Teknologi Nano Membawa Dosen Biologi FMIPA Unisma Malang Meraih Paten Sederhana
Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si. dan Ir. Tintrim Rahayu, M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unisma Malang berinovasi membuat antioksidan dari biji kelor untuk meluruhkan radikal bebas…
TIMESINDONESIA, MALANG – Dr. Gatra Ervi Jayanti, M.Si. dan Ir. Tintrim Rahayu, M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unisma Malang berinovasi membuat antioksidan dari biji kelor untuk meluruhkan radikal bebas dalam bentuk Nanopartikel.
Nanopartikel digunakan untuk penghantaran obat karena ukurannya, dapat menembus kapiler yang kecil. Nanopartikel juga dapat menjadi mekanisme penghantaran obat yang efektif untuk targetnya.
Penerapan teknologi nano saat ini sangat pesat di berbagai bidang, mulai lingkungan sampai kesehatan. Salah satu contoh dalam bidang kesehatan adalah nanopartikel dengan ukuran antara 1-100 nm. Ukuran tersebut memudahkan proses drug delivery.
Dosen Unisma itu melakukan penelitian nanopartikel pada tanaman kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai magic plant, karena mempunyai banyak manfaat pada setiap bagian tanaman.
Salah satu contohnya adalah biji kelor. Biji kelor dapat digunakan sebagai obat dan kosmetik karena mempunyai kandungan tokoferol (vitamin E), antioksidan, anti inflamasi dan kandungan lainnya.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Paten sederhana ini diraih dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual pada bulan Mei 2023. Dalam paten sederhana tersebut Gatra dan Tintrim mengungkapkan beberapa proses pembuatan antioksidan dan dalam bentuk nanopartikel. Invensi ini mempunyai tujuan akhir sebagai peluruh radikal bebas.
Radikal bebas merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Di dalam tubuh kita terdapat sistem pintar untuk meluruhkan radikal bebas. Tetapi bila radikal bebas dalam jumlah yang banyak (baik dari dalam maupun dari luar tubuh), akan menimbulkan penyakit. Maka diperlukan tambahan antioksidan dari luar tubuh, untuk membantu meluruhkan radikal bebas.
Sifat Nanopartikel unik, dan tidak dimiliki oleh material dalam ukuran besar. Nano antioksidan dari biji kelor ini bersifat kompleks, sehingga dapat berfungsi sebagai scavenger peluruh radikal bebas yang lebih efektif daripada senyawa tunggal. Penelitian Nanopartikel ini telah dilakukan sejak lama oleh Gatra dan Tintrim. Selain penelitian tanaman kelor, keduanya juga melakukan penelitian tanaman Bidara. Kedua dosen FMIPA Unisma Malang ini juga aktif melakukan riset tentang tehnologi nano yang lain, yaitu Nanobubbles (NBs) pada tanaman. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?