Dosen dan Mahasiswa UB Terapkan Integrated Farming System di Desa Kemiren Banyuwangi
Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Ke ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Universitas Brawijaya (UB) melalui kegiatan Doktor Mengabdi Kemitraan berhasil menerapkan teknologi Integrated Farming System (IFS) di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Kegiatan yang digelar pada bulan Juni-Juli 2023 ini bertujuan mengembangkan pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut dengan menggunakan sistem otomatis terintegrasi dalam satu rangkaian sistem terpadu.
Tim pelaksana kegiatan dipimpin oleh Dr. Rita Parmawati, SP., ME, sebagai ahli bidang Pertanian Berkelanjutan dan Sosial Ekonomi Pertanian, yang didukung oleh lima mahasiswa. Selain itu, beberapa orang dosen juga ikut terlibat, di antaranya Indah Yanti, S.Si., M.Si yang juga ahli Bidang Pemodelan Matematika, Ayu Winna Ramadhani, S.Pi., M.Si Ahli Bidang Akuakultur, dan Wuwun Risvita, S.P., M.P Ahli Bidang Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Rita menyampaikan, Desa Kemiren dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini karena memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan dalam aspek pertanian berkelanjutan.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan Desa Kemiren, kelompok masyarakat, dan Usaha Kecil Mikro agar lebih maju dan mandiri secara ekonomi, sosial budaya, pendidikan, serta penguasaan teknologi dan IT. Implementasi teknologi Integrated Farming System (IFS) menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut,” papar Rita.
Sosialisasi teknologi IFS dilakukan pada Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan tanggal 18 Juni 2023 di pendopo Desa Kemiren. FGD dihadiri oleh Kepala Desa Kemiren, Kelompok Tani Muda, Penyuluh Pertanian, dan perangkat desa Kemiren.
Rita dan tim memberikan penjelasan terkait penerapan teknologi IFS. Materi yang disampaikan mencakup pemahaman konsep pertanian terpadu terintegrasi, cara kerja sistem otomatis terintegrasi, serta manfaat dan keuntungan penerapannya di masa yang akan datang.
Dalam implementasi IFS, tim mahasiswa dan dosen UB menjalankan rangkaian sistem terpadu yang mencakup budidaya ikan, budidaya maggot, ternak ayam, dan budidaya tanaman.
“Sistem otomatis terintegrasi memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang efisien serta memaksimalkan produktivitas dalam setiap tahapan budidaya,” ungkap Rita.
Melalui kegiatan ini, diharapkan Desa Kemiren dan kelompok masyarakat di sekitarnya dapat memanfaatkan teknologi IFS untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan kemandirian ekonomi, memperkaya aspek sosial budaya, meningkatkan pendidikan, serta memperluas penguasaan teknologi maupun teknologi informasi. Hal ini sejalan dengan roadmap pengabdian untuk mewujudkan pertanian terpadu berkelanjutan.
Di akhir kegiatan, diharapkan penerapan IFS dengan sistem otomatis terintegrasi dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi Desa Kemiren dan wilayah sekitarnya. Dengan demikian, langkah menuju pertanian yang berkelanjutan dan mandiri semakin terwujud di Desa Kemiren, Banyuwangi.(adv)
Apa Reaksi Anda?