Bahagianya Angelika Wulandari, Dapat Bantuan Rumah dari Opshid di Hari Sumpah Pemuda
Hari Sumpah Pemuda tahun 2023 menjadi momen yang penuh makna bagi Angelika Wulandari, yang telah lama bermimpi memiliki rumah layak huni. ... ...
TIMESINDONESIA, JOMBANG – Hari Sumpah Pemuda tahun 2023 menjadi momen yang penuh makna bagi Angelika Wulandari, yang telah lama bermimpi memiliki rumah layak huni. Di hari yang mengingatkan pada semangat pemuda, perempuan ini menerima berita yang mengubah hidupnya. Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (Opshid FKYME) telah menghadirkan harapan dalam bentuk rumah baru untuk Angelika.
Wanita asal Semarang, Jawa Tengah, itu tak kuasa menahan haru bahagia setelah secara simbolis menerima bantuan berupa rumah layak huni pada acara serimonial Mensyukuri Hari Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke- 95 di Pondok Pesantren Majma'al Bahroin Hubbul Wathon minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Sabtu (28/10/2023).
Angelika yang tinggal bersama keluarganya dalam kondisi rumah yang sangat sederhana dan kurang layak, telah lama berharap untuk memiliki tempat tinggal yang lebih baik. Namun, terbatasnya sumber daya membuatnya sulit untuk mewujudkan impian tersebut.
“Alhamdulillah, senang sekali. Bersyukur sekali. Awalnya saya tidak punya rumah masih numpang di rumah Bude,” terangnya kepada sejumlah awak media di lokasi.
Opshid dan para donatur yang peduli terhadap kondisi Angelika dan keluarganya bergerak cepat untuk membangun rumah baru yang layak huni. Mereka mengumpulkan dana dan sumber daya untuk memastikan bahwa rumah tersebut sesuai dengan standar kelayakan hunian.
Dalam seremoni penyerahan kunci rumah, Angelika tampak sangat bahagia dan haru. Dalam momen yang sarat makna ini, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memahami kondisinya.
“Terima kasih kepada Opshid dan Shiddiqiyah yang telah membantu saya dan warga Indonesia lainnya. Semoga ke depan Opshid dan Shiddiqiyah semakin maju lagi,” harap Angelika.
Sementara itu, dalam peringatan Hari Sumpah pemuda di Pondok Pesantren yang beralamat di Jalan Raya Ploso-Babat No. 82, Losari Rowo, Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Angelika bukan satu-satunya orang yang mendapatkan bantuan berupa rumah layak huni. Namun ada 66 unit rumah yang diserahkan kepada warga Indonesia yang kurang mampu dan berhak mendapatkan bantuan.
Program yang bernama “Rumah Syukur Layak Huni” yang setiap tahun ini, menjadi jumlah terbanyak yakni sebanyak 66 unit rumah.
“Pada tasyakuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95 ini Opshid di antaranya mengadakan pembangunan 66 unit Rumah Syukur,” kata Mulyono, sekretaris DPP Opshid di lokasi yang sama.
Menurutnya, dalam semangat Sumpah Pemuda ini, dengan pembangunan 66 unit rumah tersebut, pihaknya ingin membangun jiwa Bangsa Indonesia.
“Spirit dari pembangunan rumah ini tentu kita ingin membangun jiwa. Kita bisa lihat kehidupan masyarakat seringkali dipandang sebelah mata. Kami ingin saudara-saudara kita merasakan kemerdekaan dan perlakuan yang sama,” terangnya.
Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, Opshid telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut, terhitung sejak peletakkan batu pertama serentak pada 17 September 2023.
Selain waktu yang cepat, pembangunannya pun menggunakan material terbaik. Bukan ‘kaleng-kaleng’. Berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya yang hanya merenovasi sebagian rumah, program Rumah Syukur Layak Huni membongkar total rumah yang tidak layak huni, dan dibangun kembali, 100 persen gratis. Baik material, tenaga kerja, konsumsi dan operasional, semua ditanggung oleh Opshid.
Proyek Rumah Syukur ini non-politik dan tidak memandang ras, suku, maupun agama. Penentuan penerima Rumah Syukur tidak didasarkan kepada apakah dia murid Shiddiqiyyah atau bukan, bahkan ada penerima yang berasal dari agama lain.
“Rumah Syukur ini untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memang membutuhkan, tidak hanya Shiddiqiyyah. Malah presentasi penerima dari warga Shiddiqiyyah hanya 5 persen saja,” terangnya.
Mega proyek yang dilaksanakan dalam waktu relatif singkat ini, didanai oleh kemandirian serta gotong royong pemuda Shiddiqiyyah dan warga Shiddiqiyyah. Selain itu, pembangunan juga ditunjang oleh perusahaan rokok rintisan Mas Bechi, PT Sehat Tentrem Jaya Lestari.
“Sumber dana utamanya dari teman-teman Opshid, dan dukungan dari organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah,” paparnya. (*)
Apa Reaksi Anda?