RSUD Pandega Pangandaran Butuh Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pandega Pangandaran masih membutuhkan dokter Spesialis Rehabilitasi Medik. ... ...
TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Pandega Pangandaran masih membutuhkan dokter Spesialis Rehabilitasi Medik.
Direktur RSUD Pandega Pangandaran Dr. dr. Hj. Titi Sutiamah, MM mengatakan, harus tetap mengupayakan agar ada dokter spesialis Rehabilitasi Medik yang mau bergabung dengan RSUD Pandega Pangandaran.
“Kami sudah memiliki Fisioterapi RSUD Pandega Pangandaran,” kata Titi, Selasa (30/5/2023).
RSUD Pandega Pangandaran terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien. Pelayanan harus tetap dimaksimalkan untuk menjaga kualitas pelayanan RSUD Pandega Pangandaran, sehingga yang datang berobat dan melakukan terapi dapat kembali pulih dari sakitnya.
“Fisioterapi RSUD Pandega Pangandaran, memiliki ketersediaan sarana dan fasilitas yang mendukung serta mencukupi,” tambah Titi.
Tersedianya sarana dan fasilitas yang mendukung serta mencukupi tenaga dan Sumber Daya Manusia yang profesional dan terlatih dibidangnya.
“Sumber Daya Manusia yang profesional dan terlatih tentunya akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan,” jelas Titi.
Titi mengatakan, meski belum terdapat dokter spesialis Rehabilitasi Medik, pelayanan fisioterapi tetap berjalan karena memiliki tenaga fisioterapis yang profesional di bidangnya.
Fisioterapi sendiri merupakan bentuk pelayanan rehabilitasi untuk menghindari atau meminimalkan keterbatasan fisik akibat cedera atau penyakit, terang Titi.
Layanan fisioterapi ini berlaku untuk semua rentang usia, jadi tidak hanya lansia, usia produktif bahkan anak-anak pun bisa dilayani.
RSUD Pandega Pangandaran sendiri memiliki beberapa fasilitas fisioterapi unggulan.
"Fasilitas unggulan tersebut diantaranya Super Inductive System (SIS), Light Amplification of Stimulated of Radiation (Laser) dan Extracorporeal Shock Wave Therapy," sambungnya.
Super Inductive System (SIS) ini dapat membantu mengurangi rasa sakit, membantu keluhan pada sendi dan relaksasi otot.
Sementara Laser bisa membantu memperbaiki regenerasi sel dan mengurangi peradangan.
Sedangkan untuk Extracorporeal Shock Wave Therapy membantu masalah nyeri pada otot, ligamen dan sendi, membantu memulihkan pasca cedera olahraga dan aktivitas fisik lainnya.
Berdasarkan literasi, beberapa sumber menerangkan, perkembangan fisioterapi di Indonesia ada sejak jaman perjuangan Indonesia.
Pertama ada setelah agresi militer Belanda, banyaknya korban perang yang menggerakkan Prof.Dr. Suharso ahli bedah ortopedi mendirikan Rehabilitasi Centrum oleh di Solo untuk penanganan korban.
Fisioterapi dapat berlangsung 30–60 menit per satu kali sesi, tetapi juga bisa lebih cepat atau lebih lama. Dalam 1 minggu, pasien bisa menjalani beberapa kali sesi, tergantung pada rencana program dan kondisi pasien itu sendiri. Frekuensi dan waktu terapi juga dapat diubah, sesuai dengan hasil fisioterapi terakhir.
“Layanan fisioterapi RSUD Pandega Pangandaran ini buka setiap hari Senin sampai dengan Sabtu, pasien dapat datang langsung dan melakukan pendaftaran sesuai jam pendaftaran yang berlaku di rumah sakit,” pungkas Titi. (*)
Apa Reaksi Anda?