Kisah Totok, Caleg PDIP yang Berpendirian Tinggi untuk NKRI
Sugianto atau yang biasa disapa Totok ini kembali maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pilihan (Dapil) Low ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Sugianto atau yang biasa disapa Totok ini kembali maju sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk daerah pilihan (Dapil) Lowokwaru, Kota Malang.
Pria sederhana kelahiran Bangkalan 18 Agustus 1968 tersebut memiliki pendirian tinggi untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Saat ditemui dirumahnya, di Jalan Kendalsari Dalam III Kota Malang, Totok memiliki sifat yang sederhana dan ramah terhadap masyarakatnya.
Tak memiliki banyak kegiatan dalam mengkampanyekan dirinya sebagai caleg, namun perilaku sederhana dan tegas yang dimiliki oleh Totok mampu memikat kepercayaan masyarakatnya.
Ia mengaku, selama ini yang ia lakukan hanyalah bertamu dan menyapa warga Lowokwaru secara langsung dan intim.
"Kegiatan saya door to door. Bertamu ke teman-teman dan warga. Ya dari mulut ke mulut saja," ujar Totok, Selasa (1/8/2023).
Ia memastikan, kekeluargaan bagi masyarakat memang merupakan hal yang paling penting. Secara langsung, ia mendengarkan keluh kesah masyarakat yang nantinya bisa diimplementasikan saat ia terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Kota Malang.
"Kekeluargaan itu yang lebih penting. Keluhan itu kan aspirasi. Kita pendekatan untuk mereka dan menampung keluhan itu," katanya.
Ia mengaku enggan melakukan 'pamer' berlebih demi mendapatkan suara. Sebab, hal itu selain sulit dilakukan, bukan tipe Totok yang selama ini dikenal masyarakat sebagai orang yang sederhana dan ramah kepada semua.
"Ya mungkin cuma mengumpulkan beberapa kawan dan tokoh. Kalau secara gebyar tidak, karena apa, saya gak mau show off," ungkapnya.
Ia menceritakan, memiliki banyak jejak sejarah sejak tahun 1992 dalam berbagai pergerakan demi terciptanya NKRI yang demokratis.
Pada 1997 silam, Ia sempat menjadi bagian masyarakat yang menentang pemerintahan yang dinilai diktator dan memberatkan masyarakat.
Kini, ia ingin berkontribusi mewujudkan masyarakat agar bisa hidup tenteram tanpa harus saling merendahkan, serta kebutuhannya terpenuhi.
"Gimana kita membangun Kota Malang, tanpa adanya ramai-ramai (demo dan protes dari masyarakat). Masyarakat kalau nyaman kan enak, jadi pendekatan harus diperbaiki," jelasnya.
Di sisi lain, ia juga berpesan kepada generasi Z atau Gen Z sekarang untuk lebih melihat dan memahami politik Indonesia.
Ia tidak mau Gen Z acuh dan tidak memperdulikan pemerintah. Sebab, hal itu akan berdampak buruk untuk pembangunan negara kedepan.
"Maka, Gen Z ini bagi saya harus ikut memilih dalam Pemilu. Siapapun yang dipilih ikut lah. Nanti kedepannya pasti terus memilih dan perduli dengan negara," tuturnya.
Menurutnya, dalam kontestasi politik kalah menang itu lumrah. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu harus diterima dengan lapang dada dan mawas diri.
"Meski kalah kita harus mawas diri biar tahu apa yang harus diperbaiki. Kalau dikalahkan sistem, ini yang berbahaya," imbuhnya.
Diketahui, Totok sudah sempat mencalonkan diri selama empat kali. Ia juga pernah menjadi Wakil Sekretaris PAC dan Sekretaris PAC PDIP di tahun 2000-2010. Kemudian, ia juga pernah menjadi Ketua PAC selama dua periode sejak tahun 2015 hingga saat ini.
"Ideologi yang saya miliki, tentu yang diajarkan bung Karno untuk rakyat ke rakyatnya. Ini harus saya perjuangkan," tandasnya.(*)
Apa Reaksi Anda?