Fahri Hamzah: Prabowo Paling Mungkin Jadi Presiden Rekonsiliasi

Wakil Ketua DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah berharap pemilihan presiden (Pilpres) 2024

Juli 22, 2023 - 15:40
Fahri Hamzah: Prabowo Paling Mungkin Jadi Presiden Rekonsiliasi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah berharap pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menjadi momentum untuk melakukan rekonsiliasi nasional. Terkait hal Ini, Ia pun menilai kalau calon presiden (Capres) Prabowo lah yang dapat menjadi tokoh rekonsiasi nasional seperti yang terjadi di banyak negara.

“Semangat pada persatuan bangsa, jadi modal penting yang dimiliki Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilpres 2024,” ujan Fahri kepada awak media di Jakarta, Jumat malam (21/7/2023) kemarin. 

Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 ini juga menjelaskan, Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu, merupakan tokoh sabar dan ikhlas dengan segala macam tuduhan yang pernah dilakukan kepadanya dalam 25 tahun terakhir. Tapi sekarang semua mulai berubah.

“Sebagai contoh, masuknya Budiman Sujatmiko mendukung Prabowo Subianto, menunjukan bahwa adanya niatan untuk menghentikan kecurigaan dan fitnah kepada Prabowo sepwrri selama ini ,” kata Fahri.

Bahkan, calon Legislatif (Caleg) Partai Gelora untuk daerah pemilihan atau Dapil Nusa Tenggara Barat I ini, menyamakan jalan politik Prabowo dengan Anwar Ibrahim yang kini menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia, juga Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Anwar Ibrahim, dalam perjalanannya menuju pucuk kepemimpinan di Malaysia sebagai perdana menteri, dijegal dengan berbagai tuduhan.

“Ia (Anwar Ibrahim) kemudian dihukum penjara selama bertahun-tahun di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad, yang juga pernah menjadi mentornya,” kata Fahri.

Kalau terkait kemiripan dengan Nelson Mandela, itu adalah karena Prabowo termasuk orang yang disalah pahami dan terus menerus untuk coba disingkirkan dari politik, sehingga dia membangun sendiri.

“Dan sekarang ini, waktunya dia untuk dipilih karena dia memiliki memori sejarah yang kuat tentang politik Indonesia, sehingga menjadi modal dia melakukan rekonsiliasi,” demikian Fahri Hamzah.

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow