Pemanfaatan Lebah Madu Pada Pemukiman Warga Songkhla, Hat Yai, Thailand
Pembudidayaan lebah madu sebagian besar terletak pada pedesaan yakni pada negara Indonesia dan Thailand.
TIMESINDONESIA, MALANG – Pembudidayaan lebah madu sebagian besar terletak pada pedesaan yakni pada negara Indonesia dan Thailand. Mahasiswa KSM Fakultas kedokteran Unisma Malang, melakukan kunjungan ke peternakan lebah madu di songkhla, Hat Yai, Thailand, Sabtu (24/2/2024).
Teknik pemberdayaan lebah madu di sana mungkin memiliki beberapa kemiripan dalam pemberdayaan lebah madu dengan di Indonesia karena keduanya beroperasi dalam iklim tropis dan memiliki sejarah panjang dalam praktik tradisional perlebahmaduan, perbedaan geografis, lingkungan, dan budaya dengan tetap memainkan peran dalam beberapa aspek teknis dan praktis.
Pemberdayaan lebah madu di Thailand terutama di Songkhla, Hat Yai, Thailand menggunakan lebah yang mencari makannya dari pohon karet, pohon palem dan bunga-bunga liar. Madu yang dihasilkan diolah dan dimanfaatkan menjadi beberapa produk seperti sabun mandi, vitamin, dan lain sebagainya.
Pengambilan madu di sana dilakukan dengan memperhatikan pola cuaca tertentu untuk memastikan kualitas dan keaslian madu yang dihasilkan. Peternak lebah madu melibatkan siklus pengambilan madu dua kali setiap tahunnya, terutama pada periode khusus yang cocok dengan musim kemarau.
Umumnya, dilakukan 2 kali setiap tahun yakni pada bulan Januari hingga April. Hal ini dikarenakan pada musim kemarau memainkan peran penting dalam proses pengambilan madu. Cuaca ekstrem, seperti panas yang berlebihan atau kekeringan, dapat mempengaruhi produksi nektar dan kesehatan koloni lebah madu.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Pengambilan madu dengan cara pengasapan yang dilakukan ketika ratu madu masih berada di dalam sarang adalah metode yang kurang umum dibandingkan dengan teknik pengambilan madu yang lebih tradisional. Umumnya, pengambilan madu dilakukan dengan cara menyisihkan ratu madu dan koloni lebah untuk menghindari kerugian yang dapat timbul akibat kehilangan ratu madu.
Pada peternakan desa Songkhla, masih menggunakan teknik pengasapan untuk pengambilan madu. Selain itu, mereka menggunakan oil yang diletakkan di bawah sarang lebah untuk menghindari semut yang menyerang ratu lebah dan sarangnya.
Sejarah awal peternakan lebah madu di Songkhla, menunjukkan bagaimana banyak orang berkembang dari keisengan menjadi pekerjaan utama. Hal ini dimulai sebagai hobi dan keinginan untuk mengumpulkan lebah madu dan akhirnya berkembang menjadi usaha yang menguntungkan komunitas setempat.
Inisiator yang awalnya hanya berpura-pura kemudian mungkin mulai mendorong komunitas setempat untuk membantu menjaga dan menumbuhkan peternakan lebah madu ini. Peternakan lebah madu yang semakin berkembang dan menguntungkan ekonomi lokal. Selain penjualan madu, komunitas juga dapat menghasilkan produk turunan lebah seperti royal jelly, propolis, dan lilin. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Sayidati Nabilah, Mahasiswa KSM Internasional Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?