SDN Karangsono 2, Bersama Dosen UNIPMA Susun Aktivitas P5 Tema Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kewirausahaan
Program sekolah penggerak merupakan salah satu upaya pemerintah dalam percepatan transformasi pendidikan
TIMESINDONESIA, NGAWI – Program sekolah penggerak merupakan salah satu upaya pemerintah dalam percepatan transformasi pendidikan. Kurikulum Merdeka menjadi grand project pemerintah di semua satuan pendidikan. Salah satu tujuan utama adalah terciptanya generasi yang mempunyai karakter Profil Pelajar Pancasila. Pembentukan Profil Pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pembiasaan positif dan ko-kurikuler berupa Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
SDN Karangsono 2 merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan 3 di Kabupaten Ngawi. Sekolah ini didampingi oleh fasilitator dari UNIPMA Madiun (Universitas PGRI Madiun), Dr. Wachidatul Linda Yuhanna, M.Si. SDN karangsono 2 di tahun pertama PSP akan berfokus pada pengembangan pembelajaran yang inovatif berdiferensiasi, penyusunan P5, pengembangan kompetensi guru dan peningkatan layanan peserta didik. Berbagai kegiatan positif dilaksanakan sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi peserta didik.
Peserta melakukan kolaborasi menyusun modul P5. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)
“Sebagai langkah awal, kami menggelar workshop penyusunan modul ajar P5 pada tema gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan untuk menghadirkan aktivitas P5 yang inovatif,” ungkap Marsini, M.Pd. Kepala SDN Karangsono 2.
Workshop ini dipandu oleh narasumber sekaligus fasilitator sekolah penggerak, Dr. Wachidatul Linda Yuhanna. “Tema yang dipilih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan SDN Karangsono 2, kegiatan disusun secara kolaboratif dengan melibatkan stakeholder internal dan eksternal.” ungkap Dr. Linda.
Modul ajar P5 diharapkan dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan P5 yang terstruktur. Modul ini memuat prinsip pelaksanaan P5 yang terdiri dari holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik dan eksploratif. Output dari workshop ini adalah adanya dua modul yang siap digunakan sebagai acuan P5. Kegiatan P5 bertujuan untuk memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter dan profil pelajar Pancasila. Bagi guru, P5 juga dapat pengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk memperkaya hasil pembelajaran.
Peserta dan narasumber foto bersama. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)
“Tema yang kami pilih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, kami juga menyusun modul P5 secara sistematis baik dari segi aktivitas maupun asesmennya," kata Marsini Kepala SD Karangsono 2.
Pelaksanaan P5 di SDN Karangsono 2 selain dilakukan oleh tim P5 internal, juga akan melibatkan stakeholder eksternal dan pendampingan dari fasilitator sekolah penggerak. Sinergi positif antar berbagai pihak diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan P5 dan membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila bagi peserta didik. (*)
Apa Reaksi Anda?