Kendalikan Inflasi Pangan, BI Jember Gelar Kick Off GNPIP di Banyuwangi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember menggelar Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Selasa (14/3/2023). Kegiatan yang dilaksanakan di Go ...

Maret 15, 2023 - 01:30
Kendalikan Inflasi Pangan, BI Jember Gelar Kick Off GNPIP di Banyuwangi

TIMESINDONESIA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember menggelar Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Selasa (14/3/2023). Kegiatan yang dilaksanakan di Gor Mulya Agung, Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur, bertujuan untuk mengendalikan inflasi pangan atau menjaga kestabilan harga pangan.

Acara ini dihadiri Kepala Perwakilan BI Jember, Yukon Afrinaldo, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Anggota Komisi XI DPR RI, Bapak Zulfikar Arse Sadikin S.IP, M.Si.

Bupati Buleleng yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini, S.Sos, MAP, Walikota Denpasar yang diwakili Asisten Administrasi Pemerintahan Sekretaris Daerah Kota Denpasar, I Made Toya.

Kick-Off-GNPIP-b.jpgSambutan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Yukon Afrinaldo, dalam acara Kick Off GNPIP yang digelar Bank Indonesia Jember di Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Direktur Perusahaan Umum Daerah Arga Nayottama, Kabupaten Buleleng, Made Agus Yudiarsana, SH, Pimpinan Cabang BNI Kabupaten Banyuwangi, Sarwoko, Kepala Tim Implementasi Kelompok Perumusan Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) BI Provinsi Bali, Beny Okta Tutuarima.

Hadir pula sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan OPD terkait lainnya.

Turut bergabung, Forpimka Sempu, Kepala Desa Jambewangi, Maskur, beserta jajaran. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, Desa Jembewangi, serta sejumlah tokoh masyarakat.

Kegiatan ini digelar sebagai upaya dan aksi nyata dalam menjaga stabilisasi harga pangan serta isu lain yang perlu mendapat perhatian untuk memperkuat pengendalian inflasi berlandaskan kerangka 4K, meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Out putnya diharapkan mampu mendukung dan mensukseskan program ketahanan pangan nasional, meningkatkan daya beli dan pemulihan ekonomi nasional.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BI Jember, Yukon Afrinaldo, menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan pengendalian inflasi yang multidimensi, dibutuhkan kerja sama yang erat antara pemerintah dan BI dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan TPID. Tujuanya untuk menghasilkan inovasi dan sinergi kebijakan.

“Diwujudkan melalui penguatan keberlanjutan 7 program unggulan GNPIP yang mengedepankan upaya stabilitas harga yang bersifat struktural, forward looking dan berbasis digital untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” katanya.

Tujuh program unggulan tersebut, masih Yukon, terdiri atas (i) dukungan pelaksanaan kegiatan operasi pasar, pasar murah, Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), (ii) penguatan ketahanan komoditas hortikultura dan pasokan pangan strategis, (iii) peningkatan pemanfaatan alsintan dan saprotan, (iv) perluasan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), (v) penguatan koordinasi dengan pemerintah daerah serta monitoring dalam rangka optimalisasi fasilitasi distribusi pangan, (vi) penguatan data atau informasi terkait neraca pangan daerah dan (vii) penguatan koordinasi serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

“Acara Kick Off ini merupakan upaya untuk memperkuat pengandalian inflasi nasional sebagai tindaklanjut sinergi GNPIP sebelumnya yang dilaksanakan dengan mengedepankan sinergi, inovasi dan komitmen bersama TPID,” jelasnya.

Dalam Kick Off GNPIP ini juga dilakukan aksi nyata sebagai bukti keseriusan dalam pengendalian inflasi pangan yakni penandatanganan MoU antara Pemkab Banyuwangi, Pemkab Buleleng dan Pemkot Denpasar. Baik secara Government to Goverment (G2G) atau hubungan pemerintah dengan pemerintah maupun secara Bisnis to Bisnis atau B2B.

Kick-Off-GNPIP-c.jpgPeserta Kick Off GNPIP yang digelar Bank Indonesia Jember di Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Salah satu hasil kongkritnya adalah lahirnya komitmen bersama dalam pemasokan cabai rawit masing-masing sebanyak 7,5 ton per bulan dan 96 ton per bulan dari Gapoktan Turi Putih, Desa Jambewangi, kepada Perusahaan Umum Daerah Argha Nayottama Kabupaten Buleleng dan IKAWANGI Denpasar.

Selain itu, ikut dikukuhkan pula penandatangan kesepakatan pengembangan klaster Turi Putih, Desa Jambewangi dengan Pemkab Banyuwangi, BNI dan BI Jember.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, mengaku sangat mengapresiasi pelaksanaan Kick Off GNPIP. Menurutnya, dengan adanya penandantangan MoU, diyakini akan membawa dampak positif bagi masyarakat Banyuwangi khususnya dalam pengendalian inflasi pangan serta pemulihan ekonomi.

“Kami mengucapkan terima kasih atas segala support dari Bank Indonesia Jember, yang selama ini secara aktif mendukung upaya pemulihan ekonomi dan pengendalian inflasi di Banyuwangi" katanya. Ipuk mengharapkan ke depan dapat terjalin KAD untuk komoditas lainnya untuk mensuplai Banyuwangi, seperti bawang merah dan bawang putih.

Kerja sama yang terbangun, masih Ipuk, diharapkan bisa memberi kontribusi maksimal dalam menjaga stabilitas harga pangan, terlebih dalam waktu dekat kita akan menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2023 baik bulan suci Ramadan maupun Hari Raya Idul Fitri.

Sebagai upaya pengendalian inflasi pangan diperlukan sinergi dalam 4 hal yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama, menjaga keterjangkauan harga komoditas pangan strategis dengan memperhatikan siklus dan momentum, kedua, menjaga kecukupan stok dan ketersediaan pasokan antar waktu-antar daerah, ketiga meningkatkan efisiensi rantai pasok dan yang keempat, memperkuat keakuratan data dan informasi serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Selain Kick Off GNPIP, dalam kesempatan ini BI Jember meluncurkan Pra-Event Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI). Program ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui bdukungan kelancaran sistem pembayaran yang merupakan urat nadi perekonomian suatu negara.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam hal ini bertanggung jawab penuh untuk menjaga struktur ekonomi dan keuangan yang sehat guna pembangunan ekonomi yang suistanable.

Dengan kata lain, program FEKDI bertujuan memudahkan transaksi pembayaran. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah meluncurkan QRIS pada tahun 2019 yang merupakan singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, adalah standar QR Code pembayaran.

Teknologi ini memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi dengan scan QRIS untuk semua pembayaran menggunakan e-wallet atau mobile banking. Sejak awal diluncurkannya QRIS, Bank Indonesia terus mendorong penggunaan QRIS di berbagai sektor mulai dari donasi, kuliner, UMKM hingga layanan transportasi.

Pelaksanaan sosialisasi QRIS kepada Gapoktan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelaku bisnis khususnya petani untuk mulai menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi keuangan. Yang tentunya lebih cepat, mudah, murah, aman dan handal (CEMUMUAH).

Untuk diketahui, acara kick off GNPIP yang dimotori BI Jember ini dimulai dengan pelatihan integrated ecofarming berbasis pupuk organik di klaster beras dan cabai Gapoktan Turi Putih, Desa Jambewangi serta klaster bawang merah dan cabai rawit di Bondowoso.

Seiring dengan meningkatnya volatilitas inflasi volatile food, arah pengembangan klaster pangan strategis diprioritaskan untuk memperkuat produktivitas dan meningkatkan hilirisasi produk pangan untuk dapat menyerap pasokan pangan dan menghasilkan produk pangan yang bernilai tambah. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow