Kuliah Umum di Polbangtan Malang, Irjen Kementan Ajak Jaga Ketahanan Pangan
Menjaga ketahanan pangan adalah misi yang kini terus digelorakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Hal disampaikan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Menjaga ketahanan pangan adalah misi yang kini terus digelorakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Hal disampaikan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan RI, Jan S Maringka, saat mengisi kuliah umum di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Jumat (12/5/2023).
Jan Maringka mengatakan, saat ini Kementan RI terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak dan stakeholder, agar tercipta sebuah komitmen yang sama. Yakni untuk menjaga ketahanan pangan. Salah satunya melalui pengawasan alih fungsi lahan pertanian.
"Kalau kita tidak menjaga kekuatan lahan pertanian kita, semua tergerus oleh pembangunan, maka dimana lagi kita akan menanam," ucapnya di Polbangtan Malang, Jumat (12/5/2023).
Pria yang pernah menjabat sebagai staf ahli Jaksa Agung RI bidang Perdata dan Tata Usaha Negara itu mengatakan, maraknya pembangunan infrastruktur memang menjadi sebuah keniscayaan. Namun hal itu tetap tidak bisa menjadi alasan untuk menggerus lahan pertanian yang ada.
"Kita juga harus menjaga mulai dari saat ini, kalau kedepan pembangunan infrastruktur terus berjalan, tetapi keberpihakan kita kepada lahan pertanian tidak boleh dikesampingkan. Itu yang harus menjadi landasan kita," tegasnya.
Menurutnya, saat ini semua stakeholder sudah menyadari, bahwa menjaga ketahanan pangan artinya adalah menjaga keberlangsungan isi perut dari 280 juta jiwa penduduk Indonesia. Sehingga seluruh pihak harus menjadi pengawal pertanian di masa yang akan datang.
"Kita melihat di masa mendatang akan ada tantangan seperti bonus demografi, jumlah penduduk akan terus meningkat seperti negara besar lainnya. Seperti China, Amerika. Manusianya terus bertambah namun lahannya hanya tetap itu-itu saja. Bahkan cenderung menurun. Inilah yang harus kita jaga bersama," tutur Jan Maringka.
Untuk itu, perlu adanya sebuah inovasi yang harus terus dilakukan di bidang pertanian. Pihaknya juga meminta, agar Polbangtan Malang bisa berfikir out of the box. Sehingga bisa menghasilkan sebuah inovasi di bidang pertanian yang menguntungkan seluruh pihak.
"Jangan lagi standarnya menanam, dalam satu tahun satu kali panen, atau dua kali tiga kali. Mungkin kedepan tekhnologi akan semakin hebat lagi. Mungkin bisa satu tahun bisa 5 atau 6 kali panen," kata dia.
Sehingga dengan begitu, meskipun kedepan jumlah masyarakat Indonesia bertambah secara signifikan, dan luasan lahan masih tetap sama, maka hal itu tidak akan menjadi sebuah masalah.
"Jadi lahannya tetap sama tetapi jumlah kapasitas produksinya bertambah. Semisal sekarang satu hektar sawah hanya menghasilkan 5 ton, coba dengan kemampuan tekhnologi kita bisa melakukan sekali produksi bisa menghasilkan dua kali lipat dari biasanya. Dan itu yang kita pelajari sekarang," terangnya.
Jan Maringka mengakui, saat ini beberapa produk pertanian di Indonesia, seperti dalam bidang hortikultura, sering kalah saing dengan produk luar negeri. Seperti jeruk lokal yang kalah saing dengan jeruk Mandarin yang memiliki bentuk, rasa, dan tampilan yang lebih menarik.
Hal ini, harus menjadi sebuah evaluasi bersama, agar kedepan, produk lokal bisa berjaya, baik di negeri sendiri maupun di kancah internasional. Dengan begitu, pemerintah bisa menekan angka import bidang pertanian yang masuk ke Indonesia.
"Jangan kita menolak import, tapi kita tidak bisa memberikan yang tebaik. Bagaimana kita mampu ketika negara kita menjadi negara yang unggul, kita harus bangkit menciptakan ketahanan pangan yang pada akhirnya menuju kedaulatan pangan," pungkasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?