Waspada Monkeypox, Dinkes Banyuwangi: Gonta Ganti Pasangan Beresiko Tinggi Penularan

Baru-baru ini penyakit Monkeypox atau cacar monyet menjadi soroton dalam dunia kesehatan. Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,  mengimbau ...

Oktober 24, 2023 - 15:30
Waspada Monkeypox, Dinkes Banyuwangi: Gonta Ganti Pasangan Beresiko Tinggi Penularan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Baru-baru ini penyakit Monkeypox atau cacar monyet menjadi soroton dalam dunia kesehatan. Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,  mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi penularan penyakit.

Meski belum adanya laporan kasus penyakit Monkeypox di Banyuwangi, munculnya laporan adanya delapan kasus positif terjangkitnya cacar monyet di Jakarta itu, menjadi atensi seluruh instansi kesehatan dan masyarakat sehingga perlunya ada kewaspadaan.

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat menegaskan, jika Monkeypox (Mpox) adalah penyakit menular langsung.

Amir-Hidayat.jpgPelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat. (FOTO :Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Terutama, masih Amir, orang yang sering berganti pasangan akan sangat beresiko tinggi terserang Monkeypox. 

“Sering bergonta-ganti pasangan ini sangat beresiko tinggi, oleh sebab itu masyarakat untuk lebih waspada,” ucapnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (24/10/2023).

Sebagai tindakan kewaspadaan dini akibat cepatnya penularan pada kasus Monkeypox, Dinkes Banyuwangi tidak abai dalam menangani penyakit ini, yaitu dengan meningkatkan kesiagaan kepada seluruh tenaga kesehatan (Nakes). 

Bukan hanya itu, karena Monkeypox beresiko tinggi terjangkit kepada orang yang kerap berganti pasangan, maka pencegahan dan Penanggulangan infeksi menular seksual (P2 IMS) dan Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (P2 HIV) juga bakal semakin ditingkatkan kewaspadaanya.

Dalam peningkatan kesiapsiagaan itu, Dinkes Banyuwangi melakukakan tindakan Surveilans. Yang artinya apabila ada temuan kasus yang terjadi di Bumi Blambangan, perangkat kesehatan terkait akan melaporkan dan melakukan tindakan cepat dengan mentracking sumber penularan hingga yang berkontak langsung dengan orang yang terangkit.

“Maka agar dapat diperiksa dan diberikan penanganan segera,” kata Amir.

Selain pada itu, kesiagaan juga dilakukan pada seluruh sumber daya yang dibutuhkan seperti obat-obatan, Vaksin hingga Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien (PMKP)

“Saat ini vaksin belum terdistribusi di Banyuwangi, tapi  sedang disiapkan,” tandas Amir.

Untuk gejala dari cacar monyet ini sendiri yakni Lesi Cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh), ruam, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan, mual, batuk, diare hingga radang pada organ Genital.

Sebab itu perlu kehati-hatian masyarakat dalam memutus rantai penyebaran Monkeypox dengan menjaga Higienitas seperti Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti cuci tangan hingga menggunakan masker bila perlu. Setia kepada pasangan dan tidak berganti ganti dalam melakukan hubungan.

“5 hari muncul gejala ringan tersebut, namun jika tidak segera diobati akan bisa menimbulkan kematian,” cetus Amir.

Kepada TIMES Indonesia, Amir menerangkan, Cacar monyet atau Monkeypox adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus Monkeypox. Pertama kali ditemukan pada tahun 1958 yang menyerang koloni monyet yang hingga kemudian menular kepada manusia. 

“Saat ini ada 90rb lebih kasus ditingkat dunia dan sebanyak 157 kasus meninggal akibat Monkeypox,” terang Amir. (d)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow