Bensin Eceran Kakek di Bondowoso Digondol Maling Saat Pencoblosan Pemilu 2024
Kakek berusia 70 tahun di Kabupaten Bondowoso terlihat tetap semangat berjualan di warung kecil yang berlokasi di Jalan Raya Jember-Bondowoso. Sebab hanya itulah satu-sat ...
TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Kakek berusia 70 tahun di Kabupaten Bondowoso terlihat tetap semangat berjualan di warung kecil yang berlokasi di Jalan Raya Jember-Bondowoso. Sebab hanya itulah satu-satunya kegiatan ekonomi untuk bisa membiayai hidupnya sehari-hari.
Dia adalah Subawi (70), warga Desa Pejagan itu sehari-hari berjualan bensin eceran di pinggir jalan raya Jember-Bondowoso, Desa Taman Kecamatan Grujugan.
Di warung kecil berukuran sekitar 5X3 meter itu dia juga berjualan kopi, makanan ringan dan minuman dalam kemasan.
Dari usahanya itu dia berharap untung. Namun malang, kakek yang berstatus duda ini mengalami kerugian setelah barang dagangan dan sejumlah uang miliknya digondol maling.
Pada TIMES Indonesia, Subawi mengaku menginap di warung kecil yang dibangunnya dengan susah payah itu.
“Saya selalu tidur di sini. Apalagi ibunya (istri dia, red) sudah lama meninggal,” kata dia, Selasa (20/2/2024).
Selain karena istrinya meninggal dunia, dia tidur di warung kecil itu untuk menjaga barang dagangan aman dari pencurian.
Namun ibarat pepatah, untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Rabu 14 Februari 2024 atau pada hari pemungutan suara Pemilu 2024, sejumlah barang dagangan dan uang miliknya raib digondol maling.
Di hari itu, seperti biasa, sekitar pukul 04.00 WIB pagi dia pergi ke masjid dengan berjalan kaki.
Jarak dari warung ke masjid tempat ia salat berjamaah sekitar 250 meter. “Saya jalan kaki dari sini ke masjid,” ungkap dia.
Usai melaksanakan salat berjamaah di masjid ia bergegas kembali. Namun setibanya di warung, ia mendapati pintunya telah dibobol orang tak dikenal.
Menurutnya, terdapat 27 botol bensin eceran dan sejumlah uang hasil berjualan dicuri.
“Bensin eceran botol beling, harga satu botol 13 ribu. Sudah hilang semua tidak bisa diselamatkan,” terang dia.
Akhirnya kini ia berjualan bensin eceran menggunakan botol bekas air mineral. Harga per botol Rp 15 ribu karena takarannya lebih banyak.
Di usianya yang susah tua, dia kulakan sendiri ke SPBU menggunakan jeriken berkapasitas 35 liter. Dalam satu jeriken dia mendapatkan untung Rp 45-50 ribu.
“Tidak menentu, kadang takarannya saat kulakukan berkurang kalau di jeriken,” terang dia.
Dia sebenarnya sudah mengadukan kejadian ini ke polisi. Apalagi jarak warung dengan Polsek Grujugan sekitar 100 meteran. “Tapi waktu itu semuanya sibuk menjaga Pemilu,” imbuh dia. (*)
Apa Reaksi Anda?