Waspadai Penyakit Lumpy Skin Disease pada Sapi, Begini Cara Pencegahan dan Pengobatannya

Pada sapi atau kerbau ada kewaspadaan yang patut dikedepankan. Yakni penyakit Lumpy Skin Disease. Apa penyakit ini? Bagaimana pencegahan dan pengobatannya?

April 19, 2023 - 01:30
Waspadai Penyakit Lumpy Skin Disease pada Sapi, Begini Cara Pencegahan dan Pengobatannya

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lepas Idul Fitri yang sebentar lagi akan dirayakan, umat Muslim sedunia bakal menuju Hari Raya Kurban, Idul Adha. Saat inilah, perhatian kita akan tertuju pada hewan kurban. Baik itu sapi atau kambing.

Nah, pada sapi atau kerbau ada kewaspadaan yang patut dikedepankan. Yakni penyakit Lumpy Skin Disease. Apa penyakit ini? Bagaimana pencegahan dan pengobatannya? Berikut analisis dan penjelasan dari drh Jeffrys Salsabila, dokter hewan di Bintang Ternak Farm Banyumas.

***

Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini bisa menginfeksi sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus LSD. Virus ini termasuk ke dalam family Poxviridae, genus Capripoxvirus. 

LSD pertama kali dilaporkan di Zambia, Afrika, pada tahun 1929 dan terus menyebar di benua Afrika, Eropa, dan Asia. LSD dilaporkan di China dan India pada tahun 2019. Lalu, pada 2020, kasus LSD baru juga dilaporkan di Nepal, Myanmar, dan Vietnam.

Pada 2021, LSD dilaporkan adanya kasus baru di Thailand, Kamboja dan Malaysia. Pada 18 November 2022, dikutip dari data Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) ditemukan 11.474 kasus LSD di enam provinsi di Indonesia.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, per 9 Februari 2023 yang terkonfirmasi ada kasus positif LSD sebanyak 32 kabupaten/kota di Jawa Tengah, 7 kabupaten/kota di Jawa Timur dan ada 4 kabupaten/kota di Yogyakarta.

drh Jeffrys Salsabila menganalisa masa inkubasi LSD berkisar antara 1-4 minggu dengan mobiditas sekitar 45% dan mortalitasnya di bawah 10%. "Penyakit itu ditandai dengan munculnya nodul kulit berdiameter 1-7 sentimeter di daerah perut, leher, punggung, kaki, organ genital, dan ekor," jelasnya. 

Fase Perkembangan LSD

Pada fase awal, ternak terinfeksi LSD selain ditemukan adanya nodul. Juga diawali dengan kenaikan suhu tubuh hingga lebih dari 40 derajat Celcius. Nodul pada kulit jika tidak segera diobati akan menjadi luka nekrotik dan ulserasi. 

“Pada beberapa kasus infeksi LSD yang pernah saya temui sapi juga mengalami penurunan produksi susu, tidak mau makan sehingga menyebabkan kekurusan, munculnya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus, dan abortus pada sapi bunting,” terangnya. 

Penyebaran dan penularan Lumpy skin disease virus (LSDV) yaitu melalui vektor. Seperti caplak, lalat penghisap darah.

"Deteksi dini untuk pengendalian LSD penting dilakukan agar pada saat ditemukan kasus, bisa diatasi dengan penanganan yang tepat dan mencegah penularan secara cepat," ujar drh Jeffrys.

Pengobatan dan Pencegahan LSD

Bagaimana cara pencegahan dan pengobatannya?  drh. Jeffrys Salsabila menjelaskan, ada beberapa yang bisa dilakukan. Berikut caranya:

1). Pengendalian lalu lintas ternak

Pembatasan lalu lintas ternak perlu dilakukan untuk menekan penyebaran kasus. Pada saat melalulintaskan hewan ternak perlu adanya surat keterangan kesehatan hewan yang dikeluarkan oleh dinas peternakan setempat. 

"Manajemen kedatangan hewan juga penting untuk pengendalian penyebaran kasus yaitu dengan cara penyemprotan desinfektan di kendaraan pengangkut hewan ternak, di tubuh hewan itu sendiri, serta petugas yang membawa hewan masuk," jelas drh. Jeffrys.

2). Pengendalian vektor

Serangga seperti caplak, lalat penghisap darah, dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD pada sapi. Oleh karena itu, pengendalian vektor harus dilakukan secara intensif dengan menggunakan insektisida dan menjaga kebersihan kandang. 

"Pada sapi yang sudah terkena LSD, sebaiknya dilakukan penyemprotan pada lesi dengan dichlofention 1% secara rutin agar serangga tidak hinggap di area lesi," katanya.

3). Vaksinasi

Vaksinasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah adanya kasus LSD pada sapi. Vaksinasi dapat dilakukan pada sapi sehat yang belum terinfeksi dan pada sapi yang sudah terinfeksi namun masih dalam periode inkubasi. 

Untuk mendapatkan vaksinasi LSD, kita dapat menunggu adanya vaksinasi dari dinas peternakan atau dapat pula membeli pada pihak penyedia vaksin yang sudah mendapatkan legalitas oleh pemerintah melalui kementan. Harga eceran untuk vaksin LSD yaitu sekitar 20-30 ribu per dosis.

4). Suplementasi

Sistem imunitas pada sapi sangat mempengaruhi tingkat keparahan infeksi dari LSD, sehingga kita juga perlu memberikan suplementasi untuk meningkatkan imun sapi. Pemberian vitamin B kompleks dan pemberian herbal seperti mengkudu sebagai anti virus dan anti stress diberikan 2x sehari ½ buah. 

Daun mimba dapat dioleskan pada bagian bentol/luka sebagai obat anti gatal dengan cara daun ditumbuk lalu digoreng sebentar dengan minyak.

5). Pengobatan 

Pengobatan dapat membantu mempercepat pemulihan sapi yang terinfeksi. Dokter hewan biasanya akan melakukan screening dan menentukan pengobatan berdasarkan simtomatis yang dapat membantu mempercepat pemulihan sapi yang terinfeksi. Seperti pemberian analgesik dan antipiretik untuk menurunkan demam, hingga pemberian antibiotik untuk pencegahan infeksi sekunder. (*)

 

 

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow