Talkshow Kebhinekaan Memperkuat Semangat Kebangsaan di Bondowoso

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pekan Pemuda tahun ini di kota Bondowoso menjadi lebih istimewa dengan kegiatan lintas iman yang mendorong semangat kebersamaan. Gereja Kristen Jawa Wongsorejo (GKJW) Jemaat Bondowoso bersama Konsorsium Pemuda Peduli Multikulturalisme (KPPM) dan Kelompok Aktivis untuk Persaudaraan Umat (KAUM) menggelar acara talkshow kebhinekaan dengan tema "Merajut Kebersamaan dalam Semangat Kebangsaan." Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah dialog yang mempererat hubungan antaragama.

Talkshow kebhinekaan ini berlangsung pada Kamis, 26 Oktober 2023, pukul 18.00 WIB, di gedung Pertemuan GKJW Jemaat Bondowoso. Acara ini menjadi sarana untuk menciptakan keragaman yang inklusif, mengundang pemuda lintas agama dari berbagai latar belakang, termasuk perwakilan siswa SMA dan SMK, mahasiswa perguruan tinggi, serta pemuda dari berbagai keyakinan, seperti gereja Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu.

Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan wadah bagi pemuda lintas agama di Bondowoso untuk berdialog dan membangun relasi yang kuat. Dalam era yang terus berkembang dengan berbagai tantangan, acara ini diharapkan dapat membangkitkan semangat kebangsaan di kalangan pemuda.

Talkshow kebhinekaan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah sesi talkshow di gedung Pertemuan GKJW Jemaat Bondowoso. Dalam sesi ini, dua pemateri ahli di bidangnya berbagi pemikiran dan pengalaman mereka. Bapak Sinung Sudrajad, S. Sos, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso, memberikan pandangan mengenai pentingnya kebersamaan dalam semangat kebangsaan dengan materi yang berjudul "Merajut Kebersamaan dalam Bingkai Empat Pilar Kebangsaan." Ibu Hj. Nur Diana Khalidah, S.Q.S.Ag, Ketua Fattayat NU Bondowoso, memaparkan materi dengan judul "Kebhinekaan dalam Tradisi dan Budaya Indonesia." Pemateri kedua ini memberikan perspektif berharga dalam upaya memperkaya pemahaman peserta.

Proses diskusi yang melengkapi bagian pertama talkshow ini juga ditemani oleh Ibu Pdt. Kristyanti Retno Wahyuni, seorang pendeta yang memberikan nuansa yang semakin mewarnai diskusi bersama. Setelah pemateri menyampaikan materi, para peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menambah keseruan selama proses talkshow.

Dalam konteks kebhinekaan Indonesia, tantangan bagi anak muda saat ini tidak dapat diabaikan. Bapak Sinung menekankan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemuda adalah kecenderungan mereka yang malas belajar sejarah. Bagi Bapak Sinung, pemahaman sejarah merupakan landasan penting dalam membentuk identitas nasional. Beliau mengutip kutipan yang mengatakan bahwa untuk merusak sebuah bangsa yang besar, bukanlah dengan menyerang kekuatan militernya, tetapi dengan memutuskan hubungan antara nenek moyang dengan penerusnya.

Sementara itu, menurut Ibu Nur, tantangan yang dihadapi oleh pemuda zaman sekarang adalah media sosial yang membawa mereka ke dunia tanpa batas. Ibu Nur menyadari bahwa media sosial memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari, namun yang terpenting adalah pemahaman akan batasan dan terus mendapatkan pendidikan yang baik. Ia menekankan perlunya pemuda untuk memahami nilai-nilai kebhinekaan dalam tradisi dan budaya Indonesia, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi masyarakat.

Talkshow kebhinekaan ini menjadi momentum penting bagi para pemuda di Bondowoso untuk saling berbagi pandangan, pengalaman, dan pemahaman tentang kebersamaan dalam semangat kebangsaan. Melalui dialog yang terbuka dan inklusif, diharapkan pemuda dapat mengatasi tantangan zaman dan memperkuat ikatan persaudaraan antaragama. Acara ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk terus menghidupkan semangat kebangsaan dan menjaga kebhinekaan sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia.