UIN Malang Kukuhkan Dua Guru Besar Baru
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, mengukuhkan dua guru besar baru di pada Selasa (15/8/2023) di Gedung Rektorat lantai 5. Dua profesor yang dik ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, mengukuhkan dua guru besar baru di pada Selasa (15/8/2023) di Gedung Rektorat lantai 5. Dua profesor yang dikukuhkan tersebut yakni Prof. Dr. Sudirman Hasan, M.A., CAHRM yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN Malang, dan Prof. Dr. H. Langgeng Budianto, M.Pd yang juga sebagai Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris FITK.
Rektor UIN Malang, Prof Zainuddin dalam acara pengukuhan guru besar mengaku bangga atas diperolehnya jabatan akademik tertinggi yaitu Guru Besar oleh kedua profesor tersebut. Dengan pengukuhan ini, kini UIN Malang tercatat sudah mempunyai 45 Guru Besar. Dan dalam waktu dekat juga dijadwalkan akan ada pengukuhan 8 orang guru besar di UIN Malang, sehingga total guru besar di UIN Malang sebanyak 53 orang guru besar.
"Tentu, dengan tambahnya Guru Besar ini juga menambah grade dan reputasi lembaga. Selain itu, seorang Guru Besar juga harus menjaga kualitas dan komitmen sebagai akademisi yang memiliki jabatan puncak fungsional di Perguruan Tinggi," ucapnya.
Rektor menambahkan, meski guru besar ini merupakan jabatan puncak, namun tuntutan untuk tetap berkarya dan meneliti tidak boleh berhenti. Tugas pokok dan fungsi tri darma perguruan tinggi akan terus melekat, sepanjang masih berstatus sebagai dosen.
"Jangan pernah berhenti untuk membaca, meneliti dan menulis. Dan sudah saatnya Guru Besar itu memproduksi, menjadi produsen ilmu pengetahuan, bukan hanya kkonsumen dan mengutip-ngutip saja namun harus menjadi analis dan menemukan teori," imbuhnya.
Prof Zainuddin mengatakan, integrasi sains dan Islam memang menjadi model kurikulum dan pembelajaran di UIN Malang. Bagaimana para dosen dan mahasiswa UIN Maliki ini dapat selalu mengkaitkan antara yang normatif-doktriner dengan realitas empirik atau antara teks dan konteks. Maka perlu kajian tentang realitas alam semesta. Ini model pembelajaran yang selalu dia sebut dengan Integrated Learning Model (ILM). Seluruh mata kuliah harus based on Alquran dan Assunnah.
"Selain itu saya juga berharap, para Guru besar ini dapat menjadi corong dan duta-duta yang dapat membawa nama harum UIN Maulana Malik Ibrahim. Bisa melalui forum-forum seminar, konferensi berupatasi nasional dan internasional. Menjadi kolumnis di berbagai media massa. Jika menjadi muballigh juga mubaligh yang mengharumkan nama baik Islam, yang sejuk, menyentuh hati, menebar kedamaian, bukan sebaliknya, gaduh, menebar kebencian dan memperkeruh keadaan sebagaimana yang kita saksikan di you tube dan medsos itu," pungkasnya. (adv)
Apa Reaksi Anda?