Ultah ke-78, Ini Sederet Kemajuan Provinsi Jateng di Bawah Kepemimpinan Ganjar Pranowo
Provinsi Jawa Tengah (Jateng) genap berusia 78 tahun. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin upacara HUT Jateng di Alun-Alun Brebes, Jateng, Sabtu (19/8/2023) pagi.
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Provinsi Jawa Tengah (Jateng) genap berusia 78 tahun. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin upacara HUT Jateng di Alun-Alun Brebes, Jateng, Sabtu (19/8/2023) pagi.
Di usia ke-78 ini, Provinsi Jateng terus mengalami perkembangan dan kemajuan di bawah kepemimpinan Ganjar selama dua periode. Ganjar mengatakan, hal itu tak lepas dari dukungan masyarakat selama ini.
“Partisipasi masyarakat Jawa Tengah luar biasa, hebat banget. Semua lini membantu dan tentu guyub, rukun, harmonis menjadi modal yang sangat hebat. Ketika ini bisa terjaga, orang datang ke Jawa Tengah senang,” kata Ganjar.
Berbagai kerja nyata digulirkan Ganjar selama hampir sepuluh tahun terakhir ini. Mulai dari pembangunan puluhan ribu kilometer jalan desa, flyover dan underpass, hingga bandar udara (bandara) baru.
Dalam momentum Hari Jadi Jateng ke-78, berikut rentetan kemajuan Provinsi Jateng di tangan Ganjar Pranowo dan jajaran sebagaimana dikutip dari berbagai sumber:
1. Bandara Baru Berskala Internasional
Dalam era kepemimpinan Ganjar, tercatat tiga bandara berskala Internasional dibangun di Jateng. Yakni Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga, dan Bandara Ngloram Blora.
Pembangunan paling fenomenal adalah Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Sebelumnya, ada empat gubernur sebelum Ganjar yang sudah berusaha membangun bandara yang sempat mendapat julukan terjelek se-nusantara. Kemudian pembangunannya tuntas di era Ganjar.
Pembangunan bandara dilakukan untuk mempermudah akses menuju Provinsi Jateng, sehingga jaringan ekonomi rakyat semakin berkembang. Dengan tambahan tiga bandara yang dibangun Ganjar, Jateng kini telah memiliki enam bandara.
2. Pembangunan Fly Over dan Underpass
Fly over dan underpass Jateng banyak dibangun di era kepemimpinan Ganjar Pranowo. Tercatat Provinsi Jateng kini memiliki 9 fly over dan underpass.
Adapun sembilan fly over dan underpass tersebut adalah Ganefo Mranggen-Demak, Palur Solo-Sragen, Dermoleng di Brebes, Klonengan dan Kesambi di Kabupaten Tegal, Kretek di Kabupaten Brebes, Underpass Jatingaleh di Semarang, Purwosari Surakarta, serta Underpass Simpang Joglo Surakarta.
Infrastruktur ini dibangun Ganjar untuk mempermudah mobilitas masyarakat umum sekaligus memberikan akses luas terhadap pertumbuhan ekonomi lewat jalur distribusi. Sehingga semua pihak dapat merasakan manfaatnya.
3. Desa Wisata, Mandiri Energi, dan Pembangunan Jalan
Pemprov Jateng berhasil membangkitkan 818 desa wisata yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota dengan potensinya masing-masing pasca pandemi Covid-19. Hal tersebut tak lepas dari dukungan Ganjar sebagai gubernur.
Terhitung sejak 2013 lalu, Ganjar yang menggenjot pembangunan di wilayah pinggiran provinsi telah mengucurkan Rp8,4 triliun untuk membangun desa mandiri dan wisata.
Dari dana tersebut, Ganjar juga mewujudkan 2.353 desa mandiri energi. Sebanyak 2.167 desa mandiri energi inisiatif, 160 desa mandiri energi berkembang, dan 26 desa mandiri mapan. Capaian ini menjadi percontohan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) nasional.
Lalu sepanjang 10.942 km jalan desa dibangun Ganjar di Jateng dengan total anggaran sejak 2013-2022 mencapai sekitar Rp3.608.786.865.000 yang tersebar di 34.819 titik.
4. Hetero Space Buat Pengembangan UMKM
Provinsi Jateng menghadirkan ruang pengembangan UMKM lewat kreative hub yang dinamakan Hetero Space. Ganjar membangun tiga Hetero Space di Jateng, yakni Semarang, Solo, dan Banyumas.
Hetero Space di Jateng telah melibatkan ribuan member. Di antaranya 3.000 member bergabung, 13.000 visitor Hetero Space, 500 komunitas lokal, 300 program, 1.000 event, 15.000 UMKM, 2.500 startup, 100 perusahaan, serta 250.000 orang telah mendapat benefit.
Sebagai sarana pendukung pengembangan UMKM di Hetero Space, Ganjar menghadirkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro dengan bunga hanya tiga persen per tahun untuk menyediakan akses modal.
Hetero Space sebagai wadah pengembangan pun membuat UMKM Jateng berhasil go internasional. Pada triwulan I 2023 saja, nilai ekspor produk UMKM Jateng mencapai 2,5 miliar dolar AS dan membuat Jateng surplus 708 juta dolar AS.
5. SMKN Jateng dan Semi Boarding Gratis
Sejak 2014, Ganjar menginisiasi SMKN Jateng gratis di Purbalingga, Semarang, dan Pati untuk siswa dari keluarga tidak mampu. Pada 2022 lalu, 233 lulusan dari tiga sekolah tersebut diwisuda Ganjar dengan tingkat serapan di lapangan kerja mencapai 70 persen. Bahkan lima orang di antaranya meraih nilai 100 pada mapel matematika di Ujian Nasional.
Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding yang tersebar di berbagai kab/kota.
Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
Berkat program ini, akses pendidikan masyarakat semakin mudah. Terbukti, dari data BPS Jateng, partisipasi anak sekolah di provinsi ini mengalami kenaikan signifikan. Dari semula hanya 59,81 persenpada 2013 menjadi 70,79 persen pada 2022.
Indeks Pembangunan Manusia di era Ganjar juga meningkat dari 68,78 persen pada 2014, menjadi 72,79 persen pada 2022.
6. Revitalisasi Pasar Tradisional
Pemprov Jateng tercatat telah merevitalisasi 79 pasar tradisional untuk menghadirkan kenyamanan berbelanja kepada masyarakat menengah ke bawah. Ganjar menggelontorkan dana hingga Rp 360 miliar untuk revitalisasi tersebut.
Bantuan pembangunan dan revitalisasi itu muncul dari aspirasi yang diserap saat pertemuan rutin ketika dilakukan dengan kepala daerah dan masyarakat dalam musyawarah desa (musdes) beserta musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
Untuk melindungi pedagang pasar dari harga sewa kios pasar yang tinggi, maka pembangunan dan revitalisasi pasar tradisional harus dilakukan oleh pemerintah, bukan investor ataupun pihak swasta.
7. RTLH
Dalam sepuluh tahun terakhir Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) di Jateng genjar direhab. Di era Ganjar Pranowo sejak 2013, Pemprov Jateng telah rehab RTLH sebanyak 1.041.894 unit, sehingga semakin sedikit rumah tak layak di Jateng.
Dalam realisasi renovasi RTLH itu, Ganjar menerapkan sistem pembiayaan gotong royong. Selain dari anggaran pemerintah, Ganjar mengajak kerja sama sektor lainnya seperti Baznas, perusahaan swasta, BUMN, BUMD, hingga filantrop.
Bantuan RTLH ini juga merupakan upaya mengurangi angka kemiskinan. Dengan program ini, tercatat Ganjar berhasil menghapus jumlah penduduk miskin di Jateng hingga lebih dari 60 ribu jiwa sepanjang tahun 2023.
8. Investasi Capai Ratusan Triliun
Pemprov Jateng menyabet titel terbaik pertama pada ajang Anugerah Layanan Investasi (ALI). Dengan pencapaian ini, provinsi yang dipimpin Ganjar mencetak hatrick karena memeroleh gelar tiga kali berturut-turut, yakni pada 2018, 2020, dan 2022
Pada 2016 realisasi investasi mencapai Rp38,18 triliun, 2017 tercatat Rp51,54 triliun, 2018 menjadi Rp59,27 triliun, 2019 berkembang hingga Rp59,50 triliun. Pasca Covid-19, investasi pada 2021 merangkak naik menjadi Rp52,71 triliun, dan pada 2022 meroket menjadi 68,41 Triliun.
Di tahun 2023 ini, nilai investasi Jateng pun diprediksi akan terus meningkat, contohnya di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), nilai investasi dari para investor, baik swasta maupun BUMN mencapai Rp 142 triliun. (*)
Apa Reaksi Anda?