Cetak Siswa Sehat Berprestasi, SMAN 1 Pacitan Getol Gaungkan Senam Anak Indonesia Hebat

TIMESINDONESIA, PACITAN – Di SMAN 1 Pacitan, pagi-pagi bukan sekadar waktu untuk menggeliat malas-malasan. Pagi di sekolah ini berarti gerakan dinamis, tubuh yang melentur, dan nafas yang teratur. Senam Anak Indonesia Hebat, nama programnya, bukan sembarang senam. 

Ini semacam kampanye tak resmi yang berusaha meyakinkan anak-anak bahwa sehat itu keren, bahwa berkeringat itu berfaedah.

Sudah sejak lama, sekolah ini mengadopsi senam sebagai ritual wajib. Kamis dan Jumat pagi, di bawah langit yang belum terlalu garang, lapangan sekolah berubah menjadi arena olahraga massal. 

Dari kepala sekolah hingga siswa kelas paling bontot, semua turut serta. Jamnya sudah saklek, pukul 07.00 WIB, sebelum deretan angka-angka dan rumus-rumus mulai menyerang di ruang kelas.

 Kepala Sekolah, Adi Supratikno, dengan nada yang penuh keyakinan menegaskan bahwa senam ini bukan urusan iseng-iseng belaka. 

“Selain mengasah pengetahuan akademik, kami ingin siswa-siswi kami belajar bagaimana menjaga kesehatan tubuh mereka, yang pada akhirnya akan mendukung pembentukan karakter dan kedisiplinan,” katanya, Sabtu (22/2/2025).

Dalam hal mendidik anak-anak muda, teori-teori canggih mungkin penting, tapi disiplin tetap nomor wahid. 

Senam ini adalah perwujudan kecil dari ajaran besar itu. Menggerakkan badan secara teratur, berbaris rapi, mengikuti instruksi, itu semua bagian dari latihan mental. 

Dan siapa sangka, dalam keseriusan itu, ada gelak tawa dan canda yang membuat suasana jadi lebih ringan.

Bukan hanya guru yang jadi pemimpin di sini. Para siswa juga mendapat giliran untuk tampil sebagai instruktur senam. 

Ada yang malu-malu di awal, ada yang percaya diri sejak mula. Tapi intinya, mereka belajar untuk tampil di depan, mengatur gerakan, dan—ini yang paling penting—menjaga ritme agar tak ada yang tiba-tiba menari sendiri di tengah barisan.

Mungkin awalnya sebagian siswa menganggap senam ini sekadar formalitas, tapi lama-lama mereka sadar bahwa ada manfaat nyata. 

Siswa kelas XI.2, Syifa Yumna Annora, mengaku mendapatkan energi tambahan sebelum masuk kelas.

“Manfaatnya dapat menyehatkan tubuh. Ketika senam, tubuh kita banyak bergerak ditambah lagi kita dapat asupan vitamin D yang menambah semangat kita untuk belajar,” ujarnya.

Begitulah, dari sekadar menggerakkan badan, senam ini menjadi perekat kebersamaan. Di antara hentakan kaki dan ayunan tangan, ada semangat yang tumbuh pelan-pelan, menjelma menjadi budaya. 

SMAN 1 Pacitan ingin menunjukkan, sehat bukan cuma perkara fisik, tapi juga semangat. Dan semangat itu, kalau sudah menular, siapa yang bisa menghentikannya? (*)