Dosen Unisma Malang Teliti Model Kurikulum dan Pembelajaran Integratif di SMKN 3 Malang

Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam mempersiapkan tamatan pendidikan pada suatu lembaga atau sekolah sebagaimana tujuan pendidikan nasional.

September 13, 2023 - 16:30
Dosen Unisma Malang Teliti Model Kurikulum dan Pembelajaran Integratif di SMKN 3 Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam mempersiapkan tamatan pendidikan pada suatu lembaga atau sekolah sebagaimana tujuan pendidikan nasional.

Sekolah menengah kejuruan tidak hanya menghasilkan tenaga kerja menengah yang kompeten dalam penguasaan sains dan teknologi, namun, juga perlu ditanamkan nilai-nilai ke-Islaman berupa kepribadian dan akhlak mulia.

Berangkat dari Peneliti Unisma melakukan berbagai dengan berkunjung di SMKN 3 Malang, Dosen Unisma, Dwi Fitri Wiyono, dalam penelitiannya menemukan, pembelajaran di SMKN 3 Malang tidak hanya memberikan pembekalan skill akademik dengan pengetahuan umum dan kejuruan, melainkan juga diimbangi dengan nilai-nilai moral dan sikap akhlak mulia melalui pembelajaran pendidikan agama Islam integratif.

Dwi Fitri Wiyono, dalam analisa penelitiannya, menemukan SMK memiliki beberapa kekhasan sekaligus tantangan, diantaranya:

(1) Bahwa SMK adalah sekolah kejuruan karena itu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menitik beratkan pada mata pelajaran kejuruan atau produktif.

(2) Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau PSG sebagai ciri utama SMK, sering memanfaatkan waktu yang begitu lama dalam beberapa bulan, sehingga kemudian bahwa KBM di kelas bagi siswa yang praktek, praktis tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna.

(3) Pelaksanaan Ujian yang menjadikan beberapa mata pelajaran sebagai tolak ukur kelulusan, menuntut pihak sekolah lebih memfokuskan diri untuk melakukan bimbingan serta adanya upaya penambahan jam belajar guna memenuhi target kelulusan tersebut.

(4) Timbulah semacam pemilahan antara pelajaran agama dan pelajaran umum ataupun kejuruan sehingga kemudian berimplikasi bahwa, para siswa menganggap remeh terhadap mata pelajaran yang tidak terkait langsung dengan kejuruan seperti halnya juga Pendidikan Agama Islam.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Selanjutnya, Dwi Fitri Wiyono mempertegas dalam penelitiannya, berbagai tantangan SMK secara internal ini berdampak pada hubungan antara pelajaran pendidikan agama Islam dengan kejuruan di SMK, yang seolah-olah terdapat dua cabang disiplin ilmu yang berjauhan.

Permasalahan lain muncul antara pendidik atau guru pendidikan agama Islam dan kejuruan, masing-masing memiliki orientasi yang berbeda-beda dan belum ada kerjasama antar bidang keilmuan. Bagi guru pendidikan agama Islam orientasinya adalah bagaimana menghasilkan peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama semata, tanpa mempertimbangkan kondisi sosial serta visi dan misi sekolah secara luas.  

Di samping itu pendidik di sekolah kejuruan, menganggap bahwa materi kejuruan adalah menjadi unggulan SMK sehingga berdampak kurang membutuhkan kerjasama dengan guru-guru mata pelajaran normatif.

Hal ini tentu berdampak pada penyajian materi pelajaran di kelas, dimana masing-masing guru kemudian merasa memiliki kewenangan dan tanggung jawab terbatas dengan materi pelajarannya, tanpa harus menghubung-hubungkan apalagi sampai mengajarkan materi pelajaran lainnya. Akibatnya adalah munculnya selera diantara pelajar untuk mengklasifikasi antara senang dan tidak senang atau kurang ingin memperdalam pelajaran agama, bila dibandingkan dengan mata pelajaran umum ataupun kejuruan.

Dalam penelitiannya, Dwi Fitri Wiyono, menemukan model kurikulum dan pembelajaran integratif di SMK Negeri 3 Malang dilakukan dengan menggabungkan dua bentuk yaitu antara integrasi pada satu disiplin ilmu (kejuruan) dan intergrasi antar beberapa disiplin ilmu (kejuruan), spesifik pada satu model, Dwi Fitri Wiyono, memberikan istilah yaitu Nested Integrated Model, yaitu, pengintegrasian beberapa target kecakapan yang ingin dicapai pada topik tertentu yang ada dalam mata pelajaran kejuruan dengan target yang ingin dicapai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Model pengembangan kurikulum dan pembelajaran Integratif pendidikan agama Islam dengan kejuruan ini berdampak pada berbagai terobosan inovatif. Para guru pendidikan agama Islam SMK Negeri 3 Malang kemudian membangun kerjasama dengan guru kejuruan dalam merumuskan materi atau bahan ajar yang memiliki keterkaitan. Materi tersebut kemudian disajikan dalam silabus dan dimplementasikan dalam bahan ajar untuk diajarkan pada setiap kelas.

Guru pendidikan agama Islam selain memahami secara mendalam materi pendidikan agama Islam, juga memahami sedikit pengetahuan yang terkait dengan kompetensi dasar mata pelajaran kejuruan. Begitu juga sebaliknya seorang guru kejuruan perlu juga memahami konsep-konsep ajaran Islam yang terkait dengan materi kejuruannya. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow