Cerita Perjuangan Kiai dan Santri Lewat Buku Perjalanan Laskar Hizbullah Kota Malang
Buku Perjalananan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang yang ditulis oleh Arief Wibisono resmi diluncurkan, Senin (9/10/2023). ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Buku Perjalananan Perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang yang ditulis oleh Arief Wibisono resmi diluncurkan, Senin (9/10/2023).
Buku yang dicetak sebanyak 100 copy tersebut, kini bisa dibeli oleh masyarakat secara luas.
Buku tersebut, menceritakan bagaimana perjalanan panjang perjuangan Laskar Hizbullah Kota Malang yang kala itu bertempur melawan penjajah Belanda.
Laskar Hizbullah sendiri dibentuk oleh Jepang saat kala itu menduduki Malang guna melawan Belanda.
Tentara Hizbullah yang kebanyakan berasal dari tokoh ulama kiai dan santri, seperti halnya H Umar Maksum dan Kiai Mukti, berperang melawan Belanda yang saat itu sekitar tahun 1947 silam.
Penulis buku, Arief Wibisono mengatakan, pembuatan buku tersebut kurang lebih berlangsung selama 1 tahun lamanya.
Ia harus melakukan riset dan juga mencari jejak jejak keluarga dari para pejuang yang bisa dijadikan narasumber dalam bukunya.
"Kita bersyukur masih bisa menyisakan arsip Hizbullah sekitar 60 persen. Menunggu komunikasi dengan narasumber memang cukup menyita waktu," ujar Arief, Senin (9/10/2023).
Alasannya menuliskan jejak perjuangan Laskar Hizbullah ini, karena ia ingin memperluas cakrawala pengetahuan masyarakat tentang sejarah, selain ada Pahlawan TRIP, di Kota Malang juga ada Laskar Hizbullah.
"Ide ini muncul, karena kita mau menambah cakrawala ilmu sejarah di Kota Malang," katanya.
Dalam jejak sejarahnya, Kelurahan Kasin Kota Malang menjadi titik pertempuran Laskar Hizbullah melawan tentara Belanda kala itu.
Pertumpahan darah hingga persembunyian berada di titik tersebut.
"Kebanyakan arek arek (anak-anak) Kasin itu yang melawan tentara Belanda. Pusatnya di Kasin, kemudian geser sampai ke Singosari," ungkapnya.
Buku tersebut, mengulas bagaimana jejak sejarah Laskar Hizbullah di Kota Malang dan bagaimana perjuangannya melawan penjajah Indonesia kala itu.
Bahkan, dalam ulasannya ada satu rumah di Kelurahan Kasin Kota Malang menjadi tempat persembunyian Laskar Hizbullah.
Rumah tersebut milik Nur Salim yang menjadi bagian dari Laskar Hizbullah dan rumah itu kini masih utuh dan ditinggali oleh keturunannya.
"Rumah itu juga mau saya ajukan jadi Cagar Budaya. Rumahnya masih ada dan utuh," imbuhnya.
Setelah buku ini diluncurkan, Arief kedepan juga akan menginisiasi pembangunan museum Hizbullah dan mengulas biografi tentang museum tersebut.
"Kita akan dirikan museum Hizbullah di Jalan Arif Margono, Kasin, karena disitu monumen pertempurannya," tandasnya. (*)
Apa Reaksi Anda?