Ubah Sampah Jadi Berkah, PT Bumi Suksesindo Bantu Warga Makin Sejahtera
PT Bumi Suksesindo (BSI) menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong perubahan positif di Desa Siliragung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. Berkat ...
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – PT Bumi Suksesindo (BSI) menunjukkan peran aktifnya dalam mendorong perubahan positif di Desa Siliragung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. Berkat upaya kolaboratif dengan masyarakat lokal, Perusahaan tambang emas itu berhasil membantu mengatasi masalah sampah yang telah lama mengganggu.
Inisiatif tersebut mulai muncul ketika sejumlah pemuda terinspirasi untuk mengolah sampah yang mereka temui di sungai. Kekecewaan mereka terhadap menumpuknya sampah, menggugah semangat mereka untuk mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Dari semangat inilah lahir Komunitas Pemuda Etan Gladak Anyar (PEGA) Indonesia yang dipimpin oleh Sundarianto. Awalnya, mereka menghadapi kendala modal dalam mengolah sampah menjadi kompos. Namun, akhirnya PEGA Indonesia mulai berkembang dengan bantuan dari PT BSI.
PT BSI memberikan fasilitas tempat dan kendaraan untuk mengangkut sampah, serta berkolaborasi dalam pelatihan dan pemenuhan kebutuhan produksi. Melalui kerja sama ini, PEGA Indonesia dapat mengolah ratusan kilo sampah organik setiap minggunya, menghasilkan produk-produk seperti maggot untuk pakan ternak, pupuk organik, hingga insektisida.
Bahkan, pada Februari 2023, PEGA Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama dengan Indonesia Solid Waste Association (INsWA) dan Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC), menjadi konsultan lokal dalam pengolahan sampah di 14 desa dan satu kelurahan di Banyuwangi.
Tawaran pelatihan dari Australia juga menjadi bukti pengakuan atas keberhasilan PEGA dalam mengolah sampah. Melalui komitmen kuat dan kerja sama dengan PT BSI, PEGA Indonesia berhasil menghidupi kelompok secara mandiri dan menginspirasi masyarakat lokal serta pihak internasional.
Dengan tekad yang kuat untuk menjadi agen perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, Direktur PT BSI, Riyadi Effendi, menggambarkan komitmen perusahaan dalam memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan memiliki dampak positif yang nyata.
“Ini wujud Pasal 33 UU 45 semua kegiatan pertambangan untuk kemaslahatan dan kepentingan masyarakat,” kata Direktur PT BSI, Riyadi Effendi, Jumat (29/3/2024).
Melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), BSI menghasilkan banyak prestasi yang nyata. Pendekatan ini tidak hanya membantu mengelola limbah dengan lebih efisien, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat melalui pemanfaatan produk yang dihasilkan.
Kolaborasi dengan Komunitas PEGA Indonesia membawa perubahan signifikan bagi Desa Siliragung. Apa yang dulunya merupakan masalah yang membebani, kini telah berubah menjadi peluang nyata. Dengan kerja keras, komitmen, dan sinergi yang kuat antara perusahaan, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah, paradigma seputar pengolahan sampah telah berubah secara fundamental.
Dengan terus menjalankan komitmen ini, diharapkan bahwa dampak positif yang dihasilkan akan terus dirasakan oleh banyak pihak, membawa perubahan yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Perlu diketahui, wilayah Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, memang merupakan lokasi investasi PT BSI, selaku pemegang izin Usaha Pertambangan Operasi Prodüksi (IUP OP) Emas dan Mineral Pengikutnya, Nomor 188/547/KEP/429.011/2012.
Wilayah Kecamatan Pesanggaran, meliputi Desa Kandangan, Sarongan, Sumberagung, Sumbermulyo dan Pesanggaran.
Anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (PT MCG) tersebut telah dinyatakan sebagai Obyek Vital Nasional (Obvitnas) sesuai Kepmen ESDM Nomor 159.K/90/MEM/2020. Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN ini operasi prodüksi di Deşa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Sebagai pelaku investasi, PT BSI memang terus meneguhkan komitmennya kepada masyarakat. Program PPM terus digelontorkan dengan 8 program utama. Program PT BSI itu meliputi program bidang pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan riil atau pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, lingkungan, pembentukan lembaga komunitas dan infrastruktur. (*)
Apa Reaksi Anda?