Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Unisma Malang Kembangkan Teknologi POC dari 3 Urin Hewan Ternak
Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Unisma Malang, Dr. Ir. Anis Sholihah, MP. mengembangkan Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair Plus Fe (zat besi).
TIMESINDONESIA, MALANG – Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Unisma Malang, Dr. Ir. Anis Sholihah, MP. mengembangkan Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair Plus Fe (zat besi).
Pupuk organik cair ini berasal dari 3 macam urine hewan ternak kelinci, sapi dan kambing. POC yang dikembangkan ini berbeda dengan POC pada umumnya karena POC ini mengandung kadar besi (Fe) yang tinggi untuk diaplikasikan pada tanaman bayam merah.
Hal tersebut dilatarbelakangi tingginya permintaan bayam merah dari tahun ke tahun karena manfaatnya yang sangat penting bagi kesehatan, seperti rasa dingin dalam perut, memperlancar pencernaan, dan banyak mengandung gizi, antara lain; protein, mineral, kalsium, zat besi (Fe), vitamin A dan C. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2023 sampai Akhir Mei 2023 melalui penelitian Hibah Institusi (HI-ma) Universitas Islam Malang Tahun anggaran 2023.
Pupuk organik cair sisa hewan atau tanaman (POC) belum begitu banyak dilakukan padahal selain bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah, juga lebih mudah diserap tanaman sehingga efesiensinya lebih tinggi namun takaran yang tepat bagi tanaman sayuran masih perlu dikaji lebih dalam.
Pupuk organik cair yang berasal dari urine kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi, lebih tinggi dari pada kandungan unsur hara pada urine sapi dan kambing (Sembiring et al, 2017). Pupuk organik cair yang berasal dari urine kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu N 4%; P₂O₅ 2,8%; dan K₂O 1,2% relatif lebih tinggi daripada kandungan unsur hara pada sapi ( N 1,21%; P₂O₅0,65%; K₂O 1,6%) dan kambing ( N 1,47%; P₂O₅ 0,05%; K₂O 1,96%) (Balittanah, 2006).
Pupuk kelinci memiliki kandungan bahan organik C/N : (10–12%) dan pH 6,47–7,52 (Sajimin, 2003). Keunggulan lain penggunaan pupuk organik cair urine yaitu volume penggunaan lebih hemat dibandingkan pupuk organik padat serta aplikasinya lebih mudah karena dapat diberikan dengan penyemprotan atau penyiraman (Warasfarm, 2013).
Selain itu menurut Monika et al. (2017), yaitu selain unsur N, P, dan K yang terkandung dalam pupuk cair urin kelici juga mempunyai peran sangat penting dalam meningkatkan daya tahan tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat. Penambahan unsur Fe pada saat proses fermentasi POC urine kelinci bertujuan meningkatkan kandungan kadar Fe dalam POC yang pada akhirnya meningkatkan kadar Fe dalam tanaman bayam merah.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian POC urine kelinci Plus dapat meningkatkan kadar Fe (besi) tanaman bayam merah sebesar 42,5% sedang POC urine sapi dan urine kambing plus berturut-turut meningkatkan kadar Fe (besi) tanaman bayam merah sebesar 52,3% dan 67,8%.
Untuk mencapai produksi bayam merah optimum diperlukan POC Plus dengan konsentrasi pemberian sebesar 200 ml/L (untuk uirine kelinci), 150 ml/L (untuk urine sapi) dan POC urine kambing hanya membutuhkan 100 ml/L yang diberikan selama 2 kali pada umur 7 dan 14 hari setelah transplanting. Kadar Fe pada tanaman bayam merah dapat mencapai
46,10 mg/100 g dengan POC urine kelinci, sebesar 38,59 mg/100 g dengan POC urine sapi dan 31,06 mg/100 g dengan pemberian POC urine kambing. Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan dalam Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-47 UNS Surakarta Tahun 2023 dan pengurusan Hak Cipta “ Teknologi Pembuatan POC Urine Kelinci Plus Fe Guna Meningkatkan Kadar Fe Tanaman Bayam Merah”. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?