Diguyur Hujan, Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko Dibanjiri Pengunjung
Antusias masyarakat terhadap Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko sungguh luar biasa. Meski dibawah guyuran hujan, ribuan warga tetap membanjiri lokasi acara, di Lap ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Antusias masyarakat terhadap Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko sungguh luar biasa. Meski dibawah guyuran hujan, ribuan warga tetap membanjiri lokasi acara, di Lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Duduk beralaskan tikar plastik, berteduh dibawah payung, para umat muslim terlihat sangat khusuk mendengar alunan musik hadrah.
Sambil sesekali mengusap kening yang basah, mereka masih sangat menikmati. Pastas memang, karena Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko ini diikuti 34 grup se Karesidenan Besuki. Meliputi Probolinggo kota dan kabupaten, Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Jember, Lumajang dan Banyuwangi.
Dan para peserta adalah grup terbaik diwilayah masing-masing. Bisa dibayangkan, bagaimana keindahan musik Al Banjari yang mengalun.
Awalnya, kegiatan ini akan dihadiri langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P (Moeldoko). Namun karena ada tugas negara dadakan, akhirnya diwakilkan kepada Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Handoko.
Untuk diketahui, Handoko ini adalah putra daerah Banyuwangi. Dia asli kelahiran Dusun Sugihwaras, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore. Maka jangan heran, semangat masyarakat untuk menghadiri kegiatan makin menguat.
“Mas Handoko, Mas Handoko,” teriak sejumlah warga ketika berpapasan, Minggu malam (2/7/2023).
Penonton makin sumringah ketika Handoko, memberikan pidato sambutan mewakili Moeldoko. Pemuda yang juga didapuk sebagai Sekretaris Jenderal PROJO Pusat ini membuka cemarah dengan memperkenalkan diri sebagai anak kandung Bumi Blambangan.
Bahwa dia terlahir didesa pinggiran hutan, tepatnya di Dusun Sugihwaras, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore. Mendengar hal itu, tanpa dikomando masyarakat langsung bertepuk tangan tanda kekaguman.
Ya, kagum lantaran ada seorang anak pelosok desa di Banyuwangi, yang memiliki karier moncer di pemerintah pusat. Sebuah siraman motivasi yang sekejab memompa semangat hidup semua yang ada dilokasi. Apalagi, Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, juga berlokasi jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Tak berhenti disitu, Mas Han, sapaan akrab Handoko, juga menceritakan tentang perjalanan hidup sang Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko serta Presiden Jokowi. Tentang fakta bahwa kedua tokoh bangsa tersebut merupakan anak desa.
“Bapak Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan dan Bapak Jokowi, Presiden Republik Indonesia, adalah anak desa. Namun keduanya mamiliki prestasi dan karier gemilang,” ucap Handoko.
“Perjalanan hidup Bapak Moeldoko dan Bapak Jokowi, merupakan bukti bahwa orang desa bisa menjadi orang besar,” imbuhnya.
Saat masih mengenyam pendidikan di Akabri, lanjut Handoko bercerita, Moeldoko selalu menjadi Taruna terbaik. Dan ikut diungkap, pilihan Moeldoko, masuk Akabri karena ingin bisa sekolah secara gratis. Bebas biaya sekaligus mendapat jatah makan.
Sebuah perjalanan hidup yang tidak mudah, namun berbuah manis. Hingga membawa Moeldoko, menjadi salah satu putra terbaik bangsa Indonesia, yang pernah memegang tongkat komando Panglima TNI.
“Ini adalah motivasi untuk kita semua. Kita sebagai masyarakat desa, serta para santri,” cetus Handoko.
Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, di Lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, ini ditutup dengan pengajian akbar dengan penceramah KH. Fikri Haikal MZ. Dalam tausyiah, putra dari almarhum KH. Zainudin MZ, mengajak seluruh pengunjung untuk terus menjaga silaturahmi dan kerukunan.
Yang tak kalah penting, masyarakat juga diimbau untuk turut meneladani semangat Moeldoko. Selain memiliki keikhlasan dan niatan kuat mengabdikan diri kepada negara, dia telah membuktikan sebagai sosok religius dengan membangun Masjid Moeldoko, di Jombang, Jawa Timur.
Pelaksanaan Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Banyuwangi ini melibatkan santri dan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Subulussalam, Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari. Mereka yang membuat konsep sekaligus mengkoordinir peserta hingga jalannya acara.
“Kegiatan ini merupakan wujud kecintaan Bapak Moeldoko dan masyarakat Banyuwangi, kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta menjadi wadah silaturahmi dan mempererat Ukhuwah Islamiyah,” kata pengasuh Ponpes Subulussalam, Desa Tegalsari, Ahmad Abdul Basith.
Diharapkan, lanjutnya, Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko, mampu menjadi wadah pelestarian seni hadrah. Sekaligus mampu menanamkan rasa cinta sejak dini anak bangsa terhadap salah satu khazanah budaya Islam Nusantara tersebut.
“Semoga memunculkan bibit-bibit baru dalam musik hadrah Al Banjari,” cetusnya.
Festival Al Banjari Piala Masjid Moeldoko di Lapangan Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur, ini berlangsung cukup ketat. Seluruh peserta tampil totalitas. Bahkan demi penilaian yang berkualitas, dewan juri menerapkan sejumlah kriteria juara. Diantaranya Official Terbaik, Suporter Terheboh, Kostum Terunik, Best Terbang, Best Vokal sampai Juara Harapan serta Juara 1, 2 dan 3. Sebagai penyemangat, panitia menyiapkan hadiah total Rp40 juta. (*)
Apa Reaksi Anda?