Regulasi Eks Napi Jadi Caleg Harus Jelas
Anggota Komisi II DPR RI Agung Widyantoro menyinggung perihal peraturan mantan narapidana (napi) yang ingin menjadi calon legislatif bahwa dirinya harus mengumumkan kepad ...
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI Agung Widyantoro menyinggung perihal peraturan mantan narapidana (napi) yang ingin menjadi calon legislatif bahwa dirinya harus mengumumkan kepada publik bahwa pernah dipenjara.
Menurutnya, dalam ketentuan ini perlu diperjelas kembali terkait media apa yang digunakan oleh bakal calon legislative bagi mantan narapidana itu untuk mengumumkan latar belakang dirinya.
Salah satunya pada rumusan redaksional mengenai redaksional mengenai syarat calon yang pernah menyandang status sebagai narapidana.
"Disana ada kewajiban untuk mengumumkan jati dirinya bahwa yang bersangkutan pernah diancam pidana baik itu lima tahun atau lebih terkait dengan jenis tindak pidana apa dia diancam, (seperti) makar, maupun politik dan sebagainya. Perlu dipertegas, kewajiban untuk mengumumkan jati dirinya ini melalui media apa?," kata Agung Rabu (12/4/2023).
Menurutnya, di era perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, banyak bermunculan media-media, bahkan dalam kontek personal pun bisa mempunyai medianya sendiri.
"Kita tahu perkembangan teknologi, revolusi industri 4.0, sekarang ini kan ada media cetak, elektronik, dan juga media online. Lalu di antara media cetak, elektronik, dan online ini ada tidak kewajiban untuk mengumumkan menggunakan media utama? Bagaimana kalau menggunakan media internal?,” sambungnya.
Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari sebelumnya menyampaikan sejumlah paparan, diantaranya mengenai Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 87/PUU-XX/2022 yang mengatur mengenai masa jeda lima tahun untuk mantan narapidana yang ingin mencalonkan diri menjadi anggota DPR dan DPRD dan Penambahan syarat bakal calon anggota DPD sebagaimana ditetapkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 12/PUU-XXI/2023.
”Mantan narapidana yang telah melewati jangka waktu lima tahun setelah selesai menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, secara jujur atau terbuka mengumumkan mengenai latar belakang jati dirinya sebagai mantan terpidana dan bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang kepada publik,” ucap Hasyim. (*)
Apa Reaksi Anda?