setiap 2 minggu sekali. Diantaranya dengan menanamkan semangat ‘Hadir tepat waktu, Angsuran lancar, memiliki Usaha dan Solidaritas atau disingkat HAUS.

“Kami juga terus melakukan pendampingan dan memberi pelatihan sesuai dengan apa yang dibutuhkan nasabah. Mulai pengelolaan keuangan, packaging produk, pendampingan pemasaran dan lainnya,” kata Ain, sapaan akrab Ainul Yaqin.

 

Dijelaskan, BTPN Syariah adalah satu-satunya Bank Syariah yang fokus melayani usaha ultra mikro atau masyarakat inklusi di Indonesia. Sejak tahun 2011, tercatat ada 6 juta nasabah di Nusantara. Dan 35 ribu an nasabah berada di Banyuwangi.

Melalui akses pembiayaan tanpa agunan, tentu saja kehadiran program Tepat Pembiayaan Syariah menjadi angin segar bagi para perempuan untuk membantu suami dalam membangun perekonomian keluarga.

Kabar baiknya, syarat menjadi nasabah BTPN Syariah sangat mudah. Cukup menyerahkan KTP, KK, persetujuan suami dan menghadirkan saksi. Ditambah komitmen bersama dengan sentra atau kelompok nasabah diwilayah setempat.

 

Kenapa harus ada kesepakatan dengan sentra nasabah?. Karena sentra nasabah memang sengaja dibentuk sebagai wadah pendampingan dan membangun kebersamaan. Mulai dari kebersamaan dalam menjalankan usaha sesuai kesepakatan hingga saling menguatkan.

“Kami merancang pendampingan yang paling tepat dalam melakukan pendekatan dengan melayani langsung ke kumpulan atau sentra-sentra para ibu-ibu di pelosok,” urainya.

Kumpulan ini atau yang biasa disebut pertemuan rutin sentra merupakan wadah utama BTPN Syariah dalam memberdayakan jutaan ibu-ibu dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan selain melakukan transaksi keuangan serta angsuran. Sekaligus menjadi syarat bagi perempuan nasabah BTPN Syariah untuk mendapatkan pembiayaan tanpa agunan bagi masing-masing.

 

“Kehadiran ibu-ibu di kumpulan yang dilakukan 2 minggu sekali juga menjadi jaminan bagi bank untuk memberikan pembiayaan,” cetus Ain.

 

Dicontohkan, Punirah, Ketua sekaligus anggota Sentra Pendarungan Mawar, dia menjadi nasabah sejak tahun 2011. Pertama, dia mendapat pembiayaan dari BTPN Syariah sebesar Rp1,5 juta. Dengan pendampingan, ditambah ketekunan dan kesungguhan, usaha besi tua, jual beli kayu dan hasil panen yang dijalankan terus berkembang. Pembiayaan yang bisa diperoleh pun meningkat hingga diangka Rp27 juta.

 

Perjalanan bertumbuh kembangnya usaha Punirah ini sekaligus menjadi motivasi nasabah lain. Hasilnya, anggota Sentra Pendarungan Mawar yang awalnya hanya 10 orang, kini menjadi 34 orang. Yang artinya, para perempuan didaerah setempat ikut tergerak untuk semakin berdaya dalam perekonomian melalui usaha ultra mikro.

 

Dalam kunjungan kedua di Sentra Cinta di Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, masih Ain, juga terdapat nasabah yang cukup menginspirasi. Dari pembiayaan awal Rp2 juta, kini meningkat diangka Rp12 juta. Dengan kata lain, kesungguhan dan kedisplinan terbukti mendorong usaha untuk terus berkembang.

 

Business Coach Banyuwangi BTPN Syariah, Joko Ibnu Susanto menambahkan, 35 ribu nasabah yang tersebar diseantero kabupaten paling ujung timur pulau Jawa, terbagi dalam 2.759 sentra. Mereka diberi pendampingan, pembinan dan pelayanan rutin setiap 2 minggu sekali. Disitu nasabah juga bisa menabung maupun melakukan penarikan uang.

 

“Tanpa agunan, kami bisa memberikan pembiayaan hingga Rp50 juta,” katanya.

 

Yang membuat semakin lega, menjadi peserta program Tepat Pembiayaan Syariah BTPN Syariah, nasabah otomatis tercover asuransi. Jika ditengah perjalanan nasabah meninggal dunia, seluruh tanggungan akan ditutup pihak asuransi. Dan ketika suami meninggal dunia, maka nasabah berhak atas santuan sebesar Rp500 ribu.

 

“Untuk nasabah yang disiplin dan memiliki pertumbuhan usaha yang baik, berkesempatan mendapatkan hadiah ibadah umroh,” beber Ibnu.

 

Bagi para perempuan yang ingin menjadi pelaku usaha ultra mikro, seperti pedagang gorengan, kuliner, pertanian dan lainnya, jangan berkecil hati. Karena progam Tepat Pembiayaan Syarian BTPN Syariah ini juga bisa dijangkau pelaku usaha rintisan. Makin menarik, dengan penerapan konsep syariah, besaran bunga program ini dijamin lebih rendah dibanding pembiayaan syariah tanpa agunan lainnya.

 

“Kami menyasar nasabah perempuan, karena kami ingin mencetak para perempuan tangguh dan berdaya dengan usaha masing-masing. Dan dengan terciptanya perempuan tangguh, maka akan tumbuh generasi-generasi tangguh,” cetusnya.

 

Punirah, Ketua dan anggota Sentra Pendarungan Mawar, Desa Karangrejo, Kecamatan Blimbingsari, mengaku senang bisa menjadi nasabah program Tepat Pembiayaan Syariah BTPN Syariah. Menurutnya, dengan usaha yang makin berkembang, ekonomi keluarga semakin mapan.

 

“Kini makan bisa makan enak terus, untuk menyekolahkan anak tidak bingung biaya lagi,” katanya.

 

Kepala Desa (Kades) Karangrejo, Subandrio, berharap perekonomian warganya terus meningkat. Dia juga berpesan agar para perempuan nasabah BTPN Syariah, terus termotivasi mengembangkan usaha guna menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pihak bank.

 

“Sentra ini sudah terbentuk sejak 2011, hubungan baik dan kepercayaan yang terbangun selama ini harus terus dijaga,” ucapnya.

 

Disebutkan, dalam membangun pemberdayaan ekonomi melalui perempuan pelaku usaha ultra mikro di Banyuwangi, BTPN Syariah telah mengucurkan anggaran Rp111 miliar. Melalui pendampingan dan pelatihan melalui sentra nasabah, terbukti mampu meminimalisir kredit macet. Dan tentunya program Tepat Pembiayaan Syariah ini juga memberi sumbangsih menghindarkan masyarakat dari praktik jahat para rentenir. (*)

 

Pewarta : Syamsul Arifin

Editor :

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow