Sinom, Minuman Tradisional Berkhasiat, Kini Tersedia di E-commerce Berkat Dukungan ITATS dan UWG Malang
Sinom, minuman tradisional yang terbuat dari kunyit, gula merah, dan asam, kini semakin mudah ditemukan di berbagai platform E-commerce berkat upaya kolaboratif antara
TIMESINDONESIA, MALANG – Sinom, minuman tradisional yang terbuat dari kunyit, gula merah, dan asam, kini semakin mudah ditemukan di berbagai platform E-commerce berkat upaya kolaboratif antara Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) dan Universitas Widyagama Malang (UWG Malang).
Inisiatif ini dipimpin oleh Hestawati Chrisna Suroso, Norita Prasetya, dan Chauliah Fatma Putri, yang memiliki tujuan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pembuat sinom di Ketintang Kecamatan Wonokromo Kota Surabaya.
Sinom bukan hanya memiliki cita rasa yang khas, tetapi juga membawa beragam manfaat kesehatan bagi tubuh. Beberapa manfaat tersebut meliputi pengurangan nyeri haid, pernafasan yang lebih lancar, pengobatan masuk angin, dan mengatasi sembelit. Selain itu, sinom juga dikenal sebagai sumber antioksidan alami yang baik untuk tubuh.
Sebelum adanya kolaborasi ini, penjualan sinom terbatas pada pemasaran tradisional, yang hanya mencapai warga sekitar. Namun, dengan pelatihan pembuatan E-commerce yang diselenggarakan oleh ITATS dan UWG Malang, mitra UMKM sinom dapat meningkatkan penjualan mereka secara signifikan melalui platform seperti Shopee dan Tokopedia.
Dalam upaya meningkatkan kebersihan dan mengurangi kontak manusia dalam proses produksi sinom, mitra UMKM juga diperkenalkan kepada mesin deplok rempah sederhana. Mesin ini memungkinkan pengolahan kunyit menjadi bubuk dengan lebih cepat dan higienis.
Surapti, salah satu mitra UMKM, mengungkapkan manfaatnya. "Sebelum adanya mesin ini, kami harus memarut kunir setengah kilo dalam waktu setengah jam. Selain itu, tangan kami sering terluka terkena parut dan tangan kami menjadi kuning. Dengan menggunakan mesin parut ini, kunyit setengah kilo sudah tergiling dalam waktu 5 menit dan ampas dan cairan kunyit sudah terpisah. Jadi kami tidak perlu memeras sinom lagi," terangnya.
Selain mesin deplok, mitra UMKM juga menggunakan alat capping botol sederhana untuk menutup botol sinom secara rapat dan higienis. Fitri merasa terbantu dengan adanya alat ini. "Dengan adanya alat capping botol, tangan kami sudah tidak sakit lagi dan kami mengeluarkan tenaga yang minim," akunya.
Chrisna menambahkan dengan penerapan kegiatan pendampingan dan penyuluhan kepada mitra UMKM pembuat sinom. "Kami berharap produksi sinom akan berkembang dan dapat lebih mensejahterakan kehidupan para mitra UMKM ini," ungkapnya.
Kolaborasi ini membawa harapan besar bagi para produsen sinom tradisional untuk lebih merambah pasar yang lebih luas melalui E-commerce, serta meningkatkan kualitas produksi mereka. Sinom, sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, semakin mendapatkan perhatian yang pantas dan dapat dinikmati oleh masyarakat lebih luas melalui teknologi modern. (*)
Apa Reaksi Anda?