Walikota Madiun Angkat Topik Disertasi “Smart City” di Universitas Terbuka Surabaya
Universitas Terbuka (UT) sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang menerapkan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ), secara konsisten memberikan layanan kepada mahasiswa untuk dapat belajar dan berkarya dimanapun…
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Universitas Terbuka (UT) sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang menerapkan Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ), secara konsisten memberikan layanan kepada mahasiswa untuk dapat belajar dan berkarya dimanapun dan dari manapun.
Ciri khas SBJJ adalah proses perkuliahan antara dosen dengan mahasiswa, tidak saling bertemu muka. Namun, proses perkuliahan diterapkan melalui buku materi pokok (BMP) atau modul yang telah ditulis oleh para pakar di bidangnya.
Dalam proses perkuliahan di UT, ciri khas pembelajaran online sudah menjadi namun ada juga persamaan dengan perguruan tinggi dengan konsep tatap muka yakni adanya pembelajaran dan ujian.
Proses dan hasil belajar juga diukur sesuai dengan karakteristik masing-masing mata kuliah. Ada yang mata kuliah umum yang tidak mewajibkan praktik, hanya ujian akhir semester (UAS) pada umumnya. Ada juga mata kuliah berpraktik, dan bahkan juga ada mata kuliah yang juga mewajibkan UAS tapi dengan praktik. Mata kuliah terakhir ini disebut mata kuliah berpraktik.
Pada semua jenjang di UT kecuali Diploma, seluruh mahasiswa diwajibkan menulis karya ilmiah. Bagi mahasiswa program S-1 diberikan bimbingan online untuk menyelesaikan karya ilmiah (KARIL) melalui laman elearning.ut.ac.id.
Mahasiswa juga diberikan bimbingan secara rutin selama 8x. Selain itu ada ujian mata kuliah Tugas Akhir Program (TAP) berbentuk uraian/esai bagi mahasiswa S-1. Sedangkan bagi mahasiswa S-2 harus menulis Tugas Akhir Program Magister (tesis) baik dari hasil kajian empirik ataupun kajian pustaka atau Tugas Akhir Program Disertasi (TAPD) bagi mahasiswa S-3.
Saat ini terdapat 1 orang mahasiswa UT Surabaya, Maidi (Walikota Madiun) yang telah masuk pada tahap FGD mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh Maidi, dengan mengusung topik disertasi “Kebijakan Smart City di Kota Madiun” yang bertujuan untuk kemajuan Kota Madiun itu sendiri.
Maidi merupakan mahasiswa UT yang memiliki kegigihan luar biasa, beberapa tahapan sudah beliau lalui dan menyisakan 2 tahapan akhir yakni; seminar hasil penelitian dan ujian sidang Doktor.
“Saya mau menjadi Doktor yang ngriget, bukan sekedar doktor karena penghargaan tapi benar-benar yang mengalaminya dengan segala potensi,” tegas Maidi ketika mengutarakan gagasannya.
Besar harapan UT Surabaya dapat menyaksikan gagasan Maidi yang diupayakan semaksimal mungkin hingga ngeringet dapat berhasil memberikan dampak positif untuk Kota Madiun. (*)
Apa Reaksi Anda?