Peternak Sapi di Sanan Kota Malang Ketakutan Hadapi Wabah LSD
Peternak sapi di kelurahan Sanan, Kota Malang kini tengah ketakutan terhadap wabah penyakit menular Lumpy Skin Disease (LSD) yang menjangkit sapi di berbagai daerah. ... ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Peternak sapi di kelurahan Sanan, Kota Malang kini tengah ketakutan terhadap wabah penyakit menular Lumpy Skin Disease (LSD) yang menjangkit sapi di berbagai daerah.
Terlebih, dalam waktu dekat ini ada perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah. Momen tersebut, biasanya menjadi masa panen bagi para peternak sapi untuk hewan kurban.
Akan tetapi, diketahui sampai saat ini kasus LSD tak ditemui di wilayah Kelurahan Sanan, Kota Malang.
Salah satu peternak Sapi Sanan, Kurniawan Hutomo mengatakan, beberapa rekan sesama peternak sapi yang ia kenal di daerah Pasuruan, sudah merasakan dampak dari wabah LSD.
Penyebabnya, karena masuknya sapi dari luar daerah seperti halnya saat datang wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di tahun 2022 lalu.
"Kalau disini gak ada (LSD), semoga aja gak ada. Kalau khawatir tentu saja kita khawatir. Kata teman saya di Pasuruan juga sudah mulai dirasakan disana," ujar Hutomo, Rabu (7/6/2023).
Diketahui, wabah LSD sendiri biasanya ditandani dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut.
Hal ini lah yang membedakan dengan wabah penyakit PMK yang sempat menyerang hampir seluruh peternak di Indonesia pada tahun 2022 lalu.
Disisi lain, kata Hutomo, kini para peternak sapi di wilayahnya masih melakukan aktivitas seperti biasanya. Meski begitu, para peternak antar satu sama lain saling memantau pergerakan keluar masuk sapi.
Namun, ternyata para peternak juga masih bergelut dengan wabah PMK. Bahkan, sepekan lalu saja masih ditemui satu sapi mati, karena wabah PMK.
"Dulu (2022), sapi mati hampir setiap hari (akibat PMK). Kalau sekarang rentan waktunya lebih panjang. Kadang selang satu atau dua bulan memang masih ada sapi mati kena PMK. Tapi saat ini kondisinya lebih baik," tuturnya.
Lebih lanjut, populasi sapi di Kelurahan Sanan sekitar 3.500 ekor. Dari jumlah tersebut, sekitar 85 persen telah tervaksin PMK, termasuk 11 sapi jenis Limosin dan Simmental milik Hutomo.
Ia juga menyebut bahwa biasanya petugas dari Dispangtan Kota Malang memantau kondisi kesehatan sapi kurang dari tujuh hari menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Biasanya keliling ke kandang-kandang, mantau kesehatan sapi. Terus diberi vitamin juga," katanya.
Terpisah, Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono menyebut bahwa kasus PMK di Kota Malang sudah tidak ada.
Selain itu, Pemkot Malang juga masih rutin melakukan vaksinasi PMK terhadap sapi-sapi di peternakan wilayah Kota Malang.
"Belum ada (wabah LSD), semoga tidak ada lagi (seperti kasus PMK). Sebenarnya untuk kasus PMK di Kota Malang juga sudah gak ada, karena kegiatan vaksinasi sudah secara rutin dilakukan sebagai upaya pencegahan," ujarnya. (*)
Apa Reaksi Anda?