RPS Berbasis OBE, Bagaimana?
Perkuliahan tidak sempurna arahnya tanpa RPS. 31 Mei 2023 Fakultas Agama Islam Unisma Malang melakukan workshop RPS berbasis OBE.
TIMESINDONESIA, MALANG – Perkuliahan tidak sempurna arahnya tanpa RPS. 31 Mei 2023 Fakultas Agama Islam Unisma Malang melakukan workshop RPS berbasis OBE. RPS berbasis OBE mengacu pada pendekatan pengembangan rencana pembelajaran yang berfokus pada pencapaian hasil pembelajaran yang spesifik dan terukur.
Dalam pendekatan OBE, perencanaan pembelajaran didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang hasil pembelajaran yang diharapkan. Hasil pembelajaran ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diinginkan untuk dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu program atau mata kuliah.
Workshop dibuka oleh Dekan Fakultas Agama Islam yakni Drs. Anwar Sa’dullah, M.Pd.I. Beliau menyatakan bahwa, workshop ini sudah direncanakan sejak lama dan alhmadulillah akhirnya dapat terlaksana, karena RPS adalah arah bagaimaan kita mengajar, sehingga perlu untuk dituntaskan. Materi workshop RPS sesi pertama disampaikan oleh Dr. Henry Praherdhiono, S.Si. M.Pd. dari Universitas Negeri Malang.
Dr Henry memaparkan bahwa RPS berbasis OBE adalah RPS yang berbasis project. Bisa saja memanfaatkan LMS kampus untuk mengumpulkan, karena beliau juga mengampu 100 SKS, jika pembelajaran berbasis konten, 100 SKS tidak akan sanggup diampu, sehingga menggunakan project dalam pembelajaranannya. Perlu digaris bawahi bahwa meminta mahasiswa membuat project harus didasarkan pada contoh, dosen pengampulah yang membuat contoh agar mahasiswa memiliki patokan dalam mengerajakan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Materi ke dua disampaikan oleh Dr. Ir. Syamsul Arifin, M.T dari Institut Teknologi Surabaya. Beliau memaparkan bahwasanya hal yang harus dimatangkan dalam RPS adalah CPL, CPMK dan Sub-CPMK, dan jangan lupa mengaitkan hasil penelitian, pengabdian dosen untuk dikaji oleh mahasiswa. RPS berbasis OBE menghasilkan outcome yang dapat diukur sehingga alangkah baiknya untuk penilaian hanya ada dua yakni lulus dan tidak, sehingga RPS harus benar-benar dipikirkan hingga cara evaluasi.
Menurut salah satu peserta workshop, acara seperti ini sangat bermanfaat, tidak hanya menambah wawasan untuk membuat RPS, tetapi dapat menambah wawasan bagaiaman cara mengajar yang menyenangkan bagi mahasiswa. Pengajaran dapat kolaboratif menggunakan media kekinian seperti instagram dan youtube, sehingga sangat variatif dan tidak membosankan bagi mahasiswa, karena mahasiswa generasi Z sangat suka flexing. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Apa Reaksi Anda?