Paguyuban Pakulima: Kisah Panjang Pengabdian Unuja Probolinggo di Tengah Masyarakat

Udara sejuk tepi pantai mengalir lembut dari sisi utara. Menghembuskan kesegaran kepada orang-orang yang tengah larut dalam khusuknya tahlil dan wirid di atas gazebo bambu.

Oktober 27, 2023 - 14:30
Paguyuban Pakulima: Kisah Panjang Pengabdian Unuja Probolinggo di Tengah Masyarakat

TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Udara sejuk tepi pantai mengalir lembut dari sisi utara. Menghembuskan kesegaran kepada orang-orang yang tengah larut dalam khusuknya tahlil dan wirid di atas gazebo bambu. Belasan orang jumlahnya, duduk bersila dengan khusuk mengikuti prosesi keagamaan yang rutin digelar oleh Paguyuban Pakulima setiap Jumat pagi.

Lima tahun lalu, atau tepatnya 2018, tidak ada yang menyangka bahwa tempat kumuh di sudut pesisir Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur itu akan penuh dengan kajian keagamaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti yang kini terlihat.

Sebelum tahun 2018, Pakulima, akronim dari Pantai Uang Lingkungan Mandaran adalah wilayah kumuh. Penuh dengan sampah kiriman arus sungai di sisi barat dan rawan akan konflik sosial akibat penambangan pasir ilegal yang sering terjadi.

Selain itu, budaya dan kultur masyarakat yang keras membuat Pakulima saat ini amat kontras dengan apa yang terjadi pada awal-awal berdirinya.

Perlahan namun pasti, daerah kumuh di sudut Pesisir Besuki itu mulai berubah lebih baik sejak Paguyuban Pakulima didirikan pada akhir 2018. Pendirian Paguyuban pertama kali diprakarsai oleh Habib Hud.

Unuja-2.jpg

Habib Hud mengamanahi Hambali dan tokoh masyarakat setempat, untuk membina wilayah tersebut. Hambali adalah akademisi Universitas Nurul Jadid atau Unuja Probolinggo Probolinggo, sebuah kampus berbasis pesantren.

Kehadiran paguyuban membuat masyarakat lebih teratur. Masalah dan konflik sosial akibat penambangan pasir perlahan diselesaikan dengan masyarakat yang bersatu di bawah nama Paguyuban Pakulima. 

Menjaga momentum perkembangan kehidupan sosial masyarakat setempat, Hambali bersama Unuja Probolinggo lantas menjadikan Pakulima sebagai wilayah binaan untuk mendorong percepatan perekonomian di tengah masyarakat. 

Melalui kegiatan-kegiatan rutin seperti arisan dan tahlil, pengajian kitab tiap Jumat pagi, pembacaan Rotibul Haddad setiap minggu, serta pengajian dan sholawat setiap 2 minggu, membuat kultur Islami dan positif tumbuh subur di masyarakat. Mendorong perubahan positif dan nyata di Pakulima, dari wilayah kumuh menjadi teduh dan penuh semangat positif. 

Ketua Paguyuban Pakulima, H. Joko Malis menceritakan, perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah masyarakat Pakulima sungguh di luar dugaan dan tak pernah dibayangkan olehnya. 

Unuja-3.jpg

"Perkembangan dan kondisi saat ini benar-benar tidak pernah kita bayangkan. Masyarakat yang dulunya sering bermasalah akibat masalah pasir, sekarang sudah rukun dan jauh lebih baik. Abrasi yang menjadi ancaman tiap tahun juga perlahan mulai tidak terasa berkat aksi gotong royong masyarakat untuk menjaga lingkungan dan membangun tangkis menahan dampak abrasi," ungkapnya. 

Sementara itu, Hambali, Wakil Rektor I Unuja Probolinggo, tokoh masyarakat setempat yang juga perintis Paguyuban Pakulima menjelaskan, perjuangan dan hasil yang diperoleh saat ini merupakan sumbangsih semua pihak. Pakulima, masyarakat, Unuja dan pihak-pihak lain sama-sama berkontribusi atas perubahan positif yang hadir dibawakan oleh Paguyuban Pakulima. 

"Paguyuban Pakulima adalah gambaran nyata konsistensi dan persistensi yang dicurahkan banyak pihak. Masyarakat dengan keinginan untuk berubah dan menjadi lebih baik, Unuja dengan pengabdian dan komitmen untuk mengabdi di tengah masyarakat serta pihak-pihak lain yang berkontribusi terhadap Paguyuban Pakulima dan perkembangannya saat ini," ungkapnya. 

Kini, dengan hadirnya Paguyuban Pakulima, wilayah yang dulunya dicap kumuh itu telah banyak berubah. Penuh dengan pepohonan, gazebo bambu dan aura optimistis masyarakat dalam setiap kegiatan yang terus dijaga dan dilaksanakan secara rutin. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow