KSM-T Unisma Malang Berpartisipasi Mewujudkan Kampung Seni Tradisi Nusantara
KSM Tematik Unisma Malang kelompok 37 turut berpartisipasi di dalam kegiatan kesenian Bantengan di Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
TIMESINDONESIA, MALANG – KSM Tematik Unisma Malang kelompok 37 turut berpartisipasi di dalam kegiatan kesenian Bantengan di Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, Senin (13/8/2023).
Mahasiswa bergabung dengan pemuda Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang berusaha melestarikan tradisi grebek Banteng Suro.
Acara intinya kegiatan brsih desa yang diisi pengajian, namun kemudian diselipi berbagai acara lain yang khas di desa ini” tutur Sirat Yudin. Kekhasan desa itu adalah tari topeng dan bantengan.
"Bantengan adalah suatu kesenian yang saya sukai karena bisaa membuat pikiran stress menjadi tidak stress,” jelas M Surya Aditya ketua kelompok 37 Desa Tulus Besar.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Kesenian bantengan merupakan interpretasi dari buron alas yang diwujudkan dalam bentuk kesenian rakyat. Kelompok seni yang masih mempertahankan kesenian bantengan yaitu kelompok kesenian bantengan dari Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Bentuk dari kesenian bantengan yang dipertunjukan memiliki kandungan makna dari ekspresi simbolis. Menjawab permasalahan tersebut digunakan beberapa konsep, diantaranya konsep bentuk menggunakan konsep Suzanne K. Langer dan konsep dari Soedarsono, untuk menjawab permasalahan makna simbolis menggunakan konsep dari Suzanne K. Langer yang diperkuat oleh konsep L.A White.
Bantengan Malang lahir dari rahim pencak silat, seni tradisi bantengan lahir dari bagaimana cara masyarakat kala itu mengamati kebiasaan hewan liar yang ada di hutan. Gerakan-gerakan itu kemudian direplikasi menjadi jurus bela diri dan sebuah gerak pencak silat, seni pertunjukan budaya tradisi yang berasal dari Jawa Timur menggabungkan unsur sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/ mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.
Kesenian ini ada di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten dan Kota Malang, terutama di sekitar Kecamatan Tumpang, Poncokusumo, dan Kota Batu. Tarian ini menjadi populer lantaran gerak tarinya mudah untuk dihafalkan oleh semua lapisan masyarakat. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Pewarta: Tiara Wildana Balqista, Mahasiswa KSM-T Kelompok 37 Universitas Islam Malang (UNISMA)
Apa Reaksi Anda?