Siapkan Swasembada Jagung, Blitar Tingkatkan SDM Petani Melalui Pelatihan

Dalam upaya menggenjot produksi jagung di Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bekerjasama dengan Balai Besar Pelati ...

Juni 25, 2023 - 22:30
Siapkan Swasembada Jagung, Blitar Tingkatkan SDM Petani Melalui Pelatihan

TIMESINDONESIA, BLITAR – Dalam upaya menggenjot produksi jagung di Kabupaten Blitar, Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, menyelenggarakan Pelatihan Agribisnis Tanaman Jagung di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ponggok. Wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi jagung Kabupaten Blitar.

Untuk menggenjot produksi jagung, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaku usaha (petani). Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap pelaku usaha maka produksi jagung dapat digenjot untuk meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kualitas SDM pertanian dan membuat sektor pertanian menjadi lebih menarik serta menguntungkan. 

Indonesia mesti mencapai swasembada jagung pada 2024, setelah berhasil swasembada beras sejak 2019, yang ditandai dengan tidak adanya lagi impor beras umum.

“Indonesia harus swasembada beras berkelanjutan dan sekarang kita kejar swasembada jagung 2024, melalui berbagai upaya, salah satunya ekstensifikasi atau perluasan lahan,” ujar SYL.

Para-peserta-Pelatihan-Agribisnis-b.jpg

Petani jagung di Blitar rata-rata dalam berbudidaya selalu menggunakan pupuk anorganik, sehingga dengan keterbatasan persediaan pupuk yang sekarang, membuat petani resah. Hal ini telah disikapi oleh pemda setempat untuk melaksanakan pelatihan agribisnis tanaman jagung bagi petani.

Permasalahan yang sering dihadapi petani selain masalah pupuk adalah serangan hama dan penyakit tanaman sehingga produksi menurun. Untuk itu melalui pelatihan ini, solusi dari permasalahan yang dihadapi petani diharapkan bisa teratasi dengan baik.

Adanya keterbatasan pupuk anorganik dapat diatasi dengan membuat pupuk organik sendiri baik berupa kompos, MOL atau pupuk hayati. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan hama penyakit yang menyerang tanaman, maka membuat pestisida nabati adalah salah satu solusinya.

Saeroji selaku widyaiswara yang mengajar pada pelatihan tersebut mengatakan, dengan membuat pupuk organik sendiri dan membuat pestisida nabati,  maka tanaman dapat tumbuh subur tanpa kekurangan unsur hara yang diperlukan tanamanan dan hama penyakit yang menyerang dapat dikendalikan dengan baik serta dapat menekan biaya produksi semaksimal mungkin.

“Jadi pada akhirnya, petani juga bisa mendapat keuntungan yang maksimal dalam berbudidaya, kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Hal ini pelan-pelan dan secara berkelanjutan harus dilakukan petani agar manfaatnya bisa dirasakan oleh petani secara maksimal,” ujar Saeroji. (*)

Apa Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow