Penyuluh Pertanian Kabupaten Sleman Studi Banding ke BBPP Ketindan
Sejumlah 25 Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Koordinator ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Sejumlah 25 Penyuluh Pertanian dari Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Provinsi D.I Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Bidang Penyuluhan dan Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) berkunjung ke Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan (BBPP Ketindan) dalam rangka studi banding tentang Pestisida Organik.
Dalam sambutan di hadapan para para penyuluh, Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, menyampaikan bahwa BBPP Ketindan terbuka terhadap semua pihak yang ingin berkunjung dengan berbagai tujuan, seperti tentang budidaya tanaman, pengolahan hasil, proteksi tanaman, penyuluhan pertanian dan agribisnis.
“Selain menerima kunjungan, kami juga menyediakan program praktik kerja, magang dan penelitian, penyediaan sarana prasarana penunjang, sertifikasi dan pelatihan, layanan konsultasi agribisnis dan PPID,” ujar Kepala Balai Sumardi Noor.
Sementara itu, Kabid Penyuluhan dan KJF Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa tujuan kedatangan mereka adalah untuk mempelajari tentang pestisida organik, mulai dari pengenalan bahan, cara pembuatan dan teknik aplikasinya.
Melalui kunjungannya ke Laboratorium Proteksi tanaman, rombongan diterima dan mendapatkan pendampingan dari Juniawan selaku widyaiswara proteksi tanaman. Selama 4 jam, para penyuluh mendapatkan penjelasan tentang pestisida organik (pestisida hayati dan pestisida nabati) mulai dari pengenalan agen hayati meliputi jenis agen hayati, ciri-cirinya, perannya dalam agroekosistem, cara perbanyakan dan cara penyimpanan.
Sedangkan untuk pestisida nabati dijelaskan tentang pengenalan beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan pestisida nabati seperti mimba, mindi, bintaro, sirsak, brotowali, selasih, lidah buaya, sereh wangi dan sereh hijau. Para penyuluh juga mendapatkan penjelasan tentang teknis memproduksi pestisida nabati, seperti distilasi, maserasi dan pirolisis.
Hal ini tentu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik. Akan tetapi, sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain.
Oleh karena itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan, dengan adanya program Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) adalah suatu gerakan pertanian pro organik yang mendorong pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal, guna mendorong petani memproduksinya secara mandiri. Selain juga untuk meningkatkan produksi pertanian, mengurangi penggunaan pupuk anorganik tentunya juga untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Untuk mendukung Genta Organik secara massif, BBPP Ketindan telah melaksanakan dukungan tersebut baik melalui pelatihan, studi banding, konsultasi agribisnis kepada para pelaku pertanian.
Juniawan melanjutkan bahwa untuk kegiatan studi banding atau kunjungan dari penyuluh pertanian Kabupaten Sleman diajarkan juga proses distilasi yang setelah dipaparkan kemudian didemosntrasikan proses penyulingan sereh wangi. Untuk proses maserasi disimulasikan cara pembuatan ekstrak nabati Micessla yang terdiri atas tanaman mimba, cengkeh, sereh wangi, sirih dan laos. Sedangkan untuk proses pirolisis didemonstrasikan proses pembuatan pestisida nabati asap cair dari bahan batok kelapa.
Para peserta yang sangat bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan ini begitu semangat akan mencoba sendiri dan menerapkan ke petani di wilayah binaannya. Selain itu mereka juga akan berusaha untuk bisa memiliki mesin untuk pembuat asap cair mengingat prosesnya sangat sederhana, praktis, mudah, murah, menguntungkan secara ekonomi, ramah lingkungan. (*)
Apa Reaksi Anda?