Prof Susinggih Ciptakan Teknologi Reprocessing untuk Memperkuat Hilirisasi Produk Olahan Gula Aren
Produksi gula dunia masih didominasi oleh gula tebu. Namun demikian, produktivitas dan total produksi gula tebu di Indonesia terus mengalami penurunan karena berbagai fak ...
TIMESINDONESIA, MALANG – Produksi gula dunia masih didominasi oleh gula tebu. Namun demikian, produktivitas dan total produksi gula tebu di Indonesia terus mengalami penurunan karena berbagai faktor, seperti berkurangnya lahan tebu, penurunan produktivitas tebu, pengelolaan tebu yang tidak efisien hingga inefisiensi produksi tebu pada pabrik gula.
Fenomena ini akhirnya membuat pemerintah melakukan impor gula secara besar-besaran, dan menjadikan Indonesia sebagai negara importir gula terbanyak ke-4 dunia.
Menanggapi hal ini, Professor dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Susinggih Wijana, S.U, mengatakan, salah satu alternatif pengganti gula tebu adalah gula palma, yang biasa di produksi dari aneka tanaman palma seperti kelapa, aren, siwalan atau nipah. Produk yang bisa dihasilkan dari gula ini pun beragam, seperti gula padat, gula semut dan sirup.
"Permasalahan penurunan produktivitas gula tebu sebenarnya dapat diatasi dengan pengembangan gula dari tanaman palma, langkah solutif yang strategis ini dapat dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan gula di Indonesia yang setiap tahun semakin meningkat," kata Susinggih.
Dia menambahkan, diantara jenis tersebut tanaman aren varietas unggul, mampu menghasilkan nira tertinggi hingga 15-25 liter/hari, sehingga sangat potensial untuk memenuhi gula di Indonesia.
Produksi gula aren yang dilakukan oleh perajin sebagian besar berbentuk gula cetak dan kualitasnya belum memenuhi standar nasional Indonesia (SNI), hal tersebut disebabkan oleh teknologi yang digunakan masih tradisional dan kualitas SDM dalam penguasaan teknologi masih relatif rendah.
Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas gula aren yang diproduksi oleh perajin dan juga diversifikasi produk olahan sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi gula aren adalah dengan melakukan proses ulang (reprocessing) terhadap gula aren yang diproduksi oleh perajin di pedesaan menjadi aneka produk gula kristal (semut), gula sirup, pasta gula aren, alkohol dan
asam cuka.
"Untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi produk gula cetak dapat dilakukan dengan teknologi reprocessing, mengolah ulang produk gula aren cetak menjadi aneka produk hilir (gula semut, sirup, pasta, alkohol dan asam cuka)," kata dia.
Secara detail, penelitanya yang berhubungan dengan teknologi reprocessing untuk memperkuat hilirisasi
produk olahan gula aren ini akan dia sampaikan pada hari pengukuhanya sebagai Guru Besar FTP UB pada Rabu (17/1/2024) mendatang.
Pihaknya pun berharap, teknologi reprocessing ini dapat diterapkan di berbagai sentra produksi gula palma umumnya dan gula aren khususnya. "Sehingga mampu meningkatkan produksi gula aren nasional, dampak yang diharapkan adalah kontribusi gula aren Indonesia mampu mengurangi impor gula Indonesia", pungkas dosen FTP ini.
Prof Susinggih merupakan profesor aktif ke 28 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Profesor aktif ke 207 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 368 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya. (*)
Apa Reaksi Anda?